Terluka

Di rumah Arnold tepatnya di dapur rumah itu sangat hening seperti kuburan padahal ada dua manusia di sana, keributan seperti kucing berkelahi tadi kini sudah diam dan tenang. Bahkan tidak mengeluarkan satu katapun, Arnold dan Chami kini sedang berhadapan tepatnya Chami sedang mengobati luka di kening Arnold.

"Aw..." Ringis Arnold saat Chami membersihkan luka di keningnya oleh kapas.

"Maafkan aku, tapi bisakah kau kuat sedikit." Chami menyunggingkan senyumnya melihat Arnold yang meringis menahan sakit.

"Gara-gara kau aku jadi terluka, astaga pasti memalukan jika kerja besok."

"Jangan bikin perkara lagi, malu apanya lagian Pa... Anu lagian kau tidak berubah kok seperti biasa. Super yang jahat." Chami hampir saja keceplosan menyebut papi yaitu Gani, Arnold sadar akan itu tetapi ia tidak menggubris karena ia ingin ikut sandiwara yang di buat Chami padahal Chami tidak membuat sandiwara apapun. Arnold saja yang tidak tahu jika Chami dan Chasi kembar.

"Hmm.. kenapa belum selesai? Kau ini lama sekali!"

"Sabarlah, kalau mau cepat sekalian aja lepaskan kepalamu. Beres semua masalah." Chami sudah selesai ia menekan dengan telunjuknya ke kening Arnold yang luka membuat lelaki itu makin meringis.

"Pasti beres semua dan akan ku pastikan kematian mu dulu yang aku lihat." Hati Chami bersedir mendengar itu, ia memegang dadanya merasakan sakit sesaat.

"Hey ada apa denganmu? Apa kau sakit?" Tanya Arnold panik karena Chami yang tiba-tiba begitu.

"Tidak, hanya saja ada rasa yang aneh tadi. Sudahlah, aku mau kembalikan kotak P3K ini dulu." Chami hendak meletakkan kotak P3K itu di salah satu pintu lemari di dekat dapur tetapi tangannya di tahan oleh Arnold.

"Apa kau sakit?" Arnold serius bertanya.

"Tidak, aku tidak sakit apapun. Aku hanya sakit jika tak ber-uang." Arnold menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Chami, ia langsung melepaskan tangan Chami dan membiarkan Chami meletakkan kotak obat itu ke tempat semula.

"Ayo masak aku sudah sangat lapar." Arnold berjalan menuju kulkas, ia mengambil bahan-bahan makanan sementara Chami yang baru meletakkan kotak obat tadi langsung segera menghampiri Arnold.

"Kau mau masak apa Super?" Chami memperhatikan Arnold mengeluarkan daging ayam dan kemudian sayur hijau yang tidak di ketahui namanya oleh Chami.

"Ntahlah!"

"Kau tidak tahu apa yang akan kau masak?"

"Hmm.. tolong potongkan bawang merah tipis-tipis!"

"Eh... Aku tidak bisa."

"Kau ini perempuan kenapa kau tidak bisa hanya memotong bawang? Cepat potongkan untukku, aku mau membersihkan daging ayam dan sayuran ini."

Chami sangat kesal ia kira Arnold akan mengajarinya masak dengan cara ia melihat saja cara kerja pria itu, dan soal memotong bawang ia tidak pernah sama sekali seumur hidupnya.

"Jangan bengong aja, cepat potong!" Chami mendengus kesal, ia mengambil beberapa biji bawang merah dan pisau yang paling kecil.

"Ishh... Bagaimana caranya aku tidak tahu!" Chami mulai kesal sebab ia mencium bau bawang yang membuatnya pusing.

Arnold melihat Chami dengan nafas berat, ia berfikir bagaimana cara Gani merawat dan membesarkan anak jika kelakuannya seperti itu bahkan Chami tidak pandai memotong bawang.

"Coba dulu kau pasti bisa, cepat kerjakan! Kau harus siap sebelum aku menyelesaikan ini." Chami merengut melihat Arnold, ia tak suka. Chami sangat tidak suka memasak, Jika Chami melihat bahan-bahan mentah makanan membuat ia sangat kesal dan pasti mengingat tentang Zira dan Chasi.

"Jangan melihatku begitu, ayo siapkan!"

Chami melihat bawang yang di pegangnya dan langsung mengupas asal kulit bawang itu, Chami berusaha memotong bawang denagn tipis tetapi ia tak bisa dan selalu hampir terkena jarinya.

"Kau ini, bukan seperti itu."

"Diamlah, aku sedang serius."

"Bukan seperti itu "

"Diamlah, aku aw..." Pisau untuk memotong bawang tadi melukai telunjuk Chami, Arnold panik melihat darah di telunjuk Chami dan ia langsung meraih tangan Chami dengan maksud ingin menghisap jari telunjuk yang berdarah itu. Belum jari telunjuk sebelah kiri itu masuk kedalam mulut Arnold denagn cepat pula Chami memukul kepala Arnold kuat dengan tangan kanannya.

"Argh kau gila?"

"Aku tadi bilang diamkan, kenapa kau ssnagat cerewet dan sekarang lihat jariku berdarah ishhh..."

Terpopuler

Comments

ayyona

ayyona

jempol 😎

2020-09-16

0

Triana R

Triana R

lanjut

2020-09-02

1

hany

hany

aku dengar ...aku lihat....
lanjut...

2020-08-28

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 72 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!