Flashback on
Dua belas tahun yang lalu CC Company mengalami kebangkrutan yang luar biasa, Gani sangat pusing sehingga ia terbuai dengan ucapan teman-temannya yang membuat ia berubah.
Rendra salah satu teman Gani dan juga mantan kekasih Zira waktu masa sekolah menengah atas, Rendra masih menyukai Zira walaupun mereka sama-sama sudah berkeluarga.
Siang itu Rendra datang ke rumah Gani yang tergadai oleh bank untuk membahas perusahaan Gani yang bangkrut dan Gani menyambutnya dengan hangat, Gani menyuruh Zira membuatkan minuman untuk Rendra karena pembantu mereka waktu itu di pecat karena Gani takut tidak bisa membayar.
Chami dan Chasi yang masih berumur 7 tahun sedang bermain di halaman rumah, mereka tidak tahu apa-apa tentang kebangkrutan Gani dan masalah orang tuanya. Gani tampak berbicara serius dengan Rendra hingga terdengar oleh telinga Chami.
"Chami tolong ambilin air putih aku haus!" Chasi memang penyuruh sejak dari kecil berbeda dengan Chami yang pengalah, Chami berlarian kecil hendak mengambil air untuk Chasi langsung terhenti saat mendengar pembicaraan Gani dan Rendra.
"Memiliki anak kembar memang sial, dan diantara salah satunya ada yang pembawa sial. Aku pernah memiliki tetangga yang memiliki anak kembar dan keluarga mereka hancur berantakan, sebaiknya kau jual salah satu dari anakmu itu." Gani kaget mendengar apa yang di katakan Rendra ia langsung menggeleng cepat menolak tidak menyetujui apa yang di katakan Rendra.
"Coba kau pikir baik-baik selama kau memiliki anak kembar pasti usahamu tidak maju-maju bahkan merosot jauh." Gani mengangguk ia mengenang saat ia menikah dengan Zira perusahaannya maju dan saat Zira melahirkan anak kembar membuat usahanya perlahan merosot.
"Jika menjual salah satu dari mereka tidak akan membuat kau gila, kalian bisa membuatnya lagi kan?" Rendra menyeringai saat Gani mulai masuk dalam jebakannya untuk menghancurkan keluarga itu, Rendra cemburu karena melihat Zira bahagia hidup dengan Gani dan di karuniai anak kembar padahal itu impian mereka saat masih berpacaran dulu.
Iman Gani melemah karena kehilangan harta, Zira yang membawa dua cangkir teh untuk Gani dan Rendra langsung menatap kedua pria itu aneh.
"Papi kenapa tampak gelisah begitu?" Tanya Zira setelah meletakkan teh di atas meja dan langsung duduk di samping Gani, Rendra yang melihat itu tambah panas di buatnya.
"Sepertinya kita harus menjual Chami mi!" Zira sangat kaget mendengar apa yang di ucapkan oleh suaminya, Gani ingat kata peramal tentang Chami yang membawa sial dalam keluarga ia nantinya. Gani sebenarnya tidak percaya dengan peramal itu karena ia pikir hanya peramal gadungan padahal peramal itu memang gadungan.
"Maksud papi apa? kenapa harus menjual anak?"
"Dia pembawa sial dalam keluarga kita, dan kita harus menjualnya!"
"Tidak Pi, dia anak mami dan tidak akan pernah di jual!"
"Tenang-tenang ada cara lain jika tidak ingin menjual Chami." Rendra menyeringai dalam hati, ia sangat ingin melihat keluarga mantan kekasihnya hancur.
"Apa itu?" Tanya Gani dan Zira serempak.
"Perlakukan Chami berbeda dengan kembarannya." Rendra seperti mendapatkan uang sekarung dari langit saat ia melihat Gani mengangguk setuju.
Chami terdiam di balik pintu depan rumah, ia masih kecil tetapi ia mengerti maksud dari pembicaraan orang dewasa itu. Chami berlari menjauh dari sana dan tidak jadi mengambil air minum untuk Chasi, Chami memilih untuk sendiri di balik pohon akasia di samping rumahnya. Chasi sibuk bermain di halaman hingga tidak menyadari jika Chami sudah melewatinya dan tengah terduduk di balik pohon.
Chami tau tentang jual anak sebab ia pernah melihat berita tentang orang tua kehilangan anak dan kemudian di jual, ia sungguh takut jika benar-benar di jual. Chami menyendiri cukup lama hingga magrib ia takut bertemu Gani, ia sungguh takut di jual.
Setelah mendengar adzan magrib Chami kembali ke rumah ia takut jika harus di jual tetapi ia memberanikan diri untuk pulang, baru Chami masuk kedalam rumah tiba-tiba Gani langsung memukul kakinya dengan rotan.
"Kau baru pulang ya? kemana saja kau?" Chami menangis saat Gani memukul betis kecilnya dengan rotan, Chami tak pernah di pukuli bahkan di cubit sekalipun ia tidak pernah. Tetapi setelah Rendra pulang dengan membawa kemenangan ia pun mendapat kemalangan.
"Ampun Pi.. hiks ampun."
Sejak saat itu semuanya berubah, Chami terus di pukuli jika berbuat kesalahan kecil dan berbeda jauh dengan Chasi yang di rawat dengan penuh kasih sayang.
Flashback off
Chami menggosok pelan betisnya dimana ia merasakan sakit saat di pukul oleh ayahnya sendiri, sakit itu tidak di betis lagi melainkan di hati. Chami menatap dirinya di balik di kaca lemari kamarnya, ia melihat teliti wajahnya dan menatap dalam matanya sendiri di balik kaca.
"Apa aku benar-benar pembawa sial?" Chami meraba wajahnya, setiap lekuk di wajahnya dan berakhir di pipi dimana tangan Gani pernah mendarat dengan keras di situ.
"Apapun yang kalian lakukan aku tetap mencintai kalian."
🌺🌺🌺🌺
🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
ayyona
mampir lg kk 😍😎
2020-08-31
1
hany
thor....hiks...hiks....
2020-08-28
0
Triana R
cemungutt kak
2020-08-28
0