Arnold makan bakso sendirian di meja makan sedangkan Beni, Ayu dan Chami sedang makan di meja makan khusus untuk pembantu di sudut dapur. Bebi dan Ayu sedang memadu kasih dengan saling menyuapi dan bercanda tawa beda dengan Chami dan Arnold setiap suap dan setiap kunyahan selalu teringat dengan ciuman tadi.
"Sial! Kenapa aku selalu memikirkannya dan kenapa Super sialan itu selalu memenuhi pikiranku, tidak! Aku tidak boleh mengingatnya argh.. tapi ciuman itu kenapa aku bisa terbuai oh tidak sadar Chami kau bisa gila nanti." Chami menggeleng kuat membuat Bebi dan Ayu menatap Chami aneh.
"Hey wanita gila sepertinya kau memang benar sudah gila ya, kenapa kau geleng-geleng tidak jelas, jangan-jangan urat saraf mu sudah putus ya?" Chami menatap sinis ke arah Beni dan kemudian Ayu, ia geram dengan ucapan Beni daripada membuat masalah ia memilih pergi dari situ.
"Iya urat saraf ku memang sudah putus!" Chami berdiri dan langsung meninggalkan mereka berdua yang menatap tak suka, Chami melewati Arnold yang sedang termenung sambil menatap bakso di mangkuknya.
"Setelah berciuman denganku tampaknya dia seperti ayam sakit, sebentar lagi mungkin mati cih.." Chami masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu kamarnya dengan kuat.
Dumb
Arnold kaget ia melihat ke arah belakang dimana kamar Chami berada, ia tahu jika gadis itu marah tetapi ia juga yakin jika Chami menyukai perbuatannya tadi karena itu adalah sesuatu yang berkesan dan pastinya nikmat.
"Calon istriku itu heh, bilang aja suka!" Arnold melanjutkan makannya dan menghabiskannya dengan cepat.
***
"Papi sudah pulang, kok senyum-senyum gitu sih?" Zira berdiri dari duduk di sofa ruang tamu ia sedang bermain handphone dan baru menyadari jika Gani sudah memperhatikannya dari tadi.
"Dari tadi papi pulang mi, mami tau gak Arnold manager perusahaan papi mau mencoba berdekatan dengan Chasi. Papi yakin jika mereka bertemu pasti mereka bakalan langsung jatuh cinta hehehe."
"Oh ya. Bagus dong Pi tapi kita ke kamar dulu yuk, papi mandi dan ganti baju dulu baru nanti terasa segar. Bentar lagi Chasi pulang dan kita bicarakan masalah ini lagi dengan dia ya." Zira menuntun Gani ke kamar mereka, Gani tersenyum karena mendapatkan istri yang baik seperti Zira.
"Makasih ya mi mau menikah dengan papi, walaupun perusahaan papi bangkrut waktu dulu tapi mami selalu menemani papi selalu."
"Iya Pi sama-sama, sudah kewajiban mami bersama papi suka dan duka. Tapi Pi bagaimana dengan Chami? mami mau dia pulang ke rumah lagi Pi."
"Papi tidak tahu di mana dia dan papi tidak mau tau!"
"Tapi dia anak kita Pi, di kembarannya Chasi."
"Papi terima dia kalau dia bisa seperti Chasi!"
"Pi tapi kita tidak tahu dia sudah makan apa belum? Dia tinggal dimana? Dan Mami khawatir karena dia perempuan Pi."
"Chami pandai beladiri, sudahlah mi papi mau mandi dulu."
Gani masuk kedalam kamar mandi sedangkan Zira menatapnya langsung merasa kecewa karena suaminya tidak mengkhawatirkan Chami, Zira memutuskan mencari sendiri mulai besok ia ingin bertemu dengan Chami dan membawa anaknya kembali ke rumah biarpun Gani memarahinya nanti.
"Tenang sayang mami akan menemukanmu dan mami akan membawamu pulang ke rumah ini lagi."
Zira pergi ke dapur menyuruh asisten rumahnya untuk membuatkan makan malam untuk mereka, sembari menunggu Gani selesai mandi ia pun ikut membantu memasak walaupun hanya membantu sedikit-sedikit.
"Chasi pulang." Chasi masuk kedalam rumah dengan senang, ia melihat sekeliling dan langsung mencium bau masakan ia pun langsung pergi ke dapur. "Mami masak?" Tanya Chasi saat melihat Zira sedang menumis sayur.
"Sayang, kamu sudah pulang. Ini mami cuma bantu bibi masak dikit-dikit aja, bagaimana kuliahnya kamu pasti bisa kan?"
"Bisa dong mi, lagian pelajarannya mudah-mudah kok."
"Iya deh anak mami yang paling pintar."
"Anak papi yang satu ini memang pintar beda sekali dengan kembarannya ya kan sayang?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Triana R
lanjut kak
2020-08-26
1
ayyona
mampir lg kk 😍
2020-08-25
1
Mei Shin Manalu
Likeee lagii
2020-08-25
1