Pagi-pagi sekali saat orang belum bangun dan matahari pun masih enggan untuk menampakkan dirinya Chami sudah sudah berkeliling di sekitar rumah Arnold, walaupun rumah itu besar dan megah tetapi rumah milik orangtuanya jauh lebih besar. Memori Chami selalu terngiang-ngiang akan hari pengusiran itu bagaikan kekasih di putus cinta yaitu susah move on, dia kadang tertawa, menangis dan paling sering tertawa sambil menangis. Salah satu kesalahan orang tua yaitu sering salah ucap mengenai anaknya kepada anak tersebut atau mengatakan kepada orang lain, mengatakan hal yang mematahkan semangat akan membuat anak akan berulah atau menonjolkan diri demi mencapai perhatian.
"Hai ikan sudah berapa kau di sini?" Sapa Chami saat melihat ikan koi di dalam aquarium.
"Ishh.. jahat sekali Super itu kenapa dia tidak memberikanmu teman aku yakin kau pasti akan kesepian, tenang saja kalau ada kesempatan nanti aku akan memberikanmu teman oke." Chami tersenyum sambil memainkan jarinya di kaca aquarium, ia pun memberi makan ikan tersebut dan langsung tertawa saat ikan itu dengan lahap memakan makanan yang di berikannya.
"Wah wah ikan pintar, jangankan teman kamu tampaknya jarang di beri makan ya? Awas aja Super, eh dia pasti belum bangun bagaimana kalau aku ngerjain dia. Tapi kamarnya di mana ya? Ah masa bodoh aku cari di lantai atas dulu ya, bye ikan eh nama kami sekarang Bubu oke. Bye Bubu!" Chami melambaikan tangannya dan ia langsung berjalan dengan senang menuju tangga lantai dua, Chami mencari kamar Arnold.
"Dimana ya kamar pria jahat itu?" Gumam Chami sambil melihat-lihat, matanya pun tertuju pada pintu yang ada di pojok lantai dua walaupun ada dua pintu lagi di sana tetapi Chami memilih untuk melihat isi dari balik pintu tersebut.
Chami berjalan mendekati pintu itu kemudian ia memegang handle pintu tersebut dan di putarnya pelan, dan terlihatlah sebuah kamar yang remang dan matanya tertuju dengan ranjang yang terdapat orang di balik selimut tebal berwarna putih itu.
"Wuih.. remang-remang sayang atau suram nih, Super masih tidur ternyata dasar pemalas." Gumam Chami sambil memasuki kamar dan menutupi pintu pelan, Chami menjijitkan kakinya sambil berjalan menuju Arnold yang ada di balik selimut.
"Hidungnya mancung banget hahaha pasti bulu hidungnya panjang, pasti dia gak tau rasanya nyabut bulu hidung. Nih rasain nih Super!" Gumam Chami sambil cekikikan sendiri.
Jari telunjuk dan jempol tangan kanan Chami bagaikan penjepit yang siap menarik bulu hidung Arnold, lubang hidung Arnold yang lumayan besar membuat Chami dengan mudah mencabuti hidung pria itu. Belum sampai jari Chami ingin menjepit masuk ke lubang hidung Arnold, mata Arnold sudah terbuka Chami sungguh kaget karena ketahuan.
"****** gue!!"
"Pagi-pagi sudah bikin ulah." Sapa Arnold dengan senyuman, Chami tertegun melihat senyuman Arnold dapat meneduhkan jiwa dan tatapan yang dalam itu membuat orang salah tingkah khusus kaum hawa.
"Hekh... ahhh..." Teriak Chami saat tangannya di tarik oleh Arnold ke atas badannya.
"Ahhh lepasin aku Super." Chami menggeliat di atas tubuh Arnold dan pastinya di tahan Arnold agar tidak dapat kesana-kemari.
"Kamu yang sudah kesini dan mencoba menggodaku, apa kau tahu resiko jika ada orang yang masuk kesini tanpa izin?" Tanya Arnold saat wajah mereka berhadapan bahkan deru nafas pun terasa menghempas wajah.
Chami menggeleng cepat ia tidak tahu apa yang akan terjadi jika ada orang lain masuk ke kamar Arnold, tetapi melihat wajah Arnold dari dekat membuatnya berdebar-debar.
"Mendapatkan hukuman!" Chami menelan air ludahnya, ia ingin mengences bukan karena Arnold mengatakan akan mendapatkan hukuman melainkan melihat bibir pria itu yang menggoda dan seolah-olah ingin minta di *****.
"Kenapa kau melihatku seperti itu?" Tanya Arnold yang menyadari tatapan liar Chami.
"Ke...napa anu bibirmu itu anu?" Chami sangat gugup melihat bibir Arnold yang menggoda di tambah ia sedang di atas tubuh Arnold membuat ia bisa menguasai pria itu.
"Kenapa dengan bibirku? Ah.. kau mau menciumnya?" Arnold langsung menghempaskan tubuh Chami di samping dirinya dan ia langsung duduk melihat tajam ke arah Chami.
"Aw... sakit Super," Kata Chami pura-pura.
"Ada hati mau menciumiku huh, dasar mulut bau tidak pernah gosok gigi ya?"
"Eh... enak aja aku biasanya gosok gigi satu kali pakek satu odol mana mungkin mulutku bau, bilang aja gugup kan karena melihat bibirku yang seksi ini." Chami tak mau kalah dan ia tidak mau ketahuan jika ialah yang menginginkan bibir pria itu.
"Dasar Dekil, jadi aku mau tanya kenapa kau ada di sini?" Chami langsung duduk ia langsung memuncung kan bibirnya agar Arnold tergoda akan wajah menggemaskannya dan tidak memberikan hukuman untuknya seperti yang dikatakan Arnold tadi.
"Aku cuma mau nanya kenapa Bubu tidak ada temannya." Jawab Chami sambil memasang wajah memelas.
"Bubu mana? mana ada namanya Bubu di rumah ini!" Arnold bingung entah apa yang di katakan oleh Chami, sedangkan Chami baru ingat jika ia baru memberi nama dan tidak menyebutkan ikan.
"Itu ikan koi itu kasian dia sendirian kenapa dia tidak di beri teman?"
"Kau lah yang akan menjadi temannya nanti, cepat keluar dari kamarku siapkan aku sarapan yang terenak dan jangan minta bantuan sama siapapun. Mengerti?"
"Hemm baiklah, tapi..."
"Cepatlah keluar!"
"Iya iya Super jahat." Chami beranjak dari tempat tidur dan langsung berjalan menuju pintu, Arnold hanya geleng-geleng melihat kelakuan Chami dan saat Chami keluar ia pun langsung memegang perutnya.
"Arghh Dekil itu kenapa harus datang kesini, aduh aku sudah tidak tahan menahannya." Arnold langsung berlarian masuk ke kamar mandi dan langsung buang air, ia sangat menderita menahan sakit perutnya dan untung saja ia bisa menahan tidak buang angin.
"Ahhh leganya."
**🌺 Haiii semua terima kasih atas dukungannya, serius aku senang banget karena mendapatkan vote dari kalian. Itu vote pertama aku loh dari sekian aku bikin novel, terimakasih ya yang ngasih vote🌺
🌺Jangan lupa like dan coment ya kalau suka ceritanya, itu bikin semangat nulisnya loh. Tunggu kelanjutannya nanti malam ya🌺
Selamat membaca ☺️ Terimakasih atas kunjungannya 🤗🤗**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Radin Zakiyah Musbich
suka kak ❤️❤️❤️
jgn lupa mampir jg ke novelku dg judul:
"AMBIVALENSI LOVE"
kisah cinta beda agama,
ku tunggu like and coment nya ya 🐳🐳🐳
2020-10-06
0
ᶠᴮʳ͢°nɥɔ͠ɐɔᴉʌ٭🌀⃟
Hai Kak Semangat selalu dalam berkarya
2020-09-11
0
ᴘɪᴘɪᴡ ❶ ࿐ཽ༵ ᴮᴼˢˢ
hei thor mangat trus ya
2020-09-04
0