Flashback on
"Kemana lagi perginya kakak kamu Chasi, apa dia sudah tidak mau lagi tinggal di rumah ini?" Gani ayah anak perempuan kembar itu sedang terlihat gusar, bagaimana tidak sudah dua hari Chami pergi dari rumah setelah kelulusan Chami dan Chasi.
"Pi mungkin Chami sedang liburan dengan teman-teman yang lain soalnya murid di kelas Chami pergi liburan ke Bali rame-rame, aku yakin Chami tidak memberi tahu karena takut jika Papi sama Mami tidak mengizinkan." Chasi menunduk takut jika ayahnya marah karena ia tidak mengetahui apa yang di kerjakan dengan kembaran sendiri.
"Chami itu tidak ada takut-takutnya, bagaimana ini Pi mami khawatir jika terjadi apa-apa dengan Chami dia itu perempuan dan dia tidak memberi kabar selama dua hari ini. Apa kita lapor polisi aja Pi?" Ibunya Chami yang bernama Zira sangat khawatir dengan keadaan putrinya itu.
"Tidak! Jika kita lapor polisi dan kabar ini sudah kemana-mana mau taruh dimana muka papi apa mami mau semua orang tahu jika kelakuan anak kita satu itu sudah kelewat batas?" Gani sangat geram ia sudah mengerahkan anak buahnya tetapi satupun tidak ada yang tahu keberadaan Chami.
Chami Melania dan Chasi Melania memiliki kepribadian yang jauh berbeda, Chasi sangat feminim dan semua yang di lakukannya sangat lembut seperti wanita tulen. Chasi juga penurut dan ia cenderung pendiam berbeda dengan Chami yang ugal-ugalan dan tidak pernah menurut apa yang di katakan orang tuanya.
Dari kecil hingga sekarang ini kasih sayang yang di berikan Gani dan Zira hanya untuk gadis yang penurut yaitu Chasi, orangtua Chami sangat bingung dengan kelakuan anaknya itu semenjak umur 8 tahun Chami mulai bertingkah aneh bahkan sering mencuri di kelas dan itu membuat mereka di panggil ke sekolah karena Chami selalu membuat kesalahan.
Chami juga sering berkelahi di sekolah hanya demi membela Chasi yang di bully karena sangat pendiam, walaupun semuanya di lakukan untuk Chasi tetapi akhirnya Chami juga yang akan di pukuli oleh Gani jika pulang dari sekolah. Gani dan Zira tak habis pikir dengan Chami yang seperti berandalan, merekapun sering berkelahi karena saling menuduh tidak becus merawat anak.
Ting Tong
"Pi jangan-jangan Chami sudah pulang." Ucap Zira sambil berdiri, mereka sedang di ruang tamu membahas tentang Chami.
"Ayo kita lihat, awas aja dia nanti." Gani dengan keadaan marah langsung menuju pintu rumahnya, Zira dan Chasi juga ikut menemani.
Gani membuka pintu ia sangat kaget begitupun dengan Zira dan Chasi, mereka melihat Chami dengan keadaan mabuk sambil memegang minuman keras di tangannya dan berjalan terhuyung-huyung hendak masuk rumah.
"Chami! anak sialan!" Gani langsung merebut botol minuman keras yang tinggal setengah itu dan menghempaskannya ke lantai teras rumah.
"Chami apa-apaan kamu kenapa kamu mabuk?" Zira panik melihat anak gadisnya dengan kondisi seperti itu sedangkan Chasi hanya diam melihat saja.
Plak
Gani menampar Chami hingga anak gadisnya tersungkur di lantai, Chami hanya tertawa mengejek melihat ayahnya itu.
"Mulai sekarang pergi dari rumah ini jangan kembali lagi! Kau bukan anakku lagi, anakku tidak sebejat dirimu." Gani langsung menutup pintu, Zira menggeleng kuat kepalanya menolak apa yang dikatakan Gani tetapi pilihan Gani tidak bisa di ganggu gugat ia sudah mengusir anak gadisnya itu.
Chami tertawa sambil mengeluarkan air mata, ia menepuk-nepuk dadanya yang sesak. Ia mengeluarkan handphone di saku celananya dan dompetnya kemudian di letakkan di depan pintu, Chami bangkit menghadap pintu rumah besar itu ia menghapus air matanya walaupun kepalanya terasa pening namun ia berusaha untuk tegap.
"Maafkan aku papi mami, memang sedari dulu aku bukan anak kalian kan?"
Chami pergi dari rumah itu, rumah yang menjadi saksi dari ia kecil hingga ia menjadi remaja yang cantik. Dia juga tidak tahu apakah Gani akan menerimanya kembali ke dalam rumah itu yang ia tahu ia hanya akan menjalani hidup di luar sana tanpa saudara dan barangkali mendapat teman baru.
Flashback off
Chami merenung di dalam kamar ia mengingat setiap hari dimana hari pengusirannya itu, Chami ingin kuat tetapi air matanya tak bisa di ajak kompromi. Sekuat apapun manusia jika sudah tersakiti pasti akan menangis dan dengan itu walaupun rasanya lega tetapi masih akan membekas.
"Aku mencintai kalian, seandainya kalian dulu tak mengatakan itu akupun tidak akan seperti ini." Chami memejamkan matanya memaksa untuk tidur, ia ingin beristirahat dengan tenang cukup lama ia tidak tidur di dalam kamar yang nyaman perlahan ia pun terlelap dalam buaian malam dan nyamannya tidur beralaskan kasur.
🌺**Selamat membaca jangan lupa like dan coment biar tambah semangat nulisnya.🌺
Terimakasih atas kunjungannya 🤗🤗
I Like You mulai besok up pagi dan malam per satu chap ya 😊
Mampir juga di novel baruku "UJUNG HARAPAN" di jamin seru 🤗🤗🤗**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Radin Zakiyah Musbich
nengok nengok...
keren thor...
ijin promo ya 🙏
jgn lupa mampir jg ke novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" ❤️
kisah cinta beda agama,
ku tunggu jejaknya ya 🤗🙏
2020-09-22
0
Asih Sunkar
halo kak aku mampir bawa buah jari berupa like rate dan komen mampirlah juga ke karyaku ya 🙏🙏🙏🙏🙏
Terpaksa menikahi wanita janda
terpaksa menikahi wanita janda
2020-09-04
1
🧭 Wong Deso
keren
2020-09-03
1