Kamar Chami

"Apa? kau selalu memanggilku wanita gila, aku harap kau yang akan gila nanti." Kata Chami tak suka.

"Heran aku kenapa bos membawamu pulang, mulut kayak ikan pari begini akan di jadikan pembantu heh aku yakin semuanya akan di kerjakan dengan mulut nanti." Balas Beni tak mengalah, ia sibuk membenarkan posisi barang-barang yang di bawanya agar tidak jatuh.

"Kalau iri bilang aja, cepat tunjukkan dimana kamarku aku sudah lelah." Chami tidak ada niatan membantu Beni padahal itu barang-barangnya, Beni sungguh merasa sial di hadapi dengan wanita yang di katakannya gila itu.

"Enak aja pegang sendiri di barang-barang mu." Beni menyodorkan beberapa pepper bag kepada Chami tetapi tidak di layan Chami ia langsung sibuk melihat sekitar rumah.

"Wanita gila! kau ini membuatku geram!"

"Sssttt cepatlah tunjukkan kamarku sebelum aku berteriak di rumah ini dan Super akan marah." Beni benar-benar kesal di buat kelakuan Chami yang terlewat batas, ia ingin cepat-cepat bertemu Ayu kekasihnya yang bekerja di rumah itu juga sebagai pembantu dan tinggal di kamar dekat dapur.

"Argghh cepat ikut aku kamarmu ada di sebelah gudang, masih mending aku tidak meletakkan kau di gudang." Chami langsung mengangguk semangat dan Beni langsung mengantar Chami menuju kamarnya.

Terlihat ada dua pintu dan kamar Chami ada di sebelah gudang, Beni menunjukkan kamar untuk Chami dan ia pun langsung membuka pintu yang di tunjuk Beni tadi. Mata Chami di hadapkan dengan ruangan yang bersih dengan dinding berwarna putih dan hanya ada sedikit barang di sana, terlihat hanya ada single bed, lemari dan ada meja kecil di samping tempat tidur.

"Letakkan barang-barang ku di atas tempat tidur saja." Kata Chami setelah melihat isi kamar, Beni tak menjawab ia segera meletakkan barang-barang itu dan langsung meninggalkan Chami di dalam kamar itu sendiri.

"Dasar pria itu." Gumam Chami setelah Beni tak terlihat lagi oleh matanya.

Beni langsung segera menuju dapur wajahnya tampak masih kesal, Beni mengetok pintu kamar yang terdapat di situ itu adalah kamar Ayu kamar kekasihnya berbanding dengan kamar Chami yang terletak sebelum menuju dapur.

"Abang sudah pulang?" Tanya Ayu manja.

"Sudah atuh neng, neng Ayu gak kesepian kan Abang tinggal seharian?" Beni langsung merangkul pundak Ayu sambil masuk ke dalam kamar.

"Wanita mana yang gak kesepian bang kalau pacarnya tidak memberi kabar seharian." Jawab Ayu sambil kepalanya bermanja di bahu Beni, Ayu berumur 31 tahun dia memang belum menikah sama seperti Beni dan mereka di pertemukan tiga bulan yang lalu saat Ayu melamar kerja di rumah itu sedangkan Beni sudah lima tahun berkerja dengan Arnold.

"Iya iya maafkan Abang, kamu gak keberatan kan kalau Abang tidur di sini lagi?" Ucap Beni sambil memasang senyum terindahnya.

"Tidur di kamar Abang aja nanti ketahuan bos bagaimana?" Tanya Ayu takut ketahuan.

"Gak bakal ketahuan kok tenang aja, masa neng tega sih liat Abang tidur di kamar belakang saja Abang takut neng sendirian." Beni memasang wajah sedih membuat Ayu mengangguk menyetujui sebab ia kasihan dengan Beni karena di tempatkan kamar di halaman rumah belakang walaupun itu tampak seperti rumah kecil tetapi jika tinggal sendirian akan takut juga.

"Iya tapi di lantai ya kita kan belum muhrim nih, makanya bang cepat nikahin aku biar kita tinggal di halaman belakang berdua kan seru tuh."

"Iya neng sabar Abang lagi ngumpulin uang dulu."

"Nikah murah kok bang kita yang penting sah neng sudah senang kok."

"Abang juga senang kalau kita sudah sah tapi Abang mau kita tuh bulan madu neng, walaupun kita gak bulan madu di luar negeri kita bulan madu di Indonesia aja. Abang sudah cari-cari tuh tempat bulan madu yang keren dan harganya murah tak kalah lah dengan Bali."

"Wah dimana tuh bang?" Tanya Ayu penasaran.

"Di Bintan neng, di sana banyak hotel dan pantainya cantik-cantik Abang ada lihat di YouTube. Abang janji kalau kita sudah nikah nanti kita akan bulan madu di sana oke." Ayu mengangguk semangat kemudian ia bangkit dari duduknya di atas ranjang bersama Beni tadi dan menyiapkan kasur kecil di samping bawah tempat tidurnya untuk Beni tidur di situ.

Di kamar pembantu lain Chami baru siap berpakaian tidur dan sudah mengemas barang-barangnya yang tadi di beli, ia senyum-senyum sendiri melihat barang-barang tersebut. Chami langsung membaringkan diri di atas kasur yang cukup empuk ia menatap langit-langit kamar lalu menyunggingkan senyumnya.

"Mami Papi kalian apa kabar? aku sudah bisa mandiri sekarang apa aku boleh pulang ke rumah? Mami Papi aku memang berbeda dengan Chasi dan dari dulu memang berbeda dan tak akan tetap sama sebab walaupun kami kembar tak di pungkiri jika kepribadian kami berbeda. Terimakasih telah mengusir ku sebab dengan ini aku aku tahu susahnya mencari uang dan tanpa uang juga aku tahu rasanya di hina, mi pi aku sekarang berkerja sebagai pembantu aku sudah tidak di jalanan lagi. Aku harap kalian bahagia, Chasi kau apa kabar? enak ya pasti kau sudah mulai masuk kuliah tapi tidak apa-apa aku memang tidak suka belajar. Chasi kau tak merindukan kembaran mu ini aku sungguh merindukanmu dan aku harap kau akan sukses nanti belajarlah yang giat, aku ingin bertemu kalian semua entah kapan itu."

🌺Mohon dukungannya dengan like dan coment, maaf jika banyak typo bertebaran kalau suka sama ceritanya jangan lupa kasih vote ya.🌺

Terimakasih atas kunjungannya 🤗🤗

Terpopuler

Comments

Bayangan Cinta

Bayangan Cinta

Like kaka

2023-12-07

0

Mia Poei

Mia Poei

Like kak

2020-09-04

0

🧭 Wong Deso

🧭 Wong Deso

lanjut

2020-09-03

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 72 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!