Di mall Chami sangat senang ia begitu excited berlarian kesana kemari dengan baju lusuhnya, Arnold terus saja memperhatikan kelakuan Chami yang begitu kelewat bahagia. Beni memandang Chami tak suka, entah mengapa jika wanita yang di lihatnya itu wanita yang penuh rahasia bahkan tidak seperti anak jalanan.
"Hahaha di sini enak banget Super, wah.. orang-orang di sini juga keren-keren." Chami memperhatikan orang-orang yang lewat yang menatapnya aneh.
"Mereka keren sedangkan kau lusuh, ayo kita beli bajumu." Chami mengikuti kemana Arnold pergi sedangkan Beni yang berada agak di belakang hanya memasang wajah masam.
Mata Chami di sajikan oleh pakaian-pakaian yang cantik, banyak dress yang berwarna-warni dan pakaian wanita masa kini. Arnold menyuruh Chami mencoba banyak baju walaupun pelayan toko itu tidak memberi izin awalnya karena melihat pakaian yang di gunakan Chami tetapi langsung mengangguk setuju setelah Arnold akan membelikan apa yang di coba Chami.
"Bos Anda yakin jika akan membelikan baju-baju yang tadi untuk wanita itu?" Tanya Beni tak yakin, maksudnya ia tidak terima jika bosnya yang pelit dengan dirinya dan memberi secara cuma-cuma untuk orang lain apalagi orang yang baru di kenal.
"Memangnya kenapa? Apa kau iri?" Tanya Arnold yang sedang duduk menunggu Chami keluar, Beni yang tengah berdiri di samping Arnold langsung menggeleng kepala cepat.
"Bagaimana aku tidak iri bos kau tidak pernah memberiku apa-apa, sekarang wanita gila itu mendapat hadiah yang... Argghh sabar Ben ingat Ayu wanita mu itu selalu menjadi penyemangat mu, Abang mencintaimu neng Ayu." Beni sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri sementara Arnold langsung tertegun saat melihat Chami sudah berganti pakaian dengan dress warna biru laut pilihannya tadi.
"Apa ini? Kenapa Dekil jadi cantik begini?" Gumam Arnold.
"Hai Super kok bengong sih, lihat nih aku cantik kan? Tapi ribet nih pakai yang beginian enak pakai celana bisa gerak bebas kemana-mana." Chami memutar-mutar badannya sambil memainkan dress yang di pakainya itu.
"Biasa aja, kalau Dekil ya tetap Dekil! Mbak ambil 10 dress yang ukuran seperti ini dan juga setelan wanita yang ada celananya, Dekil kau jangan ganti baju biar pakai itu saja." Suruh Arnold, pelayan tadi langsung segera menyiapkan apa yang di perintahkan untuknya tadi.
"Super ribet loh aku pakai yang beginian, oh iya baju tidurku bagaimana aku harus tidur pakai baju tidur dong." Kata Chami sambil memegang keningnya.
"Dasar wanita gila matre, bilang aja kau cuma moduskan sudah terlihat ternyata biang mu!" Kata Beni dalam hati tetapi mulutnya di monyong-monyongkan ke arah Chami.
"Tidak hanya baju tidurmu tetapi juga sendal, sepatu, sabun dan alat-alat kecantikan lainnya." Ucap Arnold sambil menunjuk senjal jepit yang di pakai Chami yang sudah tak layak pakai sebab di bagian tumitnya sudah bolong.
"Bos apa ini tidak kelewatan?" Tanya Beni tidak terima.
"Diamlah!" Jawab Arnold singkat.
"Wah benarkah Super, apakah kau akan membelikan aku semua itu? Kau memang baik Super." Chami berjingkrak-jingkrak senang ia seperti menjadi wanita seutuhnya nanti, tidak seperti di jalanan yang tidak memperhatikan penampilan.
"Iya." Jawab Arnold.
Setelah berbelanja cukup banyak untuk keperluan Chami di tambah sempat makan di restoran merekapun sampai di depan rumah Arnold yang terlihat mewah, rumah bergaya modern dan pastinya membuat hati menciut jika orang atau anak jalanan melihat itu.
"Ini rumahmu Super?" Tanya Chami setelah keluar dari mobil ia begitu terkagum-kagum melihat kemewahan rumah Arnold.
"Iya ini rumahku dan ingat kau akan bekerja untukku di sini dan akan menjadi pembantu!" Jawab Arnold seraya mengingatkan.
"Iya..iya aku paham aku akan jadi pembantu di sini, tapi sungguh rumah ini sangat besar. Mmm.. pasti anak-anak mu suka bermain di halaman ini kan?" Chami melihat sekitar halaman yang juga cukup besar, ia juga membayangkan anak-anak Arnold bermain dengan ceria di halaman itu.
"Aku belum menikah jadi aku belum punya anak, ayo kita masuk." Arnold jalan duluan dan di ikuti Chami dari belakang sedangkan Beni yang dari tadi sibuk sendiri sedang berusaha membawa banyak barang-barang milik Chami yang baru di beli tadi.
"Awas kau wanita gila!" Ucap Beni dengan geram sambil menenteng barang-barang yang banyak.
"Umurmu sudah 28 tetapi kenapa kau belum menikah Super?" Tanya Chami penasaran.
"Aku belum mau." Jawab Arnold.
"Kau belum mau Super? Tapi rumah sebesar ini kau hanya tinggal dengan Om supir stress itu, ahh... Jangan-jangan kalian?" Chami menutup mulutnya, Arnold langsung berhenti dan membalikan badannya melihat Chami yang kaget.
"Jangan-jangan apa, Dekil?" Tanya Arnold ingin tahu sebab ia juga penasaran apa yang ada di otak gadis di depannya itu, Arnold terus melihat Chami menunggu kata apa yang akan di keluarkan oleh Chami.
"Kalian, Gay?" Chami masih tak percaya dengan isi pikirannya sendiri tetapi melihat wajah Arnold yang santai saja membuat ia yakin bahwa Arnold benar-benar gay.
"Super, apa kalian benar-benar gay?" Tanya Chami cepat ia ingin tahu sebab ia juga akan tinggal di rumah itu.
"Kalau iya bagaimana?" Arnold menyunggingkan senyumnya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Chami membuat wanita itu makin tak bernafas karena kaget tadi.
"Jadi ka..lian benar-benar ho...mo?"
Tak.
"Aw... Sakit Super." Ringis Chami karena Arnold mengetok kepalanya, Chami mengelus kepalanya dan memandang Arnold kesal.
"Isi kepalamu itu yang homo, aku tampan, keren begini di bilang gay. Cih..." Arnold tidak menyangka jika Chami berpikiran seperti itu.
"Tapi..."
"Diamlah sebelum aku mencium bibirmu itu agar kau berbicara tidak jelas lagi." Chami dengan cepat menutup mulutnya dengan kedua tangan sangat erat kemudian ia menggelengkan kepala dengan kuat.
"Gadis pintar, cepat setelah itu istirahatlah bersiap untuk bekerja besok. Beni akan menunjukkan kamarmu, aku ke kamar dulu!" Chami mengangguk mengerti setelah itu Arnold meninggalkan Chami yang tengah berdiri menatapnya, tak lama itu Beni dengan wajah masamnya menghampiri Chami.
"Hey wanita gila."
Beni yang melihat kelakuan Arnold dan Chami hanya memandang saja, ia sungguh kesal karena Chami menyebutnya stress dan ia juga mendengar jika Chami mengatakan ia dan Arnold adalah homo. Beni sangat tidak suka ada orang yang terlewat batas, ia sadar diri jika dirinya hanya supir di situ tetapi melihat kelakuan Chami yang bersikap sok dewasa membuatnya geram.
🌺**Mohon dukungannya dengan like dan coment, maaf jika banyak typo bertebaran.🌺
Terimakasih atas kunjungannya** 🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Mia Poei
Lanjut kak
2020-09-03
1
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
next
2020-09-02
1
Panda Virgo
maaf nih ya,kurang greget deh kalau pggilnya super,d ganti tuan aja,panggilnya kan enak bcanya
2020-09-02
1