...❣️❣️❣️...
...Lola sedang menikmati istirahat sejenak di bawah pohon, terlena dalam kelelahan yang membelenggunya, ketika tiba-tiba ia dihampiri oleh pelayan yang sama dari pagi....
...Dengan kasar, pelayan itu menendang kaki Lola untuk membangunkannya, rasa nyeri yang menusuk membuat Lola tersentak....
"Heh! Nyonya besar, cepat bangun, waktunya makan!" bentak pelayan itu, suaranya melengking dan penuh cibiran, sambil menendang kaki Lola sekali lagi.
"Baik, maaf aku ketiduran," sahut Lola, terkesiap kaget, jantungnya berdebar tak beraturan, dan langsung terbangun.
"Cih! Sana cepat makan, karena pekerjaanmu masih banyak," perintah pelayan itu lagi, nada suaranya menusuk, seolah tak sabar melihat Lola menderita.
...Lola pun mengangguk mengerti, kepalanya terasa berat, lalu bangun dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil makanan. Bau masakan yang sederhana tercium samar. Setelah selesai makan, Lola mencuci semua peralatan dapur sampai sore, tangannya terasa perih dan dingin karena air sabun. Setelah itu, dia pun masuk ke dalam kamar untuk mandi, air hangat membasuh lelah di tubuhnya, karena sekarang waktunya berdoa....
...Setelah selesai berdoa, Lola hendak berbalik, tapi dia dikagetkan dengan kehadiran Bastian yang diam-diam menatap dirinya, siluetnya menjulang di ambang pintu, menciptakan bayangan menakutkan....
"Kyaaaaa! Hufff... maaf, Tuan, aku tidak tahu kalau Tuan ada di sini," ucap Lola sambil mengelus dada, jantungnya serasa mau copot dari tempatnya, berdebar kencang tak karuan, berusaha menenangkan jantungnya.
"Apakah kamu mencoba menghina keluarga Rodrigues? Dengan memakai uang membeli semua barang-barang yang murahan itu," cibir Bastian, suaranya dingin, setiap kata menusuk telinga, matanya menyiratkan jijik yang terang-terangan.
"Sa-saya membeli secukupnya saja, Tuan, ka-karena saya tidak mau menghamburkan uang Tuan," jawab Lola menunduk takut, suaranya terbata-bata, penuh ketakutan.
"Besok kamu akan ditemani kepala pelayan untuk pergi belanja, dan buang semua sampah ini, aku tidak mau melihatnya lagi, dan ya, jangan sampai kamu mengadu kepada Mama tentang kontrak pernikahan kita. Aku akan ke luar negeri selama sebulan, jangan membuat ulah selama aku tidak ada," perintah Bastian, suaranya mengancam, penuh peringatan, lalu keluar dari kamar Lola, langkahnya terdengar cepat dan tegas.
...Lola menghela napas berat, dadanya terasa sesak, karena dia tidak suka membuang uang. Tapi dia pun takut dimarahi oleh Bastian. Dengan terpaksa, Lola pun membuang semua apa yang dia beli tadi pagi, setiap barang yang dibuang terasa seperti membuang sedikit harapan, dan berjalan ke arah dapur dengan wajah lesu, bahu ringkihnya terlihat merosot....
"Nona, apa kamu baik-baik saja?" tanya kepala pelayan melihat Lola berjalan masuk ke dapur dengan wajah lesu, nada suaranya lembut, penuh perhatian.
"Aku baik-baik saja, Bi," jawab Lola singkat, memaksakan senyum tipis.
"Hah, baguslah kalau begitu, sini ayo kita makan," ajak kepala pelayan menyodorkan piring kosong kepada Lola untuk mengambil nasi. Aroma nasi hangat sedikit menghibur hidungnya.
...Setelah itu, Lola pun ikut makan sambil bercerita ria dengan kedua pelayan yang menyukai kehadiran Lola, tawa mereka terdengar renyah, menciptakan momen kehangatan yang langka. Setelah selesai makan, tak lupa Lola mencuci semua alat dapur sebelum tidur, walaupun sudah ditegur oleh kepala pelayan, Lola tetap ngotot mau mencucinya....
Air dingin membasahi tangannya yang sudah lelah. Setelah selesai, Lola pun masuk kamar dan beristirahat, tubuhnya ambruk di atas kasur, lelah fisik dan batin.
❣️
❣️
❣️
...(Di Klub Malam Elit)...
...Sonia yang sedang minum bersama teman-temannya, suara musik bass yang menghentak memenuhi udara, tak sengaja melihat keberadaan Bastian yang baru saja berjalan masuk dengan beberapa orang suruhannya, aura kekuasaan mengelilinginya....
...Sonia pun langsung berdiri, langkahnya mantap namun terburu-buru, dan menghampiri Bastian....
"Selamat malam, Tuan, apakah Tuan sendirian?" tanya Sonia, suaranya dibuat-buat manja, sambil meraba dada bidang Bastian, sentuhan tangannya terasa berani dan genit.
"Kalau kamu mau menjual, silakan cari saja yang lain, karena aku tidak tertarik dengan barang rongsokan," cibir Bastian, suaranya dingin dan menusuk, menatap Sonia dengan tajam, penuh penghinaan.
"Nona, cepat minggir, Tuan tidak mau berurusan denganmu," tegur asisten Bastian, suaranya tegas, mendorong Sonia menjauh, tangannya menekan bahu Sonia dengan kuat.
...Sonia yang kesal menghentakkan kaki dengan marah, suara sepatunya beradu keras dengan lantai, lalu berjalan pergi meninggalkan mereka. Dia menggerutu tidak jelas, bibirnya komat-kamit menahan amarah, dan duduk di sebelah temannya dengan wajah yang kusut, raut wajahnya dipenuhi kekesalan yang mendalam....
...Melihat itu, teman-temannya langsung menertawakan aksi konyolnya itu....
"Hahahaha! Kamu terlalu percaya diri, Sonia, dia tidak akan melirikmu, semua orang pun sudah tahu itu," kekeh teman Sonia, tawanya mengejek dan meremehkan.
"Cih! Aku akan membuat dia jatuh di pelukanku, kalian lihat saja," ucap Sonia percaya diri, matanya berkilat tekad yang membara, namun kosong.
"Silakan saja, tapi takutnya kamu yang akan ditendang keluar oleh Tuan Bastian," ejek teman lainnya, senyum sinis terukir di bibirnya.
...Ejekan mereka semua membuat mood Sonia langsung jelek. Sonia pun bangkit dengan wajah kesal, pipinya memerah padam, dan menghubungi kekasihnya untuk bermalam bersamanya di hotel....
...Setelah mendapatkan jawaban dari sang kekasih, Sonia pun pergi meninggalkan mereka semua, langkahnya tergesa-gesa, penuh amarah yang terpendam....
"Cih! Kalian lihat saja, aku akan mendapatkan Bastian dengan cara apa pun," gerutu Sonia, suaranya rendah, penuh dendam, membuka pintu mobil dan masuk.
...(Peringatan Konten Dewasa)...
...Sonia pergi meninggalkan parkiran mobil, deru mesin mobilnya membelah malam, menuju ke sebuah hotel mewah yang sudah ia pesan untuk bermalam dengan sang kekasih. Setelah sampai di hotel, Sonia pun masuk, aroma karpet mahal tercium samar, langsung menuju kamar di mana sang kekasih hatinya sudah menunggu kedatangannya....
Tok... tok... tok
Ceklekkkkk
"Halo, sayang," sapa laki-laki itu, suaranya serak dan menggoda, menatap Sonia dengan tatapan nakal, penuh gairah.
...Sonia tidak menyahut, dia langsung masuk dan menutup pintu kamar, lalu menguncinya, suara klik kunci terdengar jelas. Tanpa banyak basa-basi, Sonia langsung mendorong tubuh kekasihnya ke atas kasur lalu menindihnya, tubuhnya terasa hangat dan mendesak....
"Sabar, sayang, waktu kita masih banyak," tegur pria itu, suaranya berat dan sensual, sambil menarik turun tali dress seksi milik Sonia, bahan kainnya terasa halus di kulit.
"Aku sudah tidak sabar, sayang, ayo kita mulai," ujar Sonia, suaranya mendesak dan penuh nafsu, langsung mencium bibir pria itu dengan rakus, ciuman mereka terasa panas dan saling menuntut.
...Pria itu membalas ciuman Sonia dan membalik posisi Sonia di bawah kungkungannya, rasa berat tubuhnya menekan Sonia. Keduanya pun mulai melepas baju mereka satu per satu tanpa melepaskan tautan bibir, pakaian mereka berjatuhan ke lantai dengan suara samar. Tak lama, pria itu melepaskan ciuman bibirnya dan mulai merangkak turun sambil mencium leher jenjang Sonia, sentuhan bibirnya terasa panas dan menggelitik, dan berhenti di kedua gundukan kenyal Sonia yang berukuran besar karena hasil operasi plastik. Dia pun mulai bermain dengan pucuk gundukan Sonia, membuat Sonia merem melek, merasakan geli yang luar biasa....
"Ugh," desah Sonia, suaranya tertahan, penuh kenikmatan.
...Pria itu tersenyum mendengar desahan Sonia, dan tangan yang masih bebas, merangkak turun dan bermain dengan lihai di area intim Sonia sampai membuat Sonia kebanikan, cairan hangat membasahi dirinya....
"Sayang, kamu sudah basah kuyup," bisik pria itu dengan suara berat, suaranya serak, penuh gairah.
Sonia mengangguk sambil menggigit ujung bibirnya dan menatap sang kekasih dengan tatapan sendu. "Ayo kita mulai, sayang, aku sudah tidak tahan lagi," pinta Sonia, suaranya memohon, penuh kerinduan.
...Pria itu pun mengangguk mengerti lalu mengarahkan tongkat miliknya ke area intim Sonia. Tanpa aba-aba, pria itu langsung menghentak masuk, rasa penuh dan desakan yang kuat memenuhi Sonia, dan mulai bermain dengan semangat, membuat Sonia kalang kabut dan mendesah tak karuan, suaranya memenuhi kamar. Satu jam bermain, akhirnya mereka berdua mencapai puncak, tubuh mereka bergetar hebat, merasakan pelepasan yang intens, dan tertidur pulas....
(Bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
panty sari
kirain bastian ga celap celup taunya udah ga perjaka dikasih yg original malah cari di club
2024-12-27
0
febby fadila
woowww sonya murahan... 🙃😝😝😝😝
2025-03-29
0
ira
ya ampun kelakuannya Sonia🤦
2024-09-01
0