Amara memperhatikan sekelilingnya, di baliknya hoodie pink menjadi abu - abu. Ia melangkah meninggalkan butik, mengbil jalur kanan.
Gea memperhatikan gadis itu dari jendela kaca lantai atas butik.
Matanya menyipit saat gadis itu memasuki mobil mewah yang di parkir di depan ruko kosong sepuluh meter dari butik.
Wanita itu merekamnya mulai dari Amara membalik hoodie hingga masuk ke mobil itu.
"Katanya pulang pergi naik ojol , ngga punya pacar, baik, polis, benarkah? "
Wanita itu bergumam sendiri. Ada yang terasa mencubit sudut hatinya..
____________________________________________
Sarah memasuki ruang kerja suaminya dengan muka merah padam menahan emosi.
"Bang! "
Pria itu mendongak, menatap istrinya yang masuk dengan langkah berderap, tanpa salam dan membiarkan pintu terbuka.
"Kamu harus jelaskan sesuatu padaku!
Aku akan mengirimimu gambar.
Buka! "
Wanita itu mengutak atik ponselnya, ada notifikasi masuk ke ponsel Ardian, di lihatnya gambar kiriman Sarah yang sama dengan gambar yang di kirim Amara.
"Sudah lihat? "
"Hm."
"Siapa gadis itu?
Apa itu bentuk balasannya karena ketidak sediaan ku untuk memiliki anak?
" Jawab, Bang! "
"Kamu sudah tahu jawabannya.
Berhentilah mencari tahu lebih banyak lagi!
Kau akan lebih terluka. "
Ardian menatap sendu wanita cantik itu, wanita yang masih di cintainya.
"Kalau ingin menampar, memukul, bahkan membunuhku, lakukan saja.
Dan apanila kau suruh aku meninggalkannya, aku tak bisa, meski kau saat ini mengatakan kalau kau mau memiliki anak sekalipun. "
"" Kamu jahat, Bang! Egois!
Kenapa kamu dan ibu tak mau menunggu ku menyelesaikan kontrak kerjaku? "
"Kontrak kerja yang terus berlanjut?
Satu kontrak selesai kontrak yang lain kau tanda tangani.
Jangan lupa kalau kau juga tak mau membahas soal anak lagi.
Demi impianmu, demi tubuh idealmu, aku wujudkan keinginanmu.
Disini yang salah itu aku, tak bisa sabar menunggu waktumu. "
Sarah menangis tergugu.
"Jangan bagi cintamu ke wanita lain, Bang!
Aku tidak sanggup. Please...! "
"Terlambat, Sarah. Kami telah menikah.
Ku harap jangan ganggu dia.! "
Tangis wanita itu semakin kencang, Ardian menatap dengan hati teriris, karena dia masih cinta.
"Maafkan aku yang telah menyakitimu. "Batinnya.
_____________________________________________
" Mara, pagi ini ngampus, nggak? "
Pesan Gea, Amara mengernyit, dia merasa tidak begitu dekat dengan manager sekaligus sahabat Sarah itu.
"" Ngga mbak, hari ini masih jadwal pemotretan kemarin yang belum selesai. Kenapa, Mbak? "
"Sarapan bareng, yuk? Aku mau OTW ke kosan mu, nih. "
'Tumben ' Kata Amara dalam hati.
"Sama Mbak Sarah? "
"Tidak, Sarah jadwalnya lagi kosong. Shareloc aja lokasinya biar ku jemput.! "
"Mm, gimana kalau ketemuan dan sarapan di butik? "
"Oke! Nanti aku bawain sarapannya, kamu mau sarapan apa?
Nanti aku pesanan. "
"Apa aja deh, mba, Terserah sama mba. "
"Oke".
Ponselnya kembali berdering, dia tersenyum saat tahu siapa yang menghubunginya.
" Ya.. "
"Sudah bangun dari tadi? "
"Iya sudah, ini baru mau mandi. "
"Hari ini mau ngapain?
Kuliah libur, kan? "
"Kayaknya hari ini seharian di butik, deh.
Meneruskan jadwal pemotretan kemarin. "
"Oke, kalau begitu, jaga kesehatan, ya!
Mau di kirimi sarapan? "
"Ngga perlu, Bang. Mba Gea ngajak ketemuan dan sarapan bareng. "
"Gea? Tumben? "
"Ngga tahu " Kata Amara sambil terkekeh.
"Ya sudah, hati - hati di jalan! "
"Oke"
"Bye..! Love you. "
"Love you, too. "
Amara agak merasa aneh dengan ajakan Gea, dia punya firasat tidak enak.
Gadis itu lalu meneruskan kegiatannya yang tertunda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments