Dalam setiap mengikuti jalan setapak di depan. Puri berada paling depan, ia tidak ingin kedua sahabatnya khawatir terhadap dirinya. Nita berada di tengah, karena ia tidak mau di belakang karena takut. Lola berada di belakang untuk berjaga-jaga ada hewan buas yang akan memangsa dari belakang.
Saat mereka fokus berjalan, Lola berhenti dan menoleh kebelakang. Ia merasa ada yang mengikutinya. Melihat sekeliling, tapi tidak ada tanda-tanda apapun. Bahkan daun yang bergoyang pun tidak.
Lola menggelengkan kepalanya berfikir itu mungkin hanya perasaanya saja. Ia kembali melanjutkan langkahnya dengan cepat karena kedua sahabatnya sudah sedikit jauh.
"Kita sudah hampir seharian berjalan, tapi ujungnya tidak kelihatan. Aku juga sangat lapar, kita belum pernah makan sejak tadi. Kita hanya terus berjalan dan berjalan, kakiku pegal" keluh Nita. Ia duduk dan bersandar di batang pohon yang ad di sebelahnya.
"Emm..aku akan mencari sesuatu yang bisa kita makan" Lola ingin pergi mencarinya, tapi Puri menahannya.
"Aku punya makanan di tasku, itu bisa mengganjal perut kita" Puri duduk di depan Nita, membuka tasnya dan mengeluarkan cemilan.
Makanan berat dan peralatan memasak ada di tas Lola dan Nita namun tertinggal di gua atas.
Mereka makan makanan itu, tapi tidak sampai habis karena mereka menyimpan untuk persiapan besok. Setidaknya ada yang mengganjal di perut.
Hari juga sudah mulai gelap. Mereka kembali berjalan, namun sesuatu hal membuat mereka kaget dan takut.
"Hiii...apa itu?" Puri berbalik dan memeluk Lola. Ia melihat sesuatu didepan dengan cahaya orange yang kecil.
"Itu mungkin kunang-kunang" ucap Nita yang melihatnya.
"Mana mungkin kunang-kunang sebesar itu. Itu seperti bola mata" Puri bersembunyi di belakang Lola, karena cahaya itu semakin mendekat.
Lola memasang badan di depan, meminta kedua sahabatnya untuk berada di belakangnya. Mundur juga bukan waktu yang pas saat ini, karena cahaya orange itu sudah sangat depan di depan mereka.
"Jangan ganggu kami! kami tidak berniat jahat. Kami hanya ingin lewat untuk mencari jalan keluar" Lola berbicar yakin jika dia mengerti perkataanya. Ia menganggap cahaya di depannya saat ini adalah hewan yang merasa terancam dengan kehadirannya.
"Pezzzz" terdengar suara dari cahaya itu. Mereka bertiga kaget.
Terutama Lola, ia bukan kaget keren mendengar suara itu, tapi ia kaget karena cahaya didepannya bisa bicara seperti manusia.
"Baik" kata itu yang Lola dengar. Beda dengan Nita dan Puri yang hanya mendengarkan 'pezzz'
"Siapa kau?" tanya Lola. Ia tidak bisa melihat apapun didepannya selesai cahaya orange. Apalagi kondisi yang sudah gelap. Walaupun belum terlalu malam, tapi cahaya bulan tertutup oleh rimbunnya pepohonan dan tumbuhan lainnya.
"Aku Ore. Aku hanya berniat membantumu. Disini sangat berbahaya, kalian harus mencari tempat perlindungan"
"Tapi kami tidak tahu harus kemana. Apalagi kondisi sangat gelap. Kami tersesat disini"
"Aku akan membawa kalian ke tempat aman"
"Benarkah? terima kasih" Lola tersenyum senang mendengarnya. Ia langsung percaya begitu saja dengan makhluk di depannya.
"Lola, kau berbicara dengan siapa?" tanya Puri. Karena sejak tadi Lola berbicara seorang diri.
"Apa kau mengerti apa yang makhluk itu katakan?" tanya Nita.
"Memangnya kalian tidak mendengar apa yang dia katakan?" tanya Lola.
"Tidak" jawab Puri dan Nita bersama.
"Aku hanya mendengarkan pezz pezz pezz pezz. Tidak ada kata lain selain itu"
Lola mengerutkan keningnya. Ia sangat jelas mendengarnya, kenapa kedua sahabatnya mendengar hal lain? ia menoleh ke arah Ore.
"Hanya kamu yang bisa mengerti bahasa ku. Julurkan tanganmu, aku akan membawa kalian ke tempat aman!"
Lola menurut saja. Ia menjulurkan tangannya, Ore mendekat, Lola merasakan seperti tertusuk jarum suntik. Tiba-tiba tubuh Lola sedikit bergetar. Nita dan Puri panik, mereka berpikir makhluk itu menyakiti Lola.
"Lola!!" panggil Puri, Nita.
"Hahh...Puri, Nita" Lola kaget dengan yang terjadi barusan.
"Kamu tidak apa-apa?" Nita memegang tangan Lola, memeriksa keadaannya.
"Aku baik-baik saja. Ayo kita jalan, kita cari tempat istirahat malam ini" Lola berbalik, namun Nita menarik dan memutar tubuh Lola.
"Matamu berubah warna jadi orange Lola" Nita menyadari perubahan warna mata Lola, begitupun dengan Puri.
"Perasaan kalian saja. Ayo jalan!" Lola melepaskan tangannya dan berjalan lebih dulu.
Nita dan Puri saling pandang. Mereka memilih diam dan mengikuti Lola. Mereka hanya diam sambil berjalan. Puri, Nita sudah merasa merinding dan tidak melihat apapun.
Mereka saling berpegangan tangan, sampai Lola tiba-tiba berhenti. Membuat kedua sahabatnya bingung. Lola melepaskan pegangannya dan melangkah ke depan.
"Lola!" teriak Puri, Nita dengan meraba-raba mencari Lola.
Tiba-tiba tak.. sesuatu berbunyi bersamaan dengan itu seketika juga terang. Nita, Puri melihat Lola yang ternyata berdiri tidak jauh dari mereka.
"Kalian tidak apa-apa?" Lola mendekati Puri, Nita.
"Tidak. Kami menghawatirkan mu yang tiba-tiba lepas tangan. Kondisi gelap seperti ini, kami takut Lola" ucap Puri, lalu memeluk Lola.
"Maaf membuat kalian khawatir" Lola membalas pelukan Puri serta mengusap punggungnya.
"Apa ini rumah?" tanya Nita dengan melihat sekelilingnya.
"Iya. Rumah ini menyatu dengan pohon dan sudah tertutup banyak tumbuhan, bahkan hampir tidak terlihat" jawab Lola.
"Dari mana kau tahu tempat ini?"
"Benar, bagaimana kau tahu? bagaimana bisa juga kamu berjalan dengan keadaan gelap gulita seperti tadi?" Puri juga ikut penasaran.
Sejak tadi ia ingin bertanya pada Lola, tapi ia rasa takut menguasainya sehingga ia memilih diam.
"Aku juga tidak tahu. Mataku sangat terang melihat jalan sekitar, sampai aku melihat tempat ini"
"Sudahlah jangan dipikirkan. Lebih baik kita istirahat. Kita aman di sini. Masih ada hari esok untuk melanjutkan perjalanan" melihat sahabatnya masih bingung, ia memilih untuk istirahat dan membiarkan mereka yang masih butuh jawaban.
Lola memilih merebahkan tubuhnya di lantai tanpa alas apapun. Baginya ini sudah cukup dari pada mereka harus tidur diluar dengan kondisi bebas tanpa penghalang. Yang ada mereka akan di makan binatang buas nantinya.
Puri, Nita mengikuti Lola dan merebahkan tubuh di sebelahnya. Mereka saling memeluk dan memunggungi.
Puri masih belum menutup matanya, ia melihat keatas dan tidak menemukan lampu atau benda apapun yang memerangi tampat itu. Hanya Lola yang tahu sebenarnya.
Sementara Lola tidak ingin mengatakan apapun dan memilih diam menyembunyikan kejadian yang ia alami.
Cahaya orange tadi masuk ke dalam tubuhnya, sehingga merubah bola matanya jadi orange seperti yang Puri, Nita lihat. Dengan Ore masuk ke dalam tubuhnya, ia bisa melihat dalam kegelapan dan yang mengetahui tempat mereka tidur saat ini adalah Ore.
Ore yang menuntun Lola melalui batinnya dan yang membuat rumah itu terang tampa adanya alat penerang adalah perbuatan Ore juga. Lola pun tidak mengerti bagaimana caranya. Ore juga melarangnya memberitahu kedua sahabatnya tentang keberadaannya.
.
.
NEXT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments