Bab 3

ARKHHHH....

Teriak Nita dan Lola saat mereka jatuh kebawah.

Namun tiba-tiba Brukkkh...

"Auu..." desis Nita.

"Dimana ini?" tanya Lola setelah ia bangun dan menatap sekelilingnya.

"Nita!!" teriak Lola sambil menghampiri Nita.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Lola.

"Yah...aku baik-baik saja. Dimana kita sekarang?"

"Aku juga tidak tahu, tempat ini sangat aneh" jawab Lola.

Ternyata setelah mereka jatuh di lubang saat berada di gua tadi, mereka terjatuh di atas semen tapi dengan kondisi yang sudah tertipu oleh lumut yang tebal, dengan masih seperti didalam gua, tapi keadaannya berbeda.

Ada satu pohon besar tepat diatas mereka, ada juga tangga untuk turun dari posisi mereka saat ini. Mereka seperti berada diatas panggung dengan pohon disana. Batu-batu besar dengan tumbuhan lumut mengelilinginya. Apalagi cahaya yang sangat pas menyorot pohon tersebut.

"Tunggu! apa Puri jatuh disini juga?" Nita batu menyadari sahabatnya.

"Oh yah...bisa saja, ayo kita cari!" ajak Lola.

"PURI!!" teriak kedua-nya bersamaan.

Berkali-kali mereka memanggil sahabatnya itu sambil mencari disekelilingnya. Sampai mereka melihat seseorang tengah tergeletak di atas tanah dengan keadaan tengkurap.

Nita dan Lola saling pandang, mereka sangat yakin jika itu pasti Puri sahabatnya.

"Puri" mereka mendekatinya dan membalik tubuhnya.

Mereka menemukan dengan keadaan tengkurap, dimana di sebelahnya terdapat air yang sangat jernih, hampir mirip seperti kolam yang bulat serta pohon-pohon di sekelilingnya.

Nita dan Lola segera menghampirinya dengan berlari. Nita duduk diatas tanah dengan kakinya melipat ke belakang, lalu membalik tubuh Puri.

"Astaga Puri" Nita menutup mulutnya melihat kening Puri berdarah.

Nita memindahkan kepala Puri diatas pangkuannya, setelah itu ia menepuk-nepuk pipinya agar dia sadar sambil memanggil nama Puri berulang kali. Namun, tidak ada pergerakan sama sekali. Sepertinya Puri terjatuh cukup keras dan terdapat batu kecil di bawahnya.

Sedangkan Lola tidak mengeluarkan suara melihat keadaan sahabatnya. Melihat kening Puri yang masih mengeluarkan darah, Lola segera berdiri dan berjalan ke sekitar menyusuri pinggir air itu. Ia mencari tanaman yang bisa digunakan untuk menghentikan darah yang keluar dari kening Puri.

sampai matanya melihat tumbuhan bulat berwarna putih. Ia mendekati dan menyentuhnya, matanya sedikit membulat saat menyadari tumbuhan itu sangat lembut seperti kapas.

Lola segera mengambil secukupnya. Lalu ia segera kembali ke tempat kedua sahabatnya.

"Kita pakai ini buat menutup kening Puri yang berdarah" Lola menunjukkan tumbuhan itu.

"Dimana kau mendapatkannya?" tanya Nita.

"Tidak jauh dari sini. Cepat bersihkan lukanya dulu sebelum Puri kehabisan darah!" jawab Lola, lalu menyuruh Nita.

Nita mengangguk dan mengambil air di sebelahnya menggunakan kedua tangannya. Nita hanya menyiramnya saja sampai ia merasa cukup bersih. Wajah Puri sampai basah karena siraman Nita yang beberapa kali itu.

Lola menyatukan tumbuhan tersebut lalu memilihkannya dan menempelkan di kening Puri yang berdarah tadi. Mengikatnya menggunakan baju miliknya yang ia robek.

"Syukurlah" ucap Lola pelan.

Nita juga bernafas lega karena bisa menghentikan darah yang keluar dari kening Puri. Mereka terdiam memikirkan apa yang akan mereka lakukan sekarang. Mereka meninggalkan tas mereka di goa. Sementara makanan dan perlengkapan lainnya ada di dalam tas itu.

Tak berselang lama Puri membuka matanya. Ia melihat kedua sahabatnya yang tengah diam menatap air di depan mereka. Ia awalnya kaget melihat kedua sahabatnya disana, karena yang ia tahu hanya dirinya yang jatuh ke lubang.

"Nita, Lola" panggil Puri seraya bangun dari pangkuan Nita.

"Kamu sudah bangun Puri? apa kepalamu masih sakit?" tanya Lola.

"Sudah lebih baik" jawab Puri dengan mengusap keningnya.

"Ayo kita kembali!" ajak Nita seraya berdiri.

"Bagaimana caranya?" tanya Puri yang masih duduk di tanah. Ia mendongak melihat Nita.

"Kita memanjat lubang itu kembali"

"Lubang itu hilang setelah kita jatuh" ucap Puri dan menatap air. Setelah ia terjatuh tadi, ia juga mencari jalan untuk kembali. Melihat lubang di mana mereka jatuh, tapi itu sudah tidak ada dan hanya berubah menjadi langit bersama awan.

"Mana mungkin" Nita masih tidak percaya. Begitupun dengan Lola.

Bagaimana tidak, tempat mereka jatuh tadi masih terlihat. Bahkan ketika ia mengobati kening Puri, pohon itu juga masih ada, tapi kenapa sekarang berubah menjadi hitam dengan banyak pepohonan disana. Tidak ada lagi goa atau bebatuan, hanya ada tumbuhan hijau.

Nita dan Lola saling pandang. Tempat apa yang sebenarnya mereka tempati saat ini.

"Sekarang apa yang harus kita lakukan, aku tidak mau mati disini" Nita sudah merasa takut sekarang. Ia merasa tempat ini aneh dan ada sihirnya.

"Aku yakin pasti ada jalan keluar dari sini. Ini hanya hutan, kita harus keluar dari hutan" Lola menyakinkan dirinya dan kedua sahabatnya untuk tidak menyerah.

"Kau tidak melihat tempat ini? tempat ini aneh LOLA!! goa tempat kita jatuh bahkan berubah, jangan pura-pura tutup mata akan hal itu. Kita terperangkap disini. Kalau saja kita tidak berteduh di goa itu, kita tidak akan sampai disini" Nita sedikit meninggikan suaranya. Ia sudah katakutan dan menyalahkan Lola karena membawa mereka ke goa itu.

Nita membuat muka ke sisi lain. Ia emosi melihat Lola yang seakan-akan menutup mata apa yang terjadi di depan mereka.

"Jangan menyalahkan Lola, Nita! ini musibah kita. Kita harus bisa berfikir dengan jernih. Kejadian yang menimpa kita juga bukan keinginan Lola. Mana mungkin Lola sengaja membuat kita jatuh di tempat ini" Puri mendekati Nita dan memegang pundaknya.

"Maafkan aku. Aku tahu aku salah disini" Lola menunduk merasa bersalah. Karena dirinya mengajak sahabatnya untuk mendaki dan masuk ke dalam goa, mereka bisa berada di tempat aneh ini.

"Sudahlah! kita jangan seperti ini. Kita harus mencari jalan keluar. Seperti kata Lola, ini hanya hutan" Puri tidak ingin mereka saling menyalahkan.

Setelah mengatakan itu, Puri berlari kearah berlawanan dari air. Ia mengambil tasnya yang tersembunyi di balik rerumputan.

"Dari mana tas itu?" tanya Nita heran

"Aku tidak melepasnya saat kita berada di gua. Waktu jatuh juga aku masih menggendongnya. Kalian memang tidak lihat?"

Nita dan Lola menggeleng bersama. Mereka benar-benar tidak tahu kalau Puri jatuh bersama tasnya.

"Ayo kita jalan!" Puri berjalan lebih dulu memimpin perjalan. Lola tersenyum melihat Puri yang begitu semangat seakan dia tidak kenapa-napa. Padahal Puri baru saja bangun dari pingsannya.

Mereka berjalan tanpa tahu tujuan mereka akan seperti apa nantinya. Sedangkan tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang memperhatikan mereka sejak tadi. Mengikuti mereka dan matanya menatap satu di antara ketiganya. Ia menargetkannya, entah apa yang ia mau.

Dia mendahului para wanita dan dengan sangaja membuat jalanan setapak dan menutup jalan sebelumnya. Entah kekuatan apa yang dia miliki sehingga bisa mengendalikan pohon-pohon dan tumbuhan disana. Setelah itu ia dengan cepat meninggalkan tempat itu.

.

.

NEXT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!