Adventure 3 Women
"Dorrr...."
"Astaga..puriii!!!!" pekik Lola. Ia kaget sebab sahabatnya Puri membuatnya kaget.
"Hehe...sorry-sorry. Kamu serius banget sih, gak dengar gua panggil dari tadi" ucap Puri seraya duduk disebelah kiri Lola.
"Lo lagi baca buku apa sih?" tanya Nita yang ikut duduk disebelah kanan Lola.
Mereka saat ini berada di halaman kampus. Tempat dimana setiap mahasiswa biasanya bersantai. Apalagi pohon-pohon yang lebat membuat sangat nyaman duduk di bawahnya.
Lola, Puri dan Nita adalah sahabat. Mereka sama-sama memiliki hobi yang sama, yaitu berpetualang. Baru 1 Minggu yang lalu mereka dari kota Tato yang sangat jauh dari hiruk piruk kebisingan kota.
Hobi mereka juga sangat didukung oleh orang tua mereka. Yang terpenting ketiganya tidak lalai dalam belajar. Mereka bukan dari kalangan bawah, tapi menengah.
"Enggak. Ini hanya buku pelajaran" jawab Lola
"Ehh... kita jadi ke perpustakaan kota pulang kuliah nanti?" tanya Lola seraya menutup bukunya.
"Jadi" jawab jawab Nita dan Puri mengangguk.
Setelah mereka bersantai disana, mereka akhirnya masuk ke dalam kelas setelah menunggu mata kuliah berikutnya.
Perpustakaan kota
Kini sampailah mereka di perpustakaan kota. Dengan senyum mengembang mereka melangkah masuk dengan bahagia. Perpustakaan adalah tempat favorit kedua mereka setelah berpetualang.
Mencari buku-buku menarik yang mereka baca. Mereka berpisah dibalik rak-rak buku yang tinggi. Saat Lola dengan asik menatap buku-buku yang berjejer, ia tidak sengaja menabrak seorang wanita tua.
Brukk...
"Ehh...maaf nek, aku gak sengaja" ucap Lola seraya membantu wanita itu berdiri.
Lola mengambil tas wanita tua itu dan memberikannya seraya berkata, "Maaf nek, tadi aku tidak melihat nenek. Aku terlalu fokus melihat buku-bukunya" sekalilagi Lola meminta maaf.
"Tidak apa-apa, tapi bolehkah nenek minta tolong padamu?" tanya wanita tua itu.
"Tentu, sebisa mungkin aku akan membantu nenek" jawab Lola.
"Berikan buku ini kepada pria yang memiliki rambut berwarna putih panjang dan selalu menggunakan kalung bergambar naga!" ucap wanita itu seraya memberikan buku kecil pada Lola.
Lola diam mencerna perkataan wanita tua itu. Ia mengambil buku tersebut seraya menatap buku itu dengan intens. Saat akan bertanya, wanita tua itu telah menghilang dari hadapannya.
"Kemana nenek tadi?" tanya Lola pada dirinya seraya menatap sekelilingnya.
"Lola...apa yang kau lakukan?" tanya Puri seraya menghampiri sahabatnya.
"Aku mencari nenek tadi" jawab Lola dengan masih mencari sana sini.
"Nenek siapa?" tanya Nita.
Nita dan Puri mengikuti Lola mengelilingi perpustakaan karena mencari seorang nenek yang entah siapa itu.
"Nenek siapa sih yang kau cari? mana ada nenek-nenek datang di perpustakaan, pasar kali ah" ucap Puri setelah tidak menemukan wanita tua itu.
"Tadi ada. Bahkan dia memberiku buku ini" ucap Lola seraya mengangkat buku itu didepan mata Puri.
"Buku apa itu?" tanya Nita dengan mengambil bukunya.
"Aku juga tidak tahu. Nenek itu bilang aku harus memberikan buku itu pada seorang pria" jawab Lola.
Nita membuka buku itu lembar demi lebih. Alis mengkerut ketika melihat isi didalam buku itu.
"Tulisan apa ini? gambar apa pula ini? aneh sekali. Aku baru melihat tulisan seperti ini. Apa ini tulisan prasejarah?" ucap Nita dengan penuh kebingungan.
"Mana ada tulisan prasejarah seperti ini.Emang kau pernah liat tulisan prasejarah?" ucap Puri.
"Ya engga pernah lah, makanya aku gak tahu"
"Kau tahu apa ini, La?" tanya Puri pada Lola.
"Aku juga tidak tahu. Ini pertama kalinya aku melihat tulisan seperti ini. Sejak tadi aku memang merasa aneh dengan buku ini. Entah kenapa ada hal aneh pada tubuhku ketika menerimanya. Seakan ada energi yang masuk dan membuat tubuhku jadi merasa ringan" jawab Lola.
"Lu mau jadi Superman kali" celutuk Puri
Plakk...
"Orang lagi serius lu malah bercanda. Lagian bukan Superman tapi Superwoman" Nita malah membalas celutukan sahabatnya.
"Ohh..gitu yah. Lola nanti bisa terbang dong?"
"Bisa. Menghancurkan dunia juga bisa. Lola yang terkuat...arkhhh..." Nita mengepalkan tangannya ke udara.
Lola sampai membuang nafas kasar melihat perdebatan yang tidak berfaedah kedua sahabatnya. Ia tengah serius, mereka malah bercanda.
Melihat kedua sahabatnya masih asik berbicar, Lola memilih meninggalkan mereka.. Tak berselang lama Nita dan Puri menyadari kepergian Lola. Mereka mengejarnya yang sudah lumayan jauh.
"Lu kenapa malah ninggalin kita sih?" ucap Puri.
Lola hanya meliriknya dan tidak menjawab. Ia terus berjalan keluar dari perpustakaan.
"Oh ya, besok pagi kita jadikan ke gunung Wiri?" tanya Nita
"Jadi dong. Perlengkapanku sudah siapa" jawab Lola.
"Kita harus membawa cemilan banyak-banyak" ucap Puri
"Pastinya" jawab Lola dan Nita bersamaan, mereka lalu tertawa karena merasa lucu.
Mereka akhirnya pulang ke rumah mereka masing-masing setelah puas berada di perpustakaan kota.
Keesokan harinya
Di rumah Lola tampak ia sudah siap dengan pakaian gunungya. Tidak lupa dengan topi hitam di kepalanya agar ia tidak terkena matahari.
Ia keluar dari kamar untuk sarapan bersama keluarganya.
"Morning everyone" ucap Lola, lalu duduk disebelah sang adik.
"Kamu sudah mau berangkat kak?" tanya ayah Lola.
"Iya, ayah"
"Lola" panggil ibu Lola.
"Kanapa, Bu?"
"Bolehkah kamu tidak pergi ke gunung saat ini? tahun depan saja ya kamu pergi?. Kamu kan baru saja pulang Minggu kemarin" ucap ibu Lola.
"Memang kenapa, Bu? 3 hari yang lalu aku minta izin sama ibu untuk pergi dan ibu mengizinkan, tapi kenapa sekarang berubah?"
"Bukannya ibu ingin melarangmu, cuman ibu rasa kami perlu istirahat"
"Tidak bisa Bu, aku sudah janjian dengan Puri dan Nita pagi ini. Aku tidak bisa membatalkannya begitu saja, mereka pasti juga merasa kecewa"
Ibu Lola mendengar itu hanya bisa pasrah. Entah kenapa ia merasa berat melepaskan putrinya berpetualang kali ini. Padahal selama ini ia selalu mendukung dan merasa baik-baik saja tanpa menghawatirkan kegiatan putrinya itu.
"Aku hanya 3 hari, Bu. Aku bermalam 1 hari di gunung, setelah itu aku pulang" ucap Lola.
"Buuu...." panggil ayah Lola, ia menatap istrinya agar membiarkan putrinya pergi.
"Terserah kalian saja" ucap ibu Lola seraya duduk di kursi.
"Sudahlah, ayo kita mulai makan. Nanti kamu terlambat perginya" ucap ayah Lola.
Mereka mulai menyantap sarapan mereka dengan diam serta perasaan yang berbeda.
Setelah beberapa menit sarapan mereka telah selesai. Lola mengambil ranselnya di kamar. Memastikan tidak ada yang ia lupa, Lola segera keluar. Namun, saat akan mencapai pintu ia melihat buku yang diberikan wanita tua itu kemarin di atas nakas.
"Apa aku bawa saja buku itu, siapa tahu aku bertemu dengan orang yang nenek itu maksud" pikir Lola.
Ia segera mengambilnya dan memasukkan kedalam tasnya. Apakah ia akan bertemu dengan pria berambut putih itu, padahal nyatanya ia hanya ingin ke gunung. Entah apa arti tulisan di dalamnya, ia pun tak mengerti.
"Lola pergi dulu Bu, Yah.." ucap Lola seraya mencium tangan kedua orang tuanya.
"Jaga dirimu baik-baik. Kalau bisa telpon ibu setiap hari" pesan ibu Lola.
"Kalau ada sinyal, Bu"
"Pasti ada di titik-titik tertentu. Intinya usahakan untuk telpon ibu!"
"Iya, Bu. Aku akan usahakan. Lola pamit..." Lola melambaikan tangannya, lalu mengendarai mobilnya menjemput sahabat-sahabatnya.
Mereka akan menggunakan mobil sampai posko pendaftaran. Mereka akan menulis nama mereka di daftar sebagai peserta pendaki. Dengan cara ini ditakutkan ada yang hilang saat mendaki.
.
.
NEXT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
范妮·廉姆
Hai kak perkenalkan saya poicpan dan Gc Bcm, kita di gc akan belajar bersama kaka mentor senior jg kita kemarin sudah mengadakan event tertentu dan mendapatkan reward.
Saya Mau mengajak kaka untuk bergabung bersama kami
caranya hanya wajib follow akun saya pemilik Gc Bcm ya, maka otomatis akan mendapatkan undangan.
Terima Kasih.
2024-10-06
0