Keahlian Aldan membuat Alya tidak terlambat sama sekali, malah bisa mengikuti upacara bendera sampai selesai. Dan kini Alya sedang membeli minuman dingin bersama Hadzel, saat upacara tadi mendapatkan kabar jika hari ini adalah hari santai. Karna minggu depan akan ujian akhir, jujur Alya gugup dengan hasil ujiannya nanti.
“Lo tadi berangkat sama Aldan?” Tanya Hadzel yang langsung mendapatkan pukulan maut dari Alya. Sudah pasti Alya melotot tajam ke Hadzel yang bertanya tidak tahu tempat apa lagi dengan suara besar seperti itu.
“Kenapa si?” Hadzel protes, karna pukulan Alya lumayan sakit juga.
“Jangan ngomong sembarangan! Nanti kalau ada yang dengar bisa bahaya!” Alya memperingati sang sahabat, dengan bibir cemberut Alya duduk disamping Hadzel yang mengucapkan kata maaf sambil terkekeh.
“Enak banget, bisa berangkat sekolah bersama suami tercinta.. Cieee..” Ntah kenapa sebenarnya dengan Hadzel, Alya merasa sahabat nya satu ini sungguh menyebalkan.
“Jangan bicara sembarangan deh, Zel. Nanti tu bibir gue kerok ya!” Ancam Alya dengan tatapan maut nya yang tak tertinggal.
Hadzel tertawa saja, ia kembali melanjutkan menikmati es ditangannya. Tatapan Alya menyusuri area kantin, ia mencari keberadaan Aldan yang tidak ada di sekitar kantin.
“Cari Aldan?” Tanya Hadzel yang tanpa disadari diangguki Alya.
“Dia di kelas, tadi aku lihat dia sama Liam seperti menuju kearah kelas. Mungkin ada misi yang sedang dikerjain sama mereka, Lo hati-hati aja.” Ucapan Hadzel dibenarkan oleh Alya.
Tapi, Alya merasa itu tidak mungkin. Mengingat sekarang dirinya adalah istri pria itu, kalau sempat Aldan nakal.. Maka tak segan-segan Alya akan mengadukan semuanya kepada Aslan dan Claudia.
“Hem, ke kelas yuk..” Ajak Hadzel, Alya pun bangkit karna juga bosan sedari tadi di kantin terus.
•
Kala memasuki kelas Alya melihat Aldan yang tengah mengobrol dengan Liam. Kebetulan bangku mereka berhadapan, jadi kedatangan Alya menuju bangkunya menyita penglihatan dari Aldan. Pria itu terus menatap Alya yang perlahan duduk, ketahuilah sedari tadi ia mencari keberadaan wanita itu.
“Kau dari mana?” Tanya Aldan yang langsung membuat Liam terheran. “Maksud ku, selesai upacara itu.. Masuk ke kelas, jangan keluyuran.” Aldan memperjelas pertanyaannya untuk mengalihkan perhatian Liam yang terlihat curiga.
Alya melengos kepada Aldan, ia merasa pria itu cerewet sekali hari ini. Alya membuka tas nya, mengambil kotak bekal yang dibawakan Claudia tadi.
“Lo sudah makan, Zel?” Tanya Alya kepada sahabat nya.
“Oh udah tadi, Lo makan sendiri aja deh. Gue mau baca buku di bangku belakang, disini bentar lagi pasti Lo dan Aldan ribut.” Hadzel malah bangkit meninggalkan Alya seorang diri.
Alya merutuki sahabatnya sendiri, ia membuka kotak bekal yang berisi nasi putih dengan ayam goreng serta sosis yang menyertai nya. Senyuman manis terbit diwajah Alya, ia terharu dengan semua perlakuan Claudia untuk nya.
“Apa itu?” Tanya Aldan yang membuat Alya langsung terkejut, karna tiba-tiba saja kepala Aldan nongol dari belakang. Alya langsung mendorong kepala Aldan untuk menjauh darinya, ia risih sekali.
“Ihhhh.. Jangan dekat-dekat!” Alya lega karna Aldan sudah kembali ke posisi awal. Aldan mendengus kesal, ia tidak menyerah. Malah sekarang duduk di sebelah Alya, ia melihat tangan Alya memegang kotak bekal yang mana kotak itu sangat dikenali olehnya.
Mata Aldan melirik kearah Liam yang tengah asik bermain game di ponsel nya.
“Hem, Alya..” Panggilnya dengan sedikit berbisik, sang pemilik nama melirik kearahnya. Kedua matanya seperti berbicara, “Apa si?”
“Itu dari bunda?” Tanya Aldan dengan suara yang sangat pelan. Alya memiliki radar kepekaan sedikit, tentu saja tidak dengar.
“Apa si? Katakan lebih keras, kau ini seperti semut.”
Aldan menghela napas panjang. “Ini dari bunda?” ulangnya lagi, Alya mengangguk mantap. “Tu kotak ada bacaannya, Kau mau membahayakan posisi kita, hem?”
Pertanyaan Aldan membuat Alya bingung, ia melihat penutup bekal itu tertera nama “Punya Aldan”. Sontak Alya langsung menutup kotak bekal itu, lalu menyimpannya kembali di dalam tas.
Jantung Alya berdegup kencang, yang ia pikirkan bagaimana tadi kalau sempat kotak bekal itu diketahui Liam. Bisa habis riwayat hubungan mereka jika diketahui sekolah. Sekalipun Aldan anak pemilik sekolah, tetap saja semuanya ada aturannya.
Aldan menggelengkan kepala saja melihat tingkah Alya, ia mengambil minum yang ada ditas Alya.
“Minta minum..”
“Ihhh jangan, di tas mu kan ada.” Alya merebut kembali botol minum miliknya. Aldan kembali mengambil, hanya sebatas minum ntah kenapa Alya pelit sekali.
“Aku nggak mau satu botol sama kamu, kan tadi aku udah bawain botol minum untuk kamu.” Alya menjelaskan semuanya, tentu saja penjelasan itu membuat semua orang menatap kearah mereka berdua.
Apa lagi Liam yang langsung menghentikan game nya, ia merasa aneh dengan Aldan dan Alya. “Sejak kapan kalian aku kamu?” Tanya Liam penuh curiga.
Alya kebablakan tentunya, ia menyerahkan botol minum ditangan Aldan.
“Kalian ada hubungan ya?” Tanya Liam lagi, tatapan mata Aldan seperti memberi ancaman kepada Liam untuk diam dan jangan banyak bertanya.
Sebagai seorang bawahan maka Liam langsung terdiam, padahal banyak sekali pertanyaan yang menyerang dibenaknya.
“Kenapa kalian ngeliat aku dan Alya begitu? Ada yang tidak suka?” Tanya Aldan dengan tangan berkacak pinggang, matanya menatap keseluruh teman kelas yang langsung sibuk dengan aktivitas tadi.
Aldan cukup ditakuti disekolah, kedudukannya sebagai ketua genk motor terbadas membuat semua orang pun takut hanya karna mendengar nama Aldan saja.
Alya terus menatap Aldan yang kini sudah kembali ke tempat duduknya. Tak lupa pria itu mengembalikan botol minum Alya, ia duduk sembari membuka tas nya. Dan benar sesuai perkataan Alya, ada botol minum miliknya disana.
“Ke kantin yok, Al..” Ajak Liam, ia bangkit dan pergi terlebih dahulu. Aldan hanya diam memerhatikan Alya yang sibuk makan sembari bermain ponsel.
“Yuk lah..” Ajak Liam lagi yang kini berdiri di depan pintu. Aldan mengangguk, ia bangkit menyusul sang sahabat.
Alya lega sekali Aldan sudah berlalu pergi, hampir saja karna kelalaiannya hubungan pernikahan mereka hampir terkuak.
“Bodo banget kamu, Alya..”
Sambil makan tangan Alya meraba laci meja, ia merasakan ada sesuatu yang dingin yang mendarat di tangannya. Perasaan Alya menjadi tidak enak, ia tahu apa yang dingin-dingin itu. Dengan penuh ketakutan, Alya mengeluarkan tangannya dari laci meja.
Dan ya.. Sesuai dugaan..
“Aaaaaaaarrrrrrrrrggggggggggghhhhhhhh!!” Alya menjerit kencang kala melihat ada kodok yang berada tepat ditangannya. Ia reflek membuang kodok itu, tentu saja akibatnya kodok itu melompat-lompat dikelas.
Seluruh kelas heboh tentunya karna ulah Aldan, para wanita menjerit-jerit kencang hingga membuat heboh satu sekolah.
“Aldan!!! Awas aja.. Aku nggak akan biarin anak itu hidup tenang!!” Teriak Alya disela keributan yang terjadi dikelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Elsaa Aryani
𝑙𝑢𝑐𝑢𝑢𝑢 𝑘𝑎𝑙𝑖
2024-07-28
0
Elsaa Aryani
🤭🤭🤭🤭🤭😅😅😅😅🤣🤣🤣🤣
2024-07-28
0
Reni Anjarwani
doubel up thor
2024-06-15
2