Liam tak sengaja menggeser meja dan membuat sedikit suara, para monster mendengar suara tersebut dan menghampiri meja tersebut. Liam hanya bisa diam dan bersembunyi di bawah meja berharap monster itu pergi secepat nya.
Badan Liam seketika menggigil ketakutan, dan suara detak jantung nya yang terus berdetak dengan cepat. Hanya ketakutan yang berada di tiap detik nya, jika saja Liam ketahuan, maka dia akan di cabik-cabik oleh banyak monster di sana.
Suara pun hening, Liam mengintip dan melihat monster itu sudah pergi menjauh dari diri nya. Tidak membuang kesempatan, Liam kabur dengan cepat supaya segera sampai di tangga dan bertemu kembali dengan rekan nya. Akhirnya sampai juga di tempat tujuan dan bertemu Ethan dan yang lainnya.
"Kupikir kamu telah mati, karena lama sekali menyusul kami." Ucap Ethan.
"Diam kau! Coba saja kau, jadi umpan di kesempatan selanjut nya" Balas Liam dengan nafas berat.
Pada akhirnya, mereka menaiki tangga setelah menunggu kedatangan Liam yang lumayan cukup lama.
Mereka pun sampai ke lantai paling atas dan hendak membuka sebuah pintu yang memerlukan ID card untuk membuka, tetapi terjadi masalah ketika akan hendak membuka nya.
"Apa tidak bisa?... masa sejauh ini kita bersusah payah pintu nya malah tak bisa di lewatin." Gerutu Liam.
"Mmm kak! Aku bisa mencoba memperbaiki nya, kebetulan aku bekerja sebagai magang di bidang teknisi." Ucap salah satu dari anak itu.
"Hm ok kalau begitu." Balas Charlotte.
Teknisi tersebut membuka tas nya dan mengeluarkan beberapa alat untuk memperbaiki nya. Selang beberapa lama akhirnya pintu berhasil di perbaiki, ternyata cuma ada beberapa masalah dalam mesin sensor nya.
Setelah di coba sekali lagi ternyata bisa di buka, dan mereka pun mulai segera menuju area safe zone bersama. Di sini lorong nya lebih bersih, tidak ada darah dan mayat seperti di lorong-lorong sebelum nya.
Berjalan menuju area safe zone hanya terasa tenang dan hening di sekitar, seperti tidak ada tanda kehidupan. Tetapi tidak ada mayat di sekitar sini jadi mereka tak terlalu menganggap serius keadaan ini, dan pada akhirnya menerus kan perjalanan menuju tujuan.
Kami sedikit lagi sampai ke area safe zone, tetapi setelah melihat apa yang berada di depan kita, sontak saja kami tak ada yang berani melangkah.
Seekor monster yang sekujur tubuhnya di penuhi kulit dan wajah manusia bahkan di tangan nya ada palu yang terbuat dari bagian tubuh manusia. Seketika saja orang merasa mual dan tidak nyaman dengan bentuk kan lain dari monster itu.
Karena keberadaan mereka, monster tersebut menyadari nya langsung dan mulai berlari menuju arah mereka lalu melompat dan mengayunkan palu nya. Hampir saja palu nya menghantam kami, tetapi cukup membuat kami terpental.
Akibat dari hentakan yang sangat keras, lantai yang kami pijaki runtuh beberapa lantai ke bawah. Selang beberapa waktu kami semua pun tersadar kembali dan melihat lobang besar yang di akibatkan monster tersebut, beruntung monster itu tertimbun puing puing reruntuhan.
Keberuntungan tak berlangsung lama, tiba-tiba saja dari reruntuhan tersebut keluar monster itu kembali. Tak ingin tertimpa palu monster itu kami pun berlari lagi.
"Seperti nya monster itu menyerang satu arah saja! agar meningkatkan kemungkinan hidup kita harus berpencar!" Saran Charlotte.
Akhirnya mereka berpencar ke beberapa lorong, yang membuat monster itu kebingungan dan hanya fokus menyerang kedepan. Yang di kejar monster ini adalah Ethan dan Charlotte yang lagi berusaha berlari.
Monster itu langsung meloncat kedepan dan...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments