Bellvania

Bellvania

B. 1

(Tandai Typo)

Bellvania Gianna D'angelo namanya. Gadis cilik cantik berusia empat tahun yang harus menjalani kerasnya kehidupan. Dia harus berjuang mati-matian hanya untuk bertahan hidup.

Setelah kematian orangtua angkatnya, Bellvania si kecil diusir dari rumahnya dikarenakan utang orangtuanya yang harus dilunasi. Semenjak itu dirinya yang masih kecil dan masih membutuhkan segala hal harus terpaksa tinggal disebuah gubuk kecil bersama seorang nenek yang dengan baik hati membantu dirinya. Setelah Bellvania berusia tiga tahun, sang nenek pun menjadi sakit-sakitan sehingga yang mencari nafkah menjadi tergantikan oleh Bellvania. Anak sekecil itu mencari nafkah dengan cara menjual gorengan yang nenek itu buat, dia berjalan keliling, berusaha mendapat pembeli.

Hingga tiba dimana dia bertemu dengan sesosok lelaki tampan yang tanpa dia tahu jika lelaki itu adalah ayah kandungnya.

Setelah pertemuan itu, kehidupan Bellvania berubah drastis, namun dia harus kehilangan sang nenek karena sebelum dirinya bertemu dengan lelaki itu, nenek tersebut sudah lebih dulu berpulang.

Setelah kematian nenek itu, Bellvania hanya bisa mencari nafkah dengan cara semir sepatu dan disitulah dia bertemu dengan lelaki yang berstatus sebagai ayahnya itu. Dimana lelaki itu yang menolong Bellvania pada saat Bellvania dimarahi oleh seorang preman.

Berbicara mengenai bulan, Bellvania selalu mencurahkan isi hatinya pada bulan. Semua keluh kesahnya dia curahkan pada sang bulan. Bulan lah yang menjadi saksi dan pendengar bagi kerasnya kehidupannya.

***

|Flashback on.

Dalam sebuah ruang rawat rumah sakit, terdapat seorang wanita cantik yang tengah meraung-raung, menangis, dan berontak. Dia menjadi seperti itu karena mendapatkan kabar jika anaknya diculik, bayi tak berdosa itu hilang begitu saja. Kabar itu membuat seluruh keluarga besar merasa sangat terluka.

Wanita cantik itu merasa sangat terpukul akan apa yang terjadi, dia baru saja kehilangan rahimnya dan ditambah dengan bayinya yang hilang dicuri orang.

"Enggak! Anak aku dimana?! Mana anak aku?! Hiks Mana?! Aku ingin melihatnya! Aku ingin memeluknya! Kembalikan anakku! Kembalikan padaku!" teriaknya meraung-raung.

Wanita itu dengan terpaksa harus diberikan suntik penenang oleh dokter. Lelaki yang berstatus sebagai suaminya hanya bisa diam menangis memeluk tubuh sang istri.

"BRENGSEK! KALIAN SAYA PEKERJAKAN DITEMPAT INI UNTUK APA HAH?! BAGAIMANA BISA KALIAN KEHILANGAN CUCU SAYA?! SIALAN!" salah satu lelaki paruh baya yang ada disana berteriak, membentak para dokter dan perawat yang ada disana.

Yang lain hanya bisa menangis, tak mampu mendengar kabar ini. Apalagi mereka sangat tahu akan kehancuran yang dialami oleh dua orang dari bayi tersebut. Keduanya bahkan baru saja merasakan kebahagiaan karena kehadiran anak yang selama ini mereka tunggu-tunggu, namun bayi itu kini telah hilang. Bayi yang baru saja dibawah keluar oleh sesosok perawat. Sesaat perawat itu keluar, seseorang berpakaian serba hitam langsung merampas bayi itu dan berlari secepat mungkin. Sosok itu langsung masuk ke dalam mobil Van hitam dan segera menghilang dari sana. Jejak mereka hilang bagaikan ditelan bumi hanya dengan hitungan menit.

Bayi itu mereka letakkan didepan sebuah rumah yang terbilang cukup mewah. Disana bayi itu ditemukan oleh wanita cantik yang ternyata adalah pemilik rumah. Wanita cantik baik hati yang dengan rela mengurus dan membesarkan bayi tersebut. Wanita itu dan suaminya merasa beruntung karena bayi itu mereka dapat merasakan rasanya menjadi orangtua yang sesungguhnya. Dimana wanita itu dinyatakan tidak bisa hamil lagi atau bisa disebut mandul. Dia dan suaminya sama-sama mandul.

Mereka sangat memanjakan bayi itu sampai tiba dimana mereka mengalami kecelakaan pada saat ingin menjemput sang anak di taman bermain kanak-kanak. Mobil mereka hancur lebur, keduanya terjepit didalam mobil akibat tabrakan dengan truk tronton.

Lebih parahnya lagi, mereka memiliki hutang besar. Uang yang mereka pinjam adalah uang untuk kebutuhan sang anak, dimana sang suami bangkrut setelah beberapa bulan bayi tersebut ditemukan.

Flashback off|.

"Nenek, Vania atan jualan ladi ya?" pamit anak itu pada sang nenek yang tengah terduduk di kursi roda itu.

Nenek itu tersenyum lembut "Hati-hati, nak".

Anak itu memberikan senyuman hangatnya "Nenek tenan caja, Vania atan cali uan untuk beli obat Nenek dan matan tita".

Gadis cadel itu pamit, meninggalkan sang nenek yang hanya bisa menatapnya dengan sendu.

"Jika saja nenek sehat, nenek tak akan membiarkanmu melakukan hal ini" ucapnya lirih.

Dia tak bisa bayangkan bagaimana jika dirinya dipanggil oleh sang cipta. Bagaimana kehidupan gadis itu? Gadis cilik yang rela membantu dirinya untuk mencari nafkah demi keberlangsungan hidup mereka. Gadis yang masih sangat kecil dengan tegar menjalani pahit dan kerasnya kehidupan yang harus dia lalui.

"Dolenan! Mali dibeli-beli! Mulah! Cuman celibu catu!" teriak anak itu sambil terus berjalan keliling tanpa lelah. Sesekali dia berhenti hanya untuk mengusap keringatnya yang muncul di dahinya.

Panasnya matahari membuatnya semakin merasa lelah, namun demi mendapatkan selembar uang dia harus terus bertahan hanya untuk bisa membeli makanan dan obat untuk sang nenek.

"Dek, saya mau beli" ucap seorang ibu-ibu.

Vania mendekati ibu-ibu itu "Mau beli, Bu?".

"Ya, Satunya berapa?".

"Mulah kok! Haldana cuman celibu" ucapnya senang. Senang karena ada juga pembeli setelah lama dia berjalan.

"Saya beli semua ya" ucap ibu itu dengan tulus. Dia merasa kasihan dengan anak itu. Gorengan yang dibawa oleh anak itu sudah sangat dingin, namun karena rasa kemanusiaannya yang tinggi, dia membantu anak itu, setidaknya anak itu bisa pulang cepat.

"Cebental ya Bu, Vania buntuctan dulu" ucapnya senang sambil memasukan gorengan itu ke dalam tas plastik.

"Orangtua kamu kemana, Dek? Seharusnya anak seusia kamu tak pantas jika harus berjualan seperti ini" ucap ibu itu.

Vania tersenyum manis "Olan tua Vania cudah ada di culda. Vania cuman tindal beldua belcama nenek, nenek cakit dan duduk di tulci loda".

Ibu-ibu itu terdiam seribu bahasa, ingin membantu pun tak bisa karena satu hal.

"Ini Bu. Totalna cuman lima puluh libu" ucapnya sambil menyerahkan beberapa tas plastik.

Ibu-ibu itu menerimanya dan langsung memberikan uang pecahan seratus sebanyak lima lembar. Dia mengira jika anak itu akan langsung menerimanya karena mungkin belum terlalu paham akan jumlah uang, namun nyatanya dia salah besar.

"Ini canat banak. Vania cuman butuh uan lima puluh libu, uan yan walna bilu itu" ucapnya menolak uang itu.

"Sudah, tidak apa-apa. Ambil saja, saya kasih ikhlas. Saya pamit ya, permisi" ibu itu memberikannya pada tangan Vania dengan paksa lalu pergi dari sana.

Vania pun terpaksa memasukkannya ke dalam tas plastik merah berisi uang-uang receh.

"TELIMAKACIH BU! CEMODA LEJETI IBU LANCAL CELALU! AMINN!" teriaknya berterimakasih.

Vania lalu melangkah berjalan pulang dengan hati yang gembira "Telimakacih Tuhan, atilnya Vania dan Nenek bica matan" ucapnya tersenyum senang.

To be continued...

(Hai! Gimana nih pendapat kalian tentang awal cerita ini? Hehe like dan komen ya! Timakacih udah baca! Dadah!).

Terpopuler

Comments

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Sedih nya 😭

2024-06-29

0

Murni Dewita

Murni Dewita

👣

2024-06-12

0

LISA

LISA

Aq mampir Kak..sedih karena anak berumur 4 thn udh berjualan utk kelangsungan hidupnya & neneknya..moga dia bertemu dgn org baik yg bersedia menolongnya

2024-06-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!