Setelah mengunjungi Vllla Mo Fan pergi dari sana dan berjalan kaki menikmati seasana dibawah Villa, Mo Fan melihat ada sebuah sungai mengalir dikaki bukit Villa, dia mencuci muka dan tangannya di sungai itu.
"Jarang sekali bisa menemukan sungai yang bersih seperti ini, udaranya sangat sejuk bikin betah lama-lama disini" ujar Mo Fan dalam hati
Mo Fan duduk dibawah sebuah pohon yang cukup rindang sambil menikmati udara sejuk disekitar sungai, sejak Mo Fan kembali dari dunia setengah mimpi dia merasa sangat penasaran untuk bereksperimen tentang berbagi bermacam pola sihir yang pernah dipelajarinya si dunia setengah mimpi, sambil duduk bersandar dibawah pohon dia mengambil sehelai daun lalu mengukir daun itu dengan pola pertahanan atau penguatan lalu mengalirkan tenaga dalam ke daun tersebut kemudian menusuk daun itu dengan belati kecil.
"Luar biasa sekali teknik pola ini, bahkan selembar daun tipis bisa menjadi sangat kuat bila dipasang pola, tapi jika ada orang kuat pasti pola ini akan sangat mudah dihancurkannya, terdapat sangat banyak macam-macam pola dalam buku teknik pola, jika aku bisa menguasai pola yang bisa bermanfaat dalam hidup ini tentu itu akan sangat berguna juga" pikir Mo Fan
Sedang Mo Fan terlena melamun tiba-tiba seseorang datang berlari terengah-engah dengan pedang di tangannya, terlihat darah menetes dari luka ditangan kirinya, orang itu berhenti dan bersandar ditempat Mo Fan duduk, orang itu melihat Mo Fan ada disitu namun tak menghiraukannya, orang itu langsung menancapkan pedang ditanganinya ke tanah lalu berjalan ke tepi sungai untuk membasuh muka dan membersihkan luka di lengannya.
"Apa yang terjadi padamu?" tanya Mo Fan
"Beberapa orang sedang mengejar dan ingin membunuhku" jawab orang itu sambil duduk bersandar dipohon yang sama dengan Mo Fan
"Luka di lengan kirimu masih meneteskan darah, jika terus berlanjut bisa-bisa kamu kehabisan darah"
"Tidak ada yang bisa aku lakukan saat ini, bisa melarikan diri dari mereka saja sudah sangat beruntung"
Tiba-tiba terdengar beberapa orang datang sambil berbicara sesama mereka, orang yang baru saja duduk didekat Mo Fan langsung berdiri.
"Jika mereka bertanya tentangku padamu, katakan saja aku sudah melarikan diri terjun ke dalam sungai, aku tidak akan melupakan kebaikanmu ini seumur hidupku"
Setelah bicara pada Mo Fan orang itu langsung melompat dan memanjat pohon dengan gampang seperti monyet, namun orang itu melupakan pedangnya yang sedang tertancap di tanah"
"Apakah itu termasuk teknik meringankan tubuh atau hanya skil biasa yang dilatih, ternyata masih ada orang yang melatih seni bela diri di zaman ini" pikir Mo Fan sambil mengambil pedang orang itu yang tertancap di tanah
"Apa kau melihat seseorang lari kesini barusan?" tanya orang yang mengejar itu
"Iya!, tapi dia melarikan diri dengan melompat ke sungai" jawab Mo Fan dengan sedikit cuek
Orang-orang itu memeriksa ke tepi sungai dan memang menemukan tetesan darah ditepi sungai, namun mereka masih meragukan kalau orang yang mereka kejar akan melompat kedalam sungai.
"Apa kau mengatakan yang sebenarnya?, kalau dia melompat ke sungai kenapa pedang itu ada di tanganmu?"
"Orang itu meninggalkan pedang ini disini tadi jadi aku mengambilnya"
"Gerombolan itu memeriksa di area sekitar namun tiba-tiba terdengar seperti suara tetesan air di daun kering, ketua gerombolan itu melihat ke arah suara itu dan ternyata itu adalah suara tetesan darah orang yang mereka kejar yang sedang bersembunyi diatas pohon,
"Berani sekali kau membohongiku!, karna kau telah berbohong maka aku akan memotong lehermu" kata ketua gerombolan itu
"Orang itu langsung mengayunkan pedangnya ke arah Mo Fan namun tiba-tiba terdengar suara dari atas pohon dan orang itu segera turun.
"Tunggu!, ini tidak ada hubungannya dengan dia, akulah yang menyuruhnya mengatakan itu, orang yang kalian cari adalah aku"
Mendengar pemuda itu berbicara dan berusaha menyelamatkannya, Mo Fan diam-diam mengambil pena pengukir pola dari cincinnya lalu mengukir sebuah pola pada pedang yang di tangannya selagi orang-orang itu berbicara satu sama lain.
"Sepertinya dia orang baik, hanya ini yang bisa ku lakukan untuk membantumu, semua tergantung pada takdirmu" ucap Mo Fan dalam hati
"Saat ini nyawamu ada di tanganku, tidak ada lagi yang bisa kau lakukan, kalau kau ingin selamat cepat serahkan barangnya" kata ketua gerombolan itu
"Bagaimana mungkin aku memberikannya pada kalian sedangkan keluargaku juga sangat membutuhkannya"
Ketua gerombolan itu mengacungkan pedang ke leher pemuda itu lalu menyuruh anak buahnya mengambil bungkusan yang diikat di bahu pemuda itu"
"Ketua!, kita sudah mendapatkan barangnya" kata anak buahnya
"Karna kami sudah mendapatkan apa yang kami cari, sekarang kau tidak berguna lagi sekarang"
"Apalagi yang kau inginkan?, bukankah kau sudah mendapatkan apa yang kau ingnkan?" kata pemuda itu
"Kalau aku membiarkanmu hidup, itu sama saja aku memberitahu semua orang kalau aku telah mencuri barangnya, namun jika kau mati maka tidak akan ada yang tau kejadian ini"
"Hei!, janganlah terlalu berlebihan, apakah nyawa orang tidak ada harganya dimata kalian?" kata Mo Fan
"Kau tidak usah ikut bicara karena kau juga akan mati setelah aku membunuhnya"
"Baiklah!, kalau begitu biarkan aku mengembalikan pedang ini pada pemiliknya, setelah itu kalian bebas melakukan apapun" ucap Mo Fan
Kemudian Mo Fan berdiri dari tempat duduknya lalu memberikan pedang itu kepada si pemuda sambil berbisik.
"Alirkan tenaga dalam mu ke pedang itu setiap kali menggunakannya, dan ini sebagai hadiah dariku karena kau telah membelaku tadi, hanya sebuah permen, makanlah permen itu, aku pergi dulu" kata Mo Fan
"Kau tidak akan pergi kemana-mana kawan!, setelah kami membereskannya saat itulah giliranmu" kata ketua gerombolan itu
"Aku berusaha untuk tidak terlibat lebih jauh tapi mereka tidak ingin melepaskan ku, andai saja ini di dunia setengah mimpi pasti kalian sudah mati dari tadi, sayangnya tubuhku di dunia ini tidak terbiasa bertarung apalagi memegang pedang" gerutu Mo Fan dalam hati dengan geram
Kemudian si pemuda itu menggenggam erat pedangnya dengan rasa putus asa namun dia juga merasa bersalah karena telah menyeret orang lain kedalam masalahnya, meski apa yang dikatakan Mo Fan terdengar seperti lelucon anak-anak namun dia tak punya pilihan selain mencoba apa yang dikatakan Mo Fan, si pemuda langsung menelan sebuah pil yang dikasih Mo Fan, perlahan dia merasa sakit pada lukanya mulai menghilang, sementara ketua gerombolan itu langsung mengayunkan pedangnya ke arah si pemuda dan pemuda itu langsung menangkis tebasan itu.
"Kenapa serangan musuh terasa ringan bagiku, rasanya seperti sedang bermain dengan anak-anak tapi aku juga meresa lebih cepat lelah" kata pemuda itu dalam hati
Pemuda itu menoleh ke arah Mo Fan dan Mo Fan hanya tersenyum kepada pemuda itu, merasa dia bisa membalikkan keadaan, pemuda itu mulai menyerang lawannya dengan tebasan pedang dan hal luar biasa terjadi, setiap musuh yang menangkis serangan itu selalu terlempar belasan meter ke belakang"
"Sekarang kalian harus menerima pembalasannya dariku karena telah melukaiku" kata si pemuda
"Cepat bawa barang itu pulang dan berikan kepada kepala keluarga, aku akan menahannya disini sementara waktu" kata ketua gerombolan itu
Orang yang memegang barang itu langsung lari meninggalkan tempat itu sementara yang lain terus melawan si pemuda agar tidak mengejar, pemuda itu sangat marah dan langsung mengayunkan pedangnya dengan tenaga yang tersisa pada ketua gerombolan itu, sontak ketua mereka terlempar ke tengah sungai karena menangkis tebasan pedang si pemuda, tak lama kemudian semua orang yang mengejarnya dikalahkan dan terjun ke sungai untuk melarikan diri.
"Terima kasih telah membantuku, aku akan mengingat bantuan ini seumur hidupku" kata pemuda itu sambil terengah-engah
Pemuda itu berbalik badan ke pohon tempat Mo Fan duduk namun dia kaget karena Mo Fan sudah tidak ada lagi disana, pemuda itu ingin mencari Mo Fan untuk berterima kasih namun dia juga tau kalau dia harus segera kembali ke keluarga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Rino Wengi
MC nya jadi pelayan toko saja, nggak pantes jadi Kultivator.. terlalu lembek
2025-02-10
1
Samadi Kelana
Mc nya kurang sat set. Kurang berani memperjuangkan hidupnya ... terutama keuangan ...
2024-07-18
8
Ibad Moulay
Tehnik Pola
2024-06-24
2