Hari ini adalah hari ke delapan sejak si kakek di obati Mo Fan, pagi itu sekitar pukul 9 pagi si kakek kembali duduk di halaman belakang sambil menuangkan air kedalam gelas penyambung nyawa, setelah menunggu kurang lebih tiga menit si kakek baru ingat kalau pesan Mo Fan untuk meminum air itu selama seminggu, karena kakek tidak mau melanggar pesan Mo Fan dia berniat menelpon Mo Fan untuk bertanya bagaimana selanjutnya pengobatan penyakitnya, namun begitu hendak menelpon terdengar seseorang berteriak memanggilnya.
"Hei tua bangka Mu Rong Ba, dimana kau" kata seseorang memanggilnya
"Tumben-tumbenan tua bangka ini datang" ucap si kakek
"Hei Mu Rong Ba!, apa kau tidak mendengar atau sedang berpura-pura tuli?"
"Aku ada di halaman belakang" jawab si kakek
Lalu orang itu segera ke halaman belakang menemui si kakek, begitu melihat si kakek orang itu langsung kaget dan kesal.
"Hei Mu Rong!, apa kau sedang mencoba membohongi semua orang?"
"Kau baru saja datang kesini dan belum sempat duduk tapi sudah bicara omong kosong, memangnya kebohongan apa yang kau maksud?"
"Seminggu yang lalu aku mendengar kabar kalau penyakitmu kambuh lagi tapi aku tidak bisa mengunjungimu karena aku juga sedang tidak enak badan, kau sendiri juga tau bagaimana keadaanku, hari ini aku merasa keadaanku sedikit membaik jadi aku mengunjungimu, tapi setelah melihat keadaanmu sekarang, kau sama sekali tidak terlihat seperti orang sakit, kau terlihat sedang menikmati kenyamanan hidup, sungguh sia-sia aku mengkhawatirkan mu seminggu ini"
"Duduk dulu baru ngobrol, jangan marah-marah terus nanti darah tinggi mu naik lagi, apa kau sudah bosan hidup" kata si kakek
"Kita ini sudah tua, memangnya apa lagi yang bisa dilakukan selain menunggu kematian"
"Kalau kau bosan hidup dan ingin mati jangan mengajakku"
"Sekarang coba jelaskan padaku tentang berita yang aku dengar kalau penyakitmu kambuh, aku sengaja datang kesini hari ini takutnya aku tidak bisa bertemu dan ngobrol denganmu lagi"
"Semua berita yang kau dengar itu benar dan penyakitku memang kambuh lagi"
"Tapi dari raut wajahmu saat ini kau sama sekali tak terlihat seperti orang yang sakit, apa kau menemukan obat dari penyakitmu?"
"Bisa dikatakan seperti itu"
"Benarkah?, perlihatkan padaku obat macam apa itu?"
"Kau pasti akan mencurinya dariku, aku tidak akan tertipu dengan trikmu semacam itu lagi"
"Mana pernah aku mencuri hartamu?, aku selalu menggantinya dengan harga yang setimpal"
"Tapi tetap saja aku kehilangan hartaku" jawab si kakek dengan kesal
"Hei!, kita itu teman sejak kecil, setiap kesulitan hidup kita lalui bersama, apa kau akan membiarkan aku mati duluan karna keegoisanmu itu?"
"Baiklah!, tidak usah banyak omong seperti itu karena kata-katamu itu membuatku kesal, aku akan memberimu obatnya, tapi jangan coba-coba merampasnya lagi dariku"
"Tenang saja!, mana mungkin aku merampas milik temanku sendiri, tunjukan padaku mana obatnya?"
"Sekarang kau minum air yang ada di gelas ini sampai habis" kata si kakek
"Tadi kau bilang akan merlihatkan obat berhargamu padaku, tapi malah menyuruhku minum, apa kau pikir aku kekurangan air di rumah ku?"
"Kau mau obatnya atau tidak?, kalau mau jangan banyak tanya dan lakukan apa yang aku katakan" teriak si kakek
"Iya iya baiklah aku minum, awas saja kalau kau mengerjaiku"
Lalu teman si kakek Mu Rong itu langsung meminum air dari gelas penyambung nyawa.
"Eehhh, udara disini begitu sejuk, tapi kenapa airnya masih terasa hangat?"
"Kau tunggu dulu sebentar lagi, kau akan merasakan sesuatu"
"Kau tidak memberiku obat pencuci perut kan?"
"Sudah ku bilang jangan banyak omong tapi masih saja bicara macam-macam" kata si kakek sambil memukul kepala temannya dengan kuas kecil yang ada di sampingnya
"Eehhh!, kenapa tubuhku jadi berkeringat?, rasanya aku sedang bersemangat sekali"
"Sekarang cepat berdiri!, kita akan bertarung beberapa gerakan seperti dulu saat kita berlatih, ku harap kau masih ingat gerakan saat itu"!
Kemudian kakek Mu Rong bertarung dengan temannya seperti yang selalu mereka lakukan saat berlatih beladiri saat muda, setelah beberapa menit temannya nampak terengah-engah.
"Cukup Mu Rong!, aku ini masih sakit kenapa kau mengajakku bertarung?, apa kau ingin aku cepat-cepat mati?"
"Ternyata kau memang sudah sangat tua sekali, hanya beberapa gerakan saja kau sudah tidak sanggup"
"Tentu saja aku kelelahan karena aku sudah tua dan sakit-sakitan, Eehhh!, kenapa kau tidak terlihat lelah?, apa kau ingin pamer kekuatan dan kesehatan padaku?"
"Sebaiknya kita lanjutkan ngobrolnya sambil duduk saja"
Lalu mereka kembali duduk dan melanjutkan obrolan mereka.
"Sekarang katakan padaku apa yang terjadi dengan dirimu sehingga kau menjadi seperti ini?, tunjukan padaku dimana obat yang bisa menyembuhkan penyakitmu itu?" ucap teman si kakek
"Obat itu baru saja kau meminumnya"
"Jadi air yang baru aku minum adalah obatnya?, air apa itu dan dimana kau mendapatkannya?"
"Air itu hanya air biasa yang aku minum sehari-hari"
"Hei Mu Rong Ba kurang ajar!, apa kau berpikir aku sudah begitu tua dan pikun sehingga mudah kau permainan dengan kata-katamu?, tadi kau bilang itu obat mujarab tapi sekarang kau bilang air biasa, yang mana dari kata-katamu itu yang benar?"
"Zhao Yan terkutuk! kau memang tidak pernah bisa mengendalikan mulut baumu itu, kalau kau tidak sabaran seperti itu lebih baik kau pulang saja!" jawab kakek Mu Rong
"Ehhm, ehhm!, maaf aku keceplosan barusan, sekarang ceritakan padaku dengan jelas"
"Air yang kau minum barusan memang air biasa yang selalu aku minum sehari-hari, tapi setelah air itu dituangkan kedalam gelas ini dan ditunggu beberapa menit maka air itu akan berubah menjadi obat yang sangat hebat yang mana tidak akan pernah kau temukan dalam hidup ini, air ini disebut air penyambung nyawa"
"Apa?, air penyambung nyawa?"
"Benar!, seminggu yang lalu keadaanku tidak lebih baik darimu, tapi sekarang kau bisa lihat sendiri aku seperti apa"
"Berarti harta sebenarnya adalah gelas ini, apa tebakan ku benar?"
"Tebakanmu benar, gelas ini bernama gelas penyambung nyawa"
Lau Zhao Yan memeriksa gelas itu dengan melihat sekeliling dan kedalam gelas itu.
"Gelas ini terlihat seperti gelas biasa, dibagian mana keistimewaannya?"
"Kau lihat dibagian bawah gelasnya" kata kakek Mu Rong
"Cuma ada ukiran biasa, kau tidak sedang membohongi kan?"
Sekarang apa kau tidak merasakan perbedaan pada tubuhmu setelah meminum air dari gelas ini tadi? "
" Eehhh!, kau benar sekali, sampai aku disini tadi kepalaku masih terasa sakit, tapi sekarang sudah hampir tidak terasa sakit lagi, aku juga merasa tubuhku lebih ringan" ucap Zhao Yan sambil tersenyum melihat gelas itu
"Jangan berpikir kau bisa mengambilnya dariku"
"Kenapa kau menjadi begitu pelit?, apa kau tidak menganggap aku ini sebagai temanmu?, lagi pula kau tidak sakit lagi, jadi apa salahnya meminjamkannya padaku"
"Bagimu meminjam dan mencurinya tidak ada bedanya" kata kakek Mu Rong dengan kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Yuni Cahya
mengapa dikasih uang nggak mau di terima...
2025-03-27
1
Endro Budi Raharjo
jd rebutan gelasnya.....
2024-11-14
0
☯️꧁༒⫷Loͥngͣ ͫTian ⫸༒꧂☯️
gayanya kek orang Batak, ceplas-ceplos ngeselin 😂😂😂
2024-08-29
5