Raeviga meronta kesal ketika Dava bermain-main di lelukan tubuhnya.
"Lepasin gue,Gila!" Raeviga menggerutu kesal.
Air matanya mulai menetes membasahi pelipisnya ketika Dava semakin menggila.
Tangan Dava melesat ke belakang tubuh Raeviga dan menarik resleting gaun itu hingga terlihat punggung polos Raeviga.
Arga membuka paksa gaun Raeviga hingga gadis itu kini tidak memakai selehai kain apapun di tubuhnya.
"Lepasin gue Dava.." ia meronta dengan keras mencoba meloloskan tubuhnya dari Dava.
"Bukankah hubungan kita sudah halal,sayang"Dava mengejek Raeviga,lelaki itu mengingat saat Arga menyentuh pinggang wanitanya.
"Kita emang udah nikah,tapi gue gak mau ada hubungan apapun dengan lo.."Raeviga terisak setelah menyelesaikan ungkapan hatinya.
Dava berdecak kesal.
"trus lo mau siapa?Arga?Hah.."Dava mendekatkan wajahnya pada Raeviga,mengatakan kata-kata itu dengan penuh penekanan.
"Arga?"Raeviga binggung dengan ucapan Dava.
"Arga boleh nyentuh lo,sedangkan gue enggak gitu? cewek lacur!"
Dava mencium bibir Raeviga setelah menyelesaikan untaian kata yang menyakitkan di hati Raeviga.
Air mata Raeviga telah membasahi pelipis wajah gadis itu.Dava telah menyetubuhi paksa Raeviga.Rintihan Raeviga tidak menyulutkan Nafsu Dava pada Raeviga di malam pertamanya.
"Rae..."Lelaki itu memanggil nama istrinya.Menenggelamkan wajahnya di lekukan leher Raeviga dan meninggalkan bekas kepemilikan disana.
Raeviga mengacuhkannya,seolah tidak menikmati apa yang di lakukan Dava padanya.Ia hanya ketakutan dan terus menangis sepanjang malam.
_______________
Arga sedang melakukan cuti beberapa bulan di pekerjaannya,hingga untuk sementara dan terpaksa Arga melimpahkan pekerjaannya itu pada Dava.Sebenarnya ia masih tidak ingin ada campur tangan Dava di perusahannya.Walau ia sudah tak memiliki rasa begitu dalam pada Raeviga namun masa lalu yang kelam tentang orang tua mereka tetap membuat Arga membenci kehadiran Dava.
Raeviga menggeliat di bawah selimut yang menutupi tubuhnya,ia menatap ke arah Dava yang sedang tertidur pulas di sebelahnya.Tubuh Raeviga kini sedang tidak terbalut busana apapun,ia melihat gaun dan pakaian yang di pakai semalam berserakan di lantai.Masih dengan berbalut selimut yang membuntal dirinya ia memungut pakaiannya yang berserakan.
Raeviga merintih karena merasakan sakit saat dirinya berjalan ke arah kamar mandi.
Raeviga membiarkan air shower menguyur seluruh tubuhnya.Ia memejamkan matanya dan menerawang kembali saat Dava mengatainya *******.Kata-kata itu terus membayang di pikiran,tersirat kesedihan di wajah Raeviga mengingat ucapan Dava padanya itu.
Raeviga membalut tubuhnya dengan jubah mandi.Ia melirik sedikit melihat ke arah Dava yang tertidur,ia mencoba memastikan bahwa lelaki itu masih berada di ranjang dan tertidur pulas.
Raeviga mengeringkan rambutnya dan kebingungan akan memakai baju apa nantinya.Karena Dava membawa mereka ke kamar yang sebenarnya bukan tempat mereka.
Raeviga hendak memakai gaunnya yang semalam namun suara Dava tiba-tiba menghentikannya untuk memakainnya.
"Untuk apa kamu memakai gaun itu lagi?"Ucap Dava yang telah terduduk di atas ranjang.
"Lalu?"masih dengan nada kesalnya.
"untuk apa kamu menikah dengan orang kaya jika tidak bisa memanfaatkan pembantu.." ucapan Dava itu seolah mencibir Raeviga yang seolah wanita murahan.
"Aku menikah denganmu karena tidak ada pilihan.."Raeviga menatap benci ke arah Dava dan melenggang keluar membuka pintu mencari seseorang wanita pekerja yang bisa menolongnya membawa pakaian.
"Dasar bodo" ejek Dava yang tentunya Raeviga dapat mendengarnya namun ia mengacuhkannya.
"Bawakan aku dan istriku pakaian bersih ke kamar tamu.."ucapnya pada seseorang di telpon.
Tak lama seorang wanita setengah tua membawakan pakaian yang di minta oleh Dava,Raeviga yang masih berdiri di samping pintu menerima pakaian itu.
"Terima kasih.." Raeviga tersenyum berterima kasih kepada wanita itu.
Raeviga meletakkan pakaian Dava di atas meja.Sedangkan dia berjalan ke kamar mandi untuk menganti pakaiannya.
"untuk apa ganti di sana? aku sudah melihat tubuhmu semalam."
Raeviga menatap sinis ke arah lelaki yang masih di ranjang dengan tatapan mengodanya.Ia menghiraukan ucapan Dava dan masuk begitu saja ke dalam kamar mandi.
_____________
Raeviga melihat Dava yang berpakaian rapi lengkap dengan jas hitamnya yang di sampirkan di lengan kanannya.
"Aku akan ke kantor sebentar.Jika kamu lapar bisa minta ke pelayan di sini"
Raeviga menganggukkan kepalanya tanda mengerti,gadis itu masih malas untuk berbasa-basi dengan lelaki yang sedang berada di hadapannya.Dava menangkap tatapan kesal dari Raeviga yang sangat kentara itu."kamu marah padaku?" tanya Dava sembari sibuk mengikat dasinya.
"menurutmu?"ucap Raeviga singkat.
"masalah semalam?bukannya memang aku pantas mendapatkannya?" setelah berkata begitu,Dava menghampiri Raeviga yang sedang duduk di tempat tidur mengotak-atik layar ponsel pintarnya.
Raeviga melihat ke arah Dava dengan penuh amarah yang terlihat sangat jelas.
"Aku bisa mengerti itu,tapi ucapanmu yang mengatakanku wanita murahan!apa maksudmu?"Keluh Raeviga yang tidak di terima dengan perkataan Dava semalam.
Dava tertawa mendengar apa yang di lontarkan Raeviga.Ia duduk di samping Raeviga.Gadis itu mengalihkan pandangannya dari Dava.
"bukankah memang begitu?"sahut Dava mengejek.
Plaak
Sebuah tamparan keras melayang ke wajah Dava.Membuat laki-laki itu membelalakkan mata dan sedikit geram.
"mulutmu sangat kejam,kau tau itu?" Raeviga menahan air mata yang akan segera mengalir itu.
Dava masih mencoba menahan emosinya.
"Lalu untuk apa tangan Arga di pinggangmu dan kamu tersenyum begitu senang?"sindir Dava mencoba menyudutkan wanita yang masih sehari menjadi istrinya.
"Dia hanya menolongku karena aku hampir terjatuh"
Dava akan membalas ucapan Raeviga namun gadis itu dengan berani menyuruhnya untuk diam.
"Diam! dan dengarkan aku,Arga telah menemukan Siska.Bukankah tidak salah jika aku merasa senang.Ada apa denganmu?"
"Lagi pula jika aku bersenang-senang dengan Laki-laki lain,apa urusanmu? kau bilang saat di pantai akan membiarkanku dengan laki-laki yang ku suka.Lalu ini apa?"Kali ini Raeviga lah yang menyudutkan Dava yang tak bisa menjawab apapun.
Dava tidak membalas ucapan Raeviga namun lelaki itu tiba-tiba mengecup bibir Raeviga lama.Tidak ada penolakan atau balasan dari Raeviga karena ciuman yang di berikan Dava.Gadis itu hanya membiarkan saja Dava melakukannya.
Dava melepaskan kaitan bibir mereka dan memegang lembut wajah Raeviga dengan kedua tangannya.
"Maaf,aku salah.Aku salah sangka sama kamu.." Dava menatap lekat wajah gadis di depannya.Semalam ia telah berburuk sangka pada istrinya.
"....dan untuk ucapanku di pantai.Aku tidak akan membiarkanmu dengan laki-laki lain manapun,entah itu dengan Arga,karena kamu istriku sekarang.Kamu ngerti?"tegas Dava yang penuh penekanan di setiap katanya.
Raeviga mengangguk.
Dia masih tidak percaya dengan ungkapan maaf Dava dan pernyataannya yang membuat hatinya berdebar.Perlahan kekesalan hatinya pada Dava terkikis setiap detiknya mendengar pernyataan Dava yang membuatnya berbunga-bunga.
Raeviga tersenyum menatap Dava,membalas senyuman Lelaki yang di depannya sedari tadi.
Sepertinya,gue suka elo Ga
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Saripati Sari
lanjut semangt thor
2022-04-14
0
Nur Zia Aini
munafik bngt reviga,,sok marah tp jg seneng,,dava bkn bks pcr nya jg bkn bujang jijik w.
2022-03-21
1
Dian Cahyono
Penulisan nama masih salah2 dan membuat bingung. Sebenarnya panggitan raeviga itu rae apa ga sich?
2021-11-18
0