Sebagai perempuan aku adalah orang yang jarang sekali membagikan keseharianku di media sosial. Hanya beberapa kali itu pun di moment-moment tertentu.
Dan hari ini, aku memposting kegiatanku dengan alasan yang sebenarnya aku tidak suka. Membuat Hani dan Mas Pras panas. Dan benar, itu terpancing justru Mas Pras yang chat aku terlebih dahulu daripada Hani.
Mas Pras
Niken, sekarang kamu sering gym?
Aku hanya membaca saja tanpa membalas pesannya, akan aku balas dengan story-story nantinya.
"Kenapa senyum-senyum?" Ela mengintip layar ponselku.
"Mas Pras komentar di story aku," jawabku sembari menunjukan lebih dekat kepada Ela.
Ela membuat story baru di ponselku dengan memilih foto kami berdua saat di gym. Ela sengaja memperlihatkan kita berdua yang full badan. Dengan alasan memperlihatkan perubahan tubuhku yang mulai kurusan.
"La, hapus lah malu aku," kataku tidak pede memposting foto seperti itu.
"Biarkan saja, si mata keranjang itu mau komentar apa?" ujarnya sembari mengembalikan ponselku. "Ngomong-ngomong, apa kabar mantanmu itu?" Ela mengalihkan pembicaraan ke Naufal yang kutemui beberapa minggu lalu.
"Tidak tahu?" aku mengangkat kedua tangannya.
Awalnya aku menunggu dia untuk chat aku, tapi aku pikir-pikir berdosa sekali jika aku mengharapkan seseorang yang jelas-jelas sudah mempunyai istri.
"Aku sampai sekarang belum paham, dulu kalian itu putus masalahnya apa?" tanya Ela.
"Dia yang meninggalkan aku," ujarku lumayan kesal jika mengingat masa itu. Naufal mendadak pergi kuliah keluar kota tanpa memberi tahuku. Setelah pengumuman kelulusan dia langsung saja menghilang. Semua kontak tidak bisa dihubungi.
"Kalau begitu kalian belum putus dong," ucapnya dengan senyum jail.
Aku berdesis mendengar lontaran kalimat Ela yang tidak pantas itu, beberapa tahu sudah lewat mau ada kata putus atau tidak tetaplah putus. Apalagi kita sudah sama-sama menikah meskipun kini aku sudah cerai.
Naufal
Ken, besoki bisa ketemu tidak? aku akan membayar hutang sama kamu.
Mataku mendelik, baru saja aku membahas dia tiba-tiba sudah mengirim pesan seperti itu.
"Apa dia cenayang?" aku memberikan ponselku agar pesannya dibaca oleh Ela.
Ela memandangku, "Wah sepertinya dia ingin menyambung kisah lama," celetuk Ela.
"Sembarangan," kataku tak terima dengan perkataannya.
"Terus tujuannya apa coba mantan mengajak ketemuan?" Ela memiringkan kepalanya dengan senyum jail.
"Jangan seperti itu, dia sudah punya istri," kataku mengambil ponsel di tangan Ela.
Aku dilema untuk menerima ajakan Naufal, tapi aku ingin tahu alasan dia meninggalkanku dulu. Rasanya penasaran kembali muncul, aku mengalami kehilangan dan ditinggalkan dengan alasan yang tak jelas.
Esoknya, aku memilih untuk menemui Naufal hanya karena rasa penasaranku. Aku membawa Sanjaya untuk menemuinya.
"Papa," teriak Sanjaya dengan berlari ke arah pintu.
"Mas Pras," kataku sembari membalikan tubuhku. Aku menarik sedikit tubuhku karena tidak ada mantan suamiku di situ melainkan Naufal.
"Sanjaya ini bukan papa kamu," aku meminta Sanjaya tapi Naufal tidak memberikannya.
"Papa-papa," ucap Sanjaya sembari merangkulkan tangannya di leher Naufal.
"Naufal, maaf ya," kataku tidak enak. Aku ketakutan sendiri kalau ada teman atau keluarganya yang melihat pasti akan menimbulkan kesalahpahaman nantinya.
"Tidak apa-apa," katanya sambil duduk.
Aku mengusap wajahku, aku sudah jantungan dia responnya biasa saja. Melihat Sanjaya akrab dengan Naufal, aku berpikir kalau anakku sangat merindukan sosok seorang ayah. Namun, aku tidak mungkin mengantarkan dia kepada Mas Pras. Aku takut Sanjaya diperlakukan tidak baik dengan Hani nanti.
"Ken, kenapa sih bengong mulu setiap kita ketemu?" Naufal menyentuh tanganku.
Aku yang kaget langsung menarik cepat, "Istrimu kenapa tidak diajak?" kataku tidak nyambung dengan pertanyaannya.
Naufal terlihat terkejut lalu beberapa detik kemudian tersenyum, senyuman itu menggoyahkan hatiku yang udah lama tidak terisi.
"Tahan Niken, jangan tergoda," batinku. Sekuat tenaga aku menghalangi perasana-perasaan yang akan mampir di hatiku.
"Istrinya siapa yang mau aku bawa? Istri orang?" katanya dengan tertawa renyah.
"Ha?" tanpa sadar aku melongo merespon jawaban dia.
"Biasa saja kali, ah," Naufal manaikan daguku yang sudah sekitaran dua menit melongo. "Eh, tapi sekarang aku lagi ketemuan sama istri orang," ujarnya tertawa lagi.
"Maksudnya apa nih?" batinku lagi. Mungkinkah ini kode kalau Naufal sebenarnya masih jomlo atau pura-pura jomlo karena tidak ada istrinya.
Setelah mendapatkan penghianatan dari Mas Pras aku tidak bisa percaya begitu saja kepada laki-laki. Bisa saja mengaku bujang padahal anak sudah lima.
"Kamu masih lajang?" kataku hati-hati.
Dia mengangguk pelan, sembari menyuapi Sanjaya. "Mungkin ini kutukan dari kamu karena aku meninggalkanmu begitu saja?" katanya sembari memandangku.
Aku seger memalingkan pandanganku ke sembarang arah, aku tidak kuat dipandang Naufal yang sangat dalam, "Bisa aja kamu."
"Katanya doa orang teraniaya itu terkabul, nah, dulu kan aku jahat sama kamu," katanya dengan senyuman yang hambar. Aku menoleh ke arahnya tersirat jelas di wajahnya kalau dia merasa bersalah.
"Kalau boleh aku tahu, apa alasan kamu meninggalkanku dulu?"
Aku tidak sabar mendengar jawaban ini, sebelum bertemu dengan Mas Pras aku terus bertanya-tanya. Kesalahan apa yang aku perbuat sampai dirinya meninggalkanku?
Aku mendengar suara napas panjang yang dia hembuskan, pasti masalah yang dihadapi dulu sangat berat, tebakku.
"Semua ini memang salahku, karena aku tidak belajar dengan baik. Ponselku disembunyikan oleh orang tuaku. Dan saat kelulusan itu, aku langsung di bawa pergi dari rumah," jelasnya dengan mata sendu.
"Nilaimu jelek?" kataku dengan tidak percaya. Naufal cowok pintar bahkan dia mendapatkan peringkat ke dua. Setiap pacaran juga kebanyakan di perpustakaan dan toko buku.
"Iya, aku tidak bisa masuk ke universitas yang diinginkan oleh mamaku. Aku merasa kehilangan banyak hal setelah itu, terutama kamu," katanya dengan memandang wajahku lekat. "Lebih sakitnya, sekarang ketemu kamu sudah milik orang lain."
Aku mendengar tawa yang dibuat-buat dari mulutnya, aku sebenarnya terharu dengan pengakuannya. Aku tidak bisa menyalahkannya juga. Tapi, dengan statusku saat ini aku tidak bisa mendekatinya. Dia pantas menemukan orang yang lebih baik dariku.
"Maafkan aku ya."
"Inikan sudah berlalu, mari kita lupakan saja," kataku dengan enteng. Aku tidak mau dia terbebani lagi karena masalah itu, sehingga dia bisa menjalani hidupnya dengan tenang.
"Terima kasih ya, sekarang aku lebih tenang. Aku akan menjadi pelanggan tetap toko kuemu," ujarnya dengan mencium pipi Sanjaya.
"Jadi, kutukan darimu sudah dicabutkan? Aku juga mau menikah dan memiliki anak Sanjaya," ujarnya tanpa melihatku.
Aku tertawa kecil, "Kau yang terlalu termakan sugesti. Naufal, kau harus menjadi orang yang tanggung jawab dan setia."
Naufal mendadak memandangku, "Apa kau mendapatkan lelaki yang tidak setia?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Ranny
Naufal itu masih jomloh loh Niken 😊
2024-12-18
0
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️
jawab aja Yaaaa... mendapatkan lelaki tidak setia.. penghianat cinta
2024-08-06
0
زيتون مامة
hoii mc wanita.. kamu masih belum resmi di mahkamah. belum abis iddah. jangan coba2 lihat mantan.. boleh kah buat biasa tanpa denyut2 jantung.
2024-07-08
0