Detik itu juga, hati dan perasaan Chia hancur tanpa tersisa sedikitpun. Pria yang Chia anggap sangat mencintainya, ternyata hanya mencintai Kakaknya. Orang tua yang Chia anggap sebagai tempatnya berlindung dan berkeluh kesah tenyata hanya paman dan bibinya. Kakak yang sangat disayanginya, ternyata mengkhianatinya. Dan mereka semua kini hanya menginginkan kematiannya agar bisa menguasai harta itu.
“Aku tahu! Tapi kita tidak bisa menggunakan racun untuk melenyapkannya, karena itu bisa menjadi masalah untuk kita semua jika dilakukan otopsi pada tubuhnya. Tapi lain halnya kalau penyebab kematiannya adalah kecelakaan mobil.”
Tubuh Chia seketika jatuh ke lantai saat mendengar Papahnya sendiri juga menginginkan kematiannya. Akibatnya semua orang di dalam ruangan itu langsung menyadari keberadaannya. Dengan raut wajah panik dan ketakutan, Chia segera bangkit dan pergi dari sana.
Bugh, …
“Siapa di sana?”
Itu adalah suara Riko yang sepertinya berjalan menuju arah pintu untuk memastikan tidak ada orang yang mendengar pembicaraan mereka. Namun, Riko membuka pintu tidak ada siapapun di sana. Dan ketika Riko hendak berbalik masuk dalam ruangannya lagi, pandangan matanya langsung tertuju pada sebuah paper bag yang tergelatak di depan ruangannya.
“Sial! Apakah Chia mendengar semua pembicaraan kami,” umpat Riko.
Dia langsung menyadari bahwa Chia baru saja berada di depan pintu ruangannya dan sudah pasti mendengar apa yang mereka bicarakan. Riko pun segera berlari menuju lift untuk mengejar Chia, tapi sepertinya Chia sudah berada di dalam lift yang sedang turun ke lantai bawah. Tanpa buang waktu, Riko pun langsung menuju tangga darurat sambil menghubungi Kira untuk memberitahukan bahwa Chia telah mengetahui semua rencana mereka.
“Sayang, kamu ada dimana?” tanya Kira begitu sambungan telepon itu terhubung.
“Aku sedang mengejar, Chia! Sepertinya dia telah mendengar semua rencana kita untuk melenyapkannya,” jelas Riko masih dalam keadaan berlari menuruni tangga.
“Apa? Jangan katakan kalau suara tadi adalah Chia?” seru Kira yang menyadarkan Yudha bahwa dia sendiri yang meminta Chia untuk mengunjungi kantornya hari ini.
“Astaga, bagaimana aku bisa lupa bahwa aku sendiri yang menyuruhnya untuk datang hari ini,” ujar Yudha yang terlihat ikut panik.
“Ck, … Kamu ini bagaimana ‘sih! Bagaimana kalau gadis itu merekam pembicaraan kita dan melaporkan kita semua kekantor polisi, Hah!” bentak Mita yang tidak ingin mendekam di penjara, karena kebodohan suaminya sendiri.
“Maaf, Kira! Aku tidak punya waktu untuk bicara banyak sekarang! Aku harus menghentikan Chia secepatnya,” ujar Riko yang langsung memutuskan sambungan teleponnya.
“Aish, … Papah ini bagaimana bisa seceroboh ini ‘sih!” Kira sendiri pun menjadi kesal dengan Papahnya itu.
“Kalian tenang saja, kita singkirkan dia sekarang saja! Papah memiliki beberapa kenalan anggota gangster yang bisa membantu kita melenyapkan Chia. Dengan uang kita bisa melakukan apapun, termasuk membunuh seseorang,” ujar Yudha.
Kemudian, dia meraih ponselnya dari balik jas mahal yang dikenakannya. Yudha langsung menghubungi sebuah nomor yang berada di kontak ponselnya, lalu tak lama sambungan telepon itu terhubung.
“Aku memiliki pekerjaan penting untukmu?” Kata Yudha saat panggilan itu di terima oleh orang di seberang sana.
“Katakan apa yang harus aku lakukan dan berapa bayarannya?” sahut orang itu yang sepertinya tidak suka berbasa basi.
“Lenyapkan keponakanku yang bernama Chiara, kau tahu bagaimana rupanya bukan? Buat dia mati dalam sebuah kecelakaan. Harga nyawa anak itu adalah satu milyar, apakah kau mau menerima pekerjaan ini?” ujar Yudha memberikan penawaran sudah pasti tidak akan di tolak oleh orang itu.
“Baiklah, beritahu aku dimana lokasi targetku saat ini!” Benar saja, orang itu langsung menerima seolah nyawa orang lain begitu tidak berharga baginya.
“Dia baru saja meninggalkan perusahaanku! Setelah itu, kau bisa menemukannya sendiri, bukan?” Yudha menyerahkan sisanya pada orang tersebut.
“Hmm, … Baiklah, kau akan mendengar hasilnya dalam waktu tiga jam!” Kata pria dalam sambungan telepon itu dengan penuh percaya diri.
“Bagus! Aku akan segera mengirimkan bayarannya padamu, jika hasilnya sudah aku terima,” ujar Yudha seraya menyeringai penuh kemenangan.
Setelah itu, sambungan telepon itu pun terputus. Kini mereka hanya tinggal menunggu selama tiga jam yang di janjikan itu berlalu. Yudha tampak tenang, karena dia percaya orang bayarannya bisa melakukan tugasnya dengan baik. Berbeda dengan istri dan anaknya yang takut kalau orang-orang itu gagal melenyapkan Chia dan berakhir membawa mereka ke penjara.
...****************...
Sedangkan disisi lain, Chia terus berusaha menghindari kejaran Riko dengan air mata yang terus mengalir membasahi wajahnya. Hatinya benar-benar hancur menerima semua kenyataan yang baru saja dia dapatkan itu.
“Tidak! Aku tidak boleh tertangkap, Hiks ….”
“Aku harus meminta bantuan orang lain untuk menyelamatkan aku dan anak di dalam perutku.”
Hanya satu yang Chia pikirkan saat itu yaitu pergi sejauh mungkin untuk menyelamatkan dirinya dan calon bayinya dari kekejaman Riko serta keluarganya sendiri. Chia terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi sampai dia tidak menyadari ada mobil lain yang tiba-tiba berhenti di hadapannya.
BRAKKK, …
Suara tabrakan yang begitu keras terdengar sampai memekikkan telinga. Sudah di pastikan mobil yang Chia kendarai menabrak mobil yang tiba-tiba berhenti di depannya. Saat itu, kondisi Chia sudah terluka parah. Darah segar mengalir dari kepalanya dan juga membasahi sela kakinya.
Riko yang menyaksikan kecelakaan itu, langsung menghentikan mobilnya dan keluar untuk memastikan keadaan Chia. Namun, ternyata tidak berhenti sampai di situ saja dimana sebuah mobil lain tiba-tiba melaju dengan cepat dan langsung menabrak mobil Chia dari arah belakang.
BRAKK, …
Percikan api mulai membakar ketiga mobil yang mengalami kecelakaan itu. Dimana Chia akhirnya terjebak di tengahnya dalam keadaan tidak berdaya. Sebelum api itu semakin menyebar membakar mobil dan tubuhnya, Chia terus menatap Riko dengan keadaannya yang sudah sangat putus asa. Melihat Riko yang tengah berakting berusaha menyelamatkannya, padahal dapat Chia lihat bahwa pria berstatus suaminya itu tengah tersenyum puas melihat kematiannya.
Di akhir hidupnya Chia berkata, “Jika aku di berikan kesempatan untuk hidup kembali! Maka aku akan membalaskan perbuatan keji kalian ini, padaku dan anakku yang tidak bersalah! Aku akan membuat hidup kalian semua lebih menderita dari kematian!”
“Selamat tinggal istriku yang bodoh, Chiara Syafira!” Dapat Chia lihat dengan jelas bahwa Riko tersenyum puas melihat kematiannya.
“Tuhan, berikan aku salah satu keajaibanmu! Aku sungguh tidak terima aku dan anakku harus mati seperti ini. Tolong berikan aku kesempatan untuk membalas perbuatan mereka. Aku memohon padamu, Tuhan!” Permohonan dan permintaan dengan perasaan putus asa Chia panjatkan dengan sepenuh hatinya dan diiringi air mata darah yang mengalir membasahi wajah cantiknya.
Duaaarrr, ….
Bersambung, ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Ratna Sumaroh
semoga ada keajaiban untuk hidup dan membalaskan rasa sakit hatinya
2024-11-13
0
Rusmini Rusmini
kejam banget klg sendiri di habisi krn harta /Panic//Panic/
2024-12-01
0
Fifid Dwi Ariyani
trussukses
2024-12-17
0