"Pak Alam!" pekik Ayleen dengan mata melotot. Namun Alam menanggapi dengan datar saat melihat Ayleen.
"Ya ampun pak Alam ada di sini? Sedang apa?" tanya Ayleen yang terlihat sok akrab. Namun Alam sama sekali tidak menanggapi bahkan tidak mengeluarkan senyum atau menyapa Ayleen balik.
"Oh beli minuman!" Ayleen menjawab sendiri pertanyaan itu.
"Nona mau membayar atau tidak soalnya masih ada yang antri?" tanya kasir.
"Oh iya-iya aku bayar!" sahut Ayleen.
"Pak Alam sebentar ya!" Ayleen langsung buru-buru berjalan menuju kasir dan mengeluarkan semua belanjaannya dari keranjang.
Alam dengan wajah dingin yang geleng-geleng kepala dan terlihat tidak peduli dengan Ayleen. Alam langsung meninggalkan Minimarket tersebut.
"Mbak buruan hitung!" Ayleen lihat tergesa-gesa menyuruh kasir tersebut untuk buru-buru menghitung sembari kepala yang melihat ke arah luar yang mengawasi Alam.
"Sabar Mbak, ngapain sih buru-buru?" tanya kasir itu.
"Udah buruan cepat!"
"Ohhh, mau ngejar tuan tampan itu ya, memang dia siapa, pacar Nona ya?" tanya kasir itu yang terlihat kepo yang sejak tadi memang memperhatikan Ayleen.
"Doain aja biar jadi, dia masih calon pacar!" ucap Ayleen percaya diri.
"Saya doakan!" sahut kasir tersebut.
"Makanya cepat hitung jangan sampai dia pergi!" Ayleen mendesak dan kasir tersebut pun buru-buru menuruti apa yang diinginkan Ayleen.
"Ini belanjaan, Mbak!" kasir itu memberikan kantong plastik yang akhirnya selesai menghitung.
"Ini bonus sebagai ucapan doa dan semangat dari saya, semoga berjodoh!" kasir itu memberikan permen lolipop untuk Ayleen.
"Ya ampun makasih!" Ayleen langsung buru-buru mengambil dan langsung berlari keluar dari Minimarket tersebut.
"Sukses!!! nanti kalau sudah jadian jangan lupa datang lagi!" teriak kasir tersebut yang benar-benar serius mendoakan Ayleen.
"Hey tunggu!" panggil Ayleen benar-benar mengejar Alam yang berdiri di pinggir jalan yang mengetik dengan cepat di ponselnya.
"Huhh, kamu cepat sekali jalan aku sampai tidak bisa mengejar kamu!" ucap Ayleen memegang kedua lututnya dengan nafas yang naik turun ngos-ngosan karena mengejar Alam.
"Kamu kenapa mengejar saya?" tanya Alam.
"Ya memang kenapa? kita bukannya kenal!" sahut Ayleen yang menarik nafas panjang dan membuang perlahan yang sudah berdiri tegak.
"Aku senang bisa bertemu kamu di sini. Jangan-jangan rumah kamu dekat sini ya. Maka dari itu kita bisa bertemu di sini, kalau rumahku di ujung sana jadi aku mampir ke Minimarket!" ucap Ayleen mulai merocos tanpa ada yang bertanya sedikitpun
"Rumah saya jauh!" sahut Alam dengan wajah dingin dan suara yang sangat datar.
"Oh iya. Lalu di dekat rumah kamu tidak ada Minimarket atau karena minimarket yang ini yang paling bagus di Jakarta, maka dari itu kamu sampai jauh-jauh datang kemari," ucap Ayleen.
"Saya ini atasan kamu, kamu harus berbicara dengan sopan kepada saya!" tegas Alam.
"Hmmm, tapi bukankah ini sedang tidak di dalam Perusahaan," sahut Ayleen yang pasti bisa ngeles dan ada saja jawaban yang tepat.
"Hmmm, tidak lingkaran pekerjaan, jadi aku rasa kita berdua jangan terlalu formal untuk berbicara, kita berdua panggil aku kamu saja bagaimana?" tanya Ayleen membuat Alam melihat Ayleen sampai mengkerutkan dahi.
Ekspresi wajah Alam sudah bisa ditebak jika dia baru pertama kali bertemu dengan wanita yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang sangat tinggi dan bahkan tidak peduli pria yang dihadapinya adalah seorang bos. Ayleen benar-benar sangat berani kepada Alam.
"Ya aku rasa itu sangat cocok. Memang kamu mau dipanggil Pak, di tempat umum, kamu itu masih muda dan tidak tua-tua amat," lanjut Ayleen menyarankan.
"Apa yang kamu bicarakan!" sahut Alam
"Akhirnya kamu setuju memanggilku dengan kamu awal yang bagus dan semoga kata kamu bisa berganti menjadi kata sayang...."
"Hmmm maksud aku kata yang sama," Ayleen cepat mengubah kata-katanya. Alam tidak bisa berkata-kata melihat wanita yang sangat berani itu.
"Kamu pulang naik apa?" tanya Ayleen wajah sejak tadi mengeluarkan senyum yang sangat lebar yang tidak peduli lawan bicaranya jutek apa tidak kepadanya. Karena sejak tadi dia memang yang banyak bicara.
Padahal dari wajah Alam terlihat jika dia begitu risih dan tidak nyaman dengan Ayleen yang terlalu agresif.
"Hey jawablah jangan diam saja!" tegur Ayleen.
"Saya sedang menunggu dan kamu jangan mengajak saya untuk berbicara lagi!" tegas Alam dengan telinga yang mulai panas mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Ayleen.
"Memang kenapa? Kita diciptakan mulut untuk berbicara. Kamu coba lihat orang di luaran sana yang memiliki kekurangan untuk tidak bisa berbicara dan selagi kita diberikan mulut untuk berbicara maka harus digunakan dengan baik. Bagaimana jika nanti Tuhan marah kepada kita dan mengambil anugrah itu!" Ayleen menceramahi Alam yang membuat Alam menghela nafas.
"Aku benar bukan?" tanya Ayleen.
"Terserah!" sahut Alam yang merasa lebih baik diam daripada menegur yang membuat Ayleen justru semakin banyak bicara.
Ayleen diam yang masih berdiri di samping Alam.
"Kamu ngapain masih di sini?" tanya Alam.
"Oh aku tadi pulang kerja langsung mandi dan langsung belanja ini aku belanja banyak di minimarket," jawab Ayleen.
"Bukan itu yang saya tanya, kamu ngapain masih berdiri di sini?" tanya Alam menegaskan yang lama-lama baik darah.
"Oh tidak apa-apa, ingin menunggu kamu pulang, menunggu sopir kamu datang dan kamu masuk mobil langsung pulang hanya ingin memastikan saja, kamu pulang dengan baik," jawab Ayleen.
Alam mendengus nafas kasar sampai berkacak pinggang.
"Kamu pikir saya anak kecil yang harus kamu pastikan pulang!" sahut Alam.
"Ya memang kenapa?" tanya Ayleen.
"Sudah sana kamu pergi, kamu mengganggu saya!" tegas Alam.
"Kamu melarang orang untuk menemani kamu?" tanya Ayleen.
"Kamu tidak mau pergi juga?" tanya Alam.
"Tidak mau!" sahut Ayleen tidak tidak tahu apa maksudnya yang terus berdiri di samping Alam.
"Kamu tidak mau pergi atau besok jangan datang lagi ke Perusahaan!" tegas Alam sudah tidak punya cara untuk membuat Ayleen pergi dari dekatnya dan harus membawa nama Perusahaan.
"Kamu mengancam menggunakan kekuasaan?" tanya Ayleen dengan suara pelan.
"Saya kasih kamu kembali kesempatan, kamu pergi atau besok tidak datang lagi!" tegas Alam.
"Iya-iya aku pergi, rumahku juga dekat kok, ya sudah kamu pulang hati-hati dan jangan marah-marah seperti itu sampai-sampai ingin memecatku hanya karena aku ada di sini nanti kamu kualat loh," Ayleen sempat menceramahi Alam
"Oh iya ini untuk kamu!" Ayleen langsung memberikan permen lolipop yang tadi diberikan kasir itu kepadanya yang memberikan langsung ke tangan Alam.
"Kasir di minimarket itu memberikan kepadaku kata kasir itu, ini semangat dan doa yang diberikan untuk kita. Dia mengatakan semoga kita berdua berjodoh, aku juga tidak tahu apa maksud kasir itu, jadi aku berikan saja kepada kamu," ucap Ayleen membuat dahi Alam mengkerut.
"Ya sudah aku pulang dulu kamu hati-hati ... dadah!" Ayleen dengan tingkat percaya dirinya melambaikan tangan dengan senyum merekah di wajah cantik itu dan langsung pergi.
"Hah!" Alam sampai membuang nafas kasar dan melihat permen yang di tangannya.
"Apa wanita itu sudah tidak waras," ucap Alam yang benar-benar tidak pernah menduga bisa bertemu dengan wanita seperti Ayleen. Alam juga tidak bisa banyak bicara saat berada di dekat Ayleen gimana mau banyak bicara Ayleen terus saja merocos dan bahkan sampai memberi nasihat kepadanya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments