Para karyawan berdiri dari tempat duduk masing-masing. Terdengar suara langkah kaki yang membuat Ayleen menoleh ke arah ujung. Mata Ayleen melotot sampai bola mata itu ingin jatuh saat melihat pria yang masuk dengan langkah semakin dekat dan wajah yang tetap menunjukkan kewibawaan dan memancarkan aura dingin.
"What! Bukankah dia?" pekik Ayleen di dalam hati ketika mengingat siapa pria tersebut jelas siapa pria tersebut.
"Ini nggak mungkin!" Gadis itu langsung panik dan dengan cepat menundukkan kepala dengan memejamkan mata yang benar-benar sangat takut jika dia sampai dilihat oleh Alam.
"Selamat pagi semuanya!" sapa Alam dengan suara datar yang sudah berdiri di depan para-para karyawan tersebut.
"Pagi pak!" sahut semua karyawan dengan menegakkan kepala dengan sopan. Hanya Ayleen yang menunduk jelas membuat perhatian Alam fokus Ayleen.
"Tuan Alam akan memberikan arahan sedikit kepada kalian. Jadi mohon untuk didengarkan!" sahut Pak Indra.
"Bagaimana ini ternyata benar itu dia. Namanya sama dan ternyata dia CEO di Perusahaan ini. Tidak. Dia tidak boleh melihatku. Aku baru saja memerasnya dan aku bisa mendapatkan masalah dari apa yang aku lakukan beberapa jam yang lalu," gerutu Ayleen dengan panik.
"Ayllen angkat kepala kamu. Kamu tidak sopan menunduk seperti itu saat bos kamu ingin berbicara!" tegur Indra yang membuat Ayleen mengkerutkan dahi yang semakin panik.
Ayleen pun mengangkat kepala yang tetap berusaha untuk menghindari pandangan dari Alam yang ternyata tepat di depannya. Alam juga akhirnya melihat Ayleen. Namun eksperesi wajah Alam tampak biasa saja.
"Mampus aku!" batin Ayleen pasrah.
"Maaf jika saya mengganggu pekerjaan kalian. Saya hanya mengingatkan kepada kalian semua untuk lebih tekun dan ulet dalam bekerja. Jangan malas dan suka bolos dalam bekerja, mencari alasan dengan segala perintah yang sudah menjadi ketentuan. Tidak semua orang bisa bekerja di Perusahaan ini. Jadi kalian jangan sia-siakan pekerjaan kalian ... Perusaan ini juga akan mengeluarkan produk terbaru. Jadi mohon untuk kalian semua ikut berpartisipasi!" tegas Alam dengan singkat memberikan arahan.
"Baik pak!" sahut mereka serentak.
"Baiklah kalau begitu, Saya hanya menyampaikan itu saja aku dan selamat melanjutkan pekerjaan kalian," ucap Alam yang tidak banyak bicara dan bahkan tidak mempermasalahkan tentang Ayleen yang ternyata adalah karyawannya sendiri.
"Terima kasih sekali lagi!" Alam langsung pergi dari ruangan tersebut dengan semua karyawan menundukkan kepala kembali.
"Huhhhhh!" Ayleen menghela nafas dengan panjang yang mengusap-ngusap dada yang merasa sangat lega.
"Aku selamat. Apa dia lupa siapa aku. Tapi tidak mungkin, itu baru saja terjadi beberapa jam yang lalu. Atau jangan-jangan setelah ini dia akan memanggilku dan akan langsung memecatku karena tindakanku tadi lagi," Ayleen langsung over thinking yang bergerutu di dalam hati.
"Tidak! Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Aku tidak boleh dipecat," Ayleen yang berusaha untuk memutar otak bagaimana cara supaya dia tidak dipecat.
Padahal belum tentu jika Alam memecat dia, bahkan alam saja tidak membahas tentang dirinya atau menegur Ayleen tadi.
***********
Alam yang berjalan di lobi Perusahaan yang ingin keluar.
"Alam tunggu!" teriak Ayleen yang memanggil dari kejauhan dan berlari dengan cepat.
"Hey tunggu dulu!" Ayleen akhirnya bisa menyusul Alam dengan memegang lengan Alam yang membuat Alam melihat ke arah tangan itu yang berani di pegang Ayleen.
"Maaf!" Ayleen langsung melepaskan tangan itu dari pria dingin itu yang sejak tadi tidak mengeluarkan suara.
"Alam aku..."
"Maksud saya Pak Alam!" Ayleen dengan cepat meralat kata-kata yang memanggil sang atasan dengan sembarangan.
Huhhhhh Ayleen menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan.
"Begini!" ucap Ayleen dengan yakin.
"Ini aku ingin mengembalikan ini!" Ayleen yang mengeluarkan uang dari dalam tasnya dan memberikan kepada Alam.
"Hmmm, aku tidak bisa menerima uang ini dan aku menolong kamu dengan penuh ketulusan, maksudku, aku menolong Pak Alam penuh dengan ketulusan dan tidak mengharapkan pamrih. Jadi uang ini aku kembalikan," ucap Ayleen yang berubah dalam sejenak.
Alam mendengus tipis yang tidak percaya dengan kata-kata Ayleen terlihat seperti orang sedang bersandiwara. Ayleen yang dia temui tadi pagi berubah 180 derajat.
"Ini sungguh Pak Alam. Orang tua saya mengajarkan kepada saya untuk selalu menolong orang tanpa pamrih dan saya melakukan hal itu juga dengan penuh keikhlasan yang penting Bapak baik-baik saja," lanjut Ayleen yang mencoba untuk meyakinkan Alam.
"Jadi saya ingin mengembalikan uang ini!" ucap Ayleen dengan wajah yang terlihat sangat berat untuk memberikan uang yang sudah di terima terlebih dahulu.
"Kenapa mengembalikannya?" tanya Alam.
"Karena saya tidak ingin menolong dengan mengharapkan imbalan," jawab Ayleen sok benar.
"Begitu rupanya!" sahut Alam singkat.
"Pak Alam saya ini benar-benar tulus menolong Bapak kemarin. Saya juga tidak tahu ternyata Bapak adalah bos saya dan jika saya tahu kemarin Bapak adalah pimpinan saya, maka saya pasti akan menunggu Bapak dan tidak pergi begitu saja dari rumah sakit. Maaf saya kemarin hanya panik dan pergi begitu saja. Tetapi untung saja bapak tidak apa-apa dan semua itu bukankah karena saya yang sudah membawa Bapak ke rumah sakit," ucap Ayleen yang berbicara panjang lebar dan pasti membangga-banggakan diri sendiri.
"Ya saya mengatakan seperti ini bukan karena saya penjilat karena saya karyawan di Perusahaan ini. Tetapi saya memang benar apa adanya jika karena saya, Bapak sekarang bisa berada di sini bukan!" lanjut Ayleen. Alam hanya diam saja mendengar semua perkataan dari Ayleen.
"Ya tapi saya tetap tulus dan tidak memerlukan imbalan apapun. Maka dari itu saya ingin mengembalikan uang ini kepada bapak," ucap Zeva.
"Mengembalikan karena kamu tahu siapa saya?" tanya Alam dengan alis terangkat.
"Tidak sama sekali," Ayleen dengan cepat menggelengkan kepala.
"Kamu ambil saja uang itu, apa yang sudah saya berikan saya tidak suka mengambil kembali," ucap Alam.
"Tapi pak....!"
"Kamu benar, kamu yang sudah menolong saya dan membuat saya berada di sini karena malam itu. Jadi ambil uang itu jangan kembalikan," ucap Alam.
"Bapak serius?" tanya Ayleen. Alam mengangguk.
"Hmmm, saya harus terpaksa menerima uang ini. Karena orang tua saya mengatakan tidak boleh menolak rezeki," ucap Ayleen yang pelan-pelan kembali memasukkan uang tersebut ke dalam tasnya.
Memang sejak awal Ayleen memang sangat berat hati untuk mengembalikan uang tersebut. Melihat tingkah Ayleen Alam mendengus kasar.
"Hmmm, tapi pak Alam tolong jangan salah paham kepada saya dan jangan memecat saya karena kejadian ini," ucap Ayleen.
"Tidak ada yang ingin memecat kamu!" sahut Alam.
"Huhhh syukurlah. Karena mengingat mencari pekerjaan sangat sulit dan saya takut di pecat," sahut Ayleen.
"Saya tidak memecat karyawan dengan alasan yang tidak masuk akal," jawab Alam.
Ayleen mengangguk yang merasa lega.
"Kalau begitu saya permisi! Saya masih banyak pekerjaan dan kamu juga kembali bekerja ini masih waktunya bekerja!" tegas Alam yang tidak banyak bicara dan langsung pergi.
"Pak Alam tunggu!" Ayleen kembali menahan tangan Alam dan lagi-lagi Alam menoleh ke arah tangan Ayleen.
"Maaf!" Ayleen kembali melepaskan tangan itu.
"Kamu jaga sopan santun kamu. Ini Perusahaan," tegur Alam.
"Maaf pak saya hanya excited sekali dengan Bapak yang sangat baik kepada saya. Saya sekali lagi mengucapkan maaf karena sudah lancang pada bapak," ucap Ayleen dengan menundukkan kepala begitu dengan membungkukkan setengah tubuh.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments