4. Krisis Identitas

Kicauan burung di pagi hari membuat Klein terbangun. Dia mencari sungai, dan mandi di sana.

"Aku sudah menemukan jalan, kenapa aku masuk lagi ya?" Klein merasa bodoh karena sudah lupa dengan jalan keluarnya.

Tidak ada pakaian yang menutupi tubuh Klein, karena ingin menikmati segarnya air sungai, dia melepaskan semua pikiran.

"Tubuhku juga bertransformasi ...," Klein terpana melihat perutnya kini semakin terbentuk.

"Apa aku bisa bertambah tinggi lagi?" Klein asik sendiri memandangi tubuhnya, tubuh impian semua lelaki.

Sebelum dia merasakan keberadaan dari atas pohon. "Siapa?"

Tidak ada seorangpun di atas pohon, hanya ada daun-daun yang berjatuhan.

"Apa hanya perasaanku saja ya?" Klein segera berkemas dan menyelesaikan mandinya.

...

Tidak butuh waktu lama untuk Klein menemukan jalan. Dia bisa kembali karena melihat tapak kaki yang diciptakannya saat melangkah.

"Aku sangat tidak sabar, kota seperti apa ya yang akan kudatangi?"

Klein berjalan dengan langkah yang senang. Beberapa kali kereta kuda melewatinya saat memasuki jalanan besar.

Tapi yang paling menarik perhatiannya kali ini, adalah kereta kuda dengan perhiasan super mewah, dengan cat putih tanpa noda sedikitpun.

Ornamen angsa dengan pita pita merah menghiasi kereta itu. "Apa dia tuan putri?"

Rombongan prajurit berzirah lengkap nampak sibuk mengawalnya.

Klein mengintip dari sela sela jendela yang terbuka. "Sial, apakah wanita secantik itu bisa lahir di dunia?!"

[Chaleristha de Swan't]

[Power: 5]

[Endurance: 5]

[Agility: 5]

[Title: Swan Princess (S)]

"MINGGIR!"

Bentakan sang penjaga membuyarkan lamunan Klein. "Ah maaf ...."

Debu debu yang diciptakan rombongan kerajaan, menghalangi pandangan Klein, dan kereta itu menghilang seiring dengan debu yang berterbangan.

Tapi, perasaan Klein terhadap putri angsa, terus berdegup dalam hati.

"Aku harus sekuat apa ya untuk mendapat perhatiannya?"

....

Pemandangan yang tak asing, didapatkan Klein begitu melihat antrian panjang untuk memasuki kota.

Klein sering sekali melihat pemandangan itu di film fantasi. "Aku benar-benar telah pindah ke dunia asing ...."

Banyak sekali makhluk-makhluk berbeda ras yang saling mengobrol, manusia dengan ras demi-human, manusia dengan elf, dan manusia dengan ras bertanduk aneh.

"Aku sangat senang melihat itu, sepertinya hanya bandit yang benar benar membatasi mereka."

Tidak butuh waktu lama untuk Klein mengantri, karena petugas administrasi dan keamanan sangat cekatan dalam mengurus gerbang.

Hingga tiba saatnya Klein untuk masuk.

"Serahkan kartu identias."

Jantung Klein seperti tertohok, Klein lupa bahwa dirinya bukan penghuni asli, sehingga kartu identitas di bumi tidak berlaku sama sekali.

"Ah ... aku tidak memilikinya ...."

"Sangat simpel, silahkan pergi dari kota ini."

"Tapi ...."

"Penjaga."

Dua penjaga dengan tombak panjang mendatangi Klein. "Tunggu tunggu, apa aku bisa membuatnya langsung di sini?"

Petugas administrasi, yang seorang ras Demi-Human setengah domba, tersenyum licik dengan tangan yang mengisyaratkan sesuatu.

"Tergantung berapa yang kau tawarkan."

Klein bernafas lega, setidaknya dia memiliki opsi lain. "Tapi apa yang bisa kuberikan?" Klein berpikir sebentar, sampai dia teringat dengan buah yang membuatnya jadi lebih kuat.

"Apakah ini cukup berharga?"

Wanita setengah domba itu melotot, nafasnya tertahan, dan keringat bercucuran dari dahinya.

"Selain pakaianmu yang aneh, kau memiliki benda itu juga?" Dengan tegang, Klein di bawa masuk oleh petugas itu.

"Ikuti aku."

Klein dengan jantung yang tidak karuan, mengikuti sang demi-human sambil gemetaran. "Apa buah ini adalah obat terlarang?"

Mereka berdua memasuki gedung tinggi, bertuliskan Pos Utama Gerbang Utara.

Jantung Klein semakin tidak karuan saat melihatnya. Di dalam terlihat banyak orang sibuk dengan dokumen dokumen, beberapa warga juga nampak sedang menyelesaikan masalah mereka.

Klein di bawa naik ke lantai teratas, lalu menunggu di depan ruangan dengan pintu bertuliskan Ketua.

"Ketua? Apa dia ketua penjaga gerbang ini?"

Wanita domba itu keluar, dan menyuruh Klein untuk mengikutinya masuk.

Terlihat seorang pria tua dengan gagah duduk di atas kursi kayu, dan kedua tangannya menopang dagu.

"Apakah benar kau memiliki Miracle Blue Fruit?"

Klein menjawab dengan gugup, "Benar, kenapa?"

Pria itu nampak terdiam sebentar, seperti sedang berpikir.

[Dyrant Klauss]

[Power: 850]

[Endurance: 990]

[Agility: 500]

"Itu status manusia atau monster sih ...?" Klein berteriak dalam hati.

"Kau bersedia menjualnya berapa?"

Klein sedikit terkejut saat mendengarnya, "Ah, inikah saatnya aku berbisnis?" Batin Klein.

"Aku ingin mendengar tawaranmu terlebih dahulu." Klein berkata tegas.

"Kartu identitas, dan 1500 emas."

Dengan yakin, Klein menjawab tawaran Dyrant. "Kartu identitas dan 3000 emas."

Aura mengerikan keluar dari tubuh Dyrant, aura yang membuat segala benda berterbangan tidak terarah.

Klein merasa pedang sedang diarahkan tepat ke lehernya, "Dia sangat kuat!" Tapi Klein tidak mau kalah, dia adalah penyuka uang, dan Klein yakin harga buah yang secara tidak sengaja dia temukan, jauh berada di atas itu.

"Kartu identitas, dan 2000 emas." Dyrant berucap dengan nada intimidasi.

"Kartu identitas, 2500 emas, dan senjata berbentuk sarung tangan."

Dyrant nampak semakin murka, tapi auranya perlahan dia tarik kembali. "Baiklah. N'or, bawa tamu pebisnis kita ke penginapan yang mewah, aku akan menyiapkan semuanya besok."

N'or adalah wanita setengah domba tadi yang menjadi petugas administrasi.

"Untuk saat ini, aku bisa bernafas lega." Klein merasa bersyukur karena tidak menghabisi semua buah ajaib yang dia temukan.

____________________

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***