Selly menyeringai dia tidak merasa sedih atau apapun saat Bayu mengakhiri hubungan mereka. Karena dia tahu Bayu sudah tidak berarti apapun untuk wanita itu.
Dari yang dia lihat Angkasa mulai peduli dengan Jira. Namun dia belum memastikan apakah lelaki itu menyukai Jira atau tidak. Maka jika iya sudah pasti Angkasa adalah target dia selanjutnya.
Selly meraih ponsel miliknya. Menghubungi seseorang untuk menyelidiki sesuatu.
"Aku ada pekerjaan untukmu."
"Apa itu?" jawab orang tersebut.
"Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang seseorang."
"Mudah asal bayarannya sepandan."
"Oke tidak masalah. Akan kukirim siapa orang yang harus kamu selidiki."
"Deal." setelah itu sambungan terputus.
Selly mengetik sesuatu kemudian dia kirim ke orang yang baru saja dia hubungi. Setelah itu dia menyimpan kembali ponselnya.
***
"Jira tidak bisakah kita mulai dari awal?" Menurunkan egonya Bayu meminta Jira untuk bertahan dengan hubungan pernikahan mereka.
Langkah Jira berhenti. Sejenak dia terdiam. Detik berikutnya tanpa menoleh Jira berucap. "Terlambat."
Jira menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi sesaat setelah masuk ke dalam mobil. Dia lelah. Sungguh lelah dengan tingkah Selly. Dia tahu Selly tidak akan berhenti di Bayu pasti dia akan menargetkan lagi orang yang dekat dengan dirinya. Karena itu Jira berpikir Selly dengan sengaja ingin menggugurkan kandungannya.
Dan dia yakin target selanjutnya adalah...Jira membuka mata langsung menoleh ke sisi kanan di mana Angkasa sedang mengemudi.
"Kenapa? Apa ada masalah?" Angkasa bertanya sebab Jira menatap dirinya dengan aneh.
Jira menggeleng. Memejamkan kembali kedua matanya. Dia ragu harus bercerita dengan Angkasa atau tidak perihal Selly.
Dua puluh menit berlalu. Terdengar bunyi perut yang minta diisi. Begitu keras dan nyaring terdengar di telinga Angkasa.
Tanpa bertanya Angkasa membelokkan mobilnya ke sebuah restoran. Jira tidak protes sebab dia memang lapar.
Jira dan Angkasa memesan beberapa menu setelah pelayan menghampiri.
Tidak ada percakapan diantara keduanya selama makan berlangsung. Dalam sela-sela makan Jira sesekali menatap Angkasa yang tampan dan mapan. Bahkan jauh lebih tampan dari Bayu.
Dia masih berpikir bagaimana jika Selly benar-benar menargetkan Angkasa. Terlebih lelaki itu berniat menikahinya setelah bercerai.
Ada keresahan tersendiri di dalam hati Jira. Bagaimana jika Angkasa sama saja dengan lelaki-lelaki sebelumnya. Rela kah dia jika kehilangan lelaki setampan Angkasa.
Rasanya pusing memikirkan hal itu.
"Kenapa? Pusing?" tanya Angkasa saat menyadari Jira memijat pelipisnya dengan perlahan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah.
Jira menghentikan kegiatannya. Dia menatap Angkasa dengan serius.
"Menurut pendapat kakak gimana Selly?"
Angkasa menautkan kedua alisnya. Seperti ada maksud terselubung dari pertanyaan Jira.
"Gimana yang seperti apa maksud kamu?"
"Maksudku bagaimana pendapat kakak soal Selly? Wajahnya cantik kah atau tubuhnya bagus kah?"
"Tidak secantik dan seseksi dirimu. Terlebih saat kita berkeringat bersama diatas ranjang. Kau sangat seksi di mata saya."
Blush
Pipi Jira merona seketika. Tidak. Dia tidak boleh terlena. Dia harus melanjutkan pertanyaan.
"Bagaimana kalau dia mulai mendekati Kak Angkasa?"
"Apa maksudmu?" Angkasa tidak mengerti dengan pertanyaan Jira. Untuk apa wanita itu mendekati dirinya. Bukankah Bayu akan menikahi wanita itu. Pikir Angkasa.
Jira membuang nafas perlahan setelah sebelumnya menghirup oksigen di udara sekitar.
"Aku yakin mereka gagal menikah. Dan Selly pasti akan mendekati kak Angkasa."
Sebenarnya itu juga yang Angkasa pikirkan saat Bayu meminta Jira untuk memulai kembali hubungan mereka dari awal.Pasti ada sesuatu hal yang terjadi diantara mereka.
"Kenapa kau berpikir seperti itu?"
Menerawang beberapa tahun silam Selly selalu saja mendekati lelaki yang berusaha dekat dengannya. Bahkan setelah itu Selly selalu menjadi kekasih orang yang saat itu dekat dengan Jira. Dan itu pun berlaku juga saat Jira menikah dengan Bayu. Wanita itu kembali merebut lelaki yang seharusnya menjadi miliknya. Akankah Angkasa juga begitu?
"Aku tidak tahu persis kenapa Selly melakukan ini padaku."
"Kalian sudah lama kenal." tanya Angkasa memotong ucapan Jira.
Jira mengangguk. "Kami kenal sejak jaman sekolah."
Angkasa menatap Jira. Seolah ingin wanitanya melanjutkan kembali cerita tentang Selly. Yang dia lihat dari mata Jira seperti ada banyak cerita yang ingin Jira sampaikan.
"Awalnya aku mengira Selly adalah sahabat. Tidak tahunya dia pengkhianat. Aku tidak tahu dia bisa seperti itu. Setiap kali ada lelaki yang dekat denganku pasti dia akan berusaha merebut. Apapun itu caranya pasti dia lakukan. Termasuk seperti yang dia lakukan bersama Bayu setahun belakangan ini. Demi mendapatkan Bayu dia rela menggunakan tubuhnya. Dan itu trik yang sering dia lakukan sedari dulu."
"Setiap lelaki yang dekat dengan mu."
Jira mengangguk. Angkasa sudah menangkap maksud Jira. Lelaki itu tersenyum.
"Untuk apa aku memungut sampah jika aku sudah punya berlian indah."
"Jangan percaya diri. Kakak pasti juga akan merasa tergoda jika sudah merasakan tubuh Selly." suara Jira sedikit bergetar. Ada ketidak relaan jika lelaki yang merenggut kesuciannya itu bercumbu dengan Selly.
"Apa aku serendah itu dimatamu?" Jira tertegun mendengar penuturan Angkasa. Dia tidak bermaksud begitu.
"Bukan begitu,aku hanya takut jika Selly kembali melakukan hal yang sama. Dan Jira yakin lelaki selanjutnya adalah kakak. Sebab saat ini yang dekat dengan Jira hanyalah kak Angkasa."
Angkasa menggenggam tangan Jira. Berusaha meyakinkan dan memberi ketenangan kepada calon istrinya.
"Aku tidak akan tergoda dengan wanita seperti Selly." Jira mengangguk.
Bertepatan dengan itu seorang wanita dengan baju yang seksi langsung duduk di samping Angkasa. Memeluk lengan lelaki itu dengan manja.
Angkasa melepaskan lengan wanita itu dengan sedikit kasar. Membuat wanita itu mencebik.
Jira menatap wanita tidak tahu diri yang sedang duduk di samping Angkasa. Pun sebaliknya wanita itu juga menatap dirinya dengan tajam. Seolah ingin merobek-robek wajah Jira.
Wanita itu kembali bergelendot. Angkasa pun mulai kesal. Jira berdiri dia melangkah mendekati Angkasa. Lalu duduk tepat di pangkuan lelaki itu. Mengalungkan tangannya di leher Angkasa. Kemudian mencium bibirnya sekilas. Itu Jira lakukan hanya ingin menunjukkan bahwa Angkasa adalah miliknya.
"Kau." Geram wanita itu.
"Kak Angkasa tidak suka ulat bulu yang gatal seperti dirimu. Jadi pergilah sebelum aku memanggil keamanan disini."
"Angkasa." wanita itu tidak terima diusir oleh Jira. Dia ingin Angkasa menahan dirinya. Dia masih percaya jika Angkasa masih mencintainya.
"Pergilah Jingga. Sebelum kekasihku benar-benar memanggil keamanan disini."
Gubrak
Kalah telak. Jingga tidak menyangka Angkasa bisa berkata seperti itu.
Dengan menghentakkan kaki Jingga pergi namun sebelum itu dia berbisik dengan pelan di dekat daun telinga Angkasa.
"Kau mungkin bisa mengalahkan ku. Tapi tidak dengan Luna."
Luna? Siapa Luna?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments