Bab 16

Beberapa saat sebelumnya

Angkasa merasa Jira sudah pergi terlalu lama. Dia gelisah jika harus terus menunggu. Akhirnya dia putuskan untuk keluar mobil dan melihat apa yang sebenarnya terjadi hingga Jira begitu lama disana.

Dan benar dugaan Angkasa. Lelaki itu melihat Jira sedang beradu mulut di atas tangga. Entah apa yang mereka bicarakan Angkasa hanya mendengar samar-samar.

Mata Angkasa melebar saat dia melihat dengan jelas tangan Selly meraih tangan Jira untuk dia tarik ke bawah. Dan saat dia berlari sudah terlambat. Jira jatuh bersamaan dengan Selly.

"Jira."

Tanpa menunggu waktu Angkasa langsung menggendong Jira ala bridal. Dia melihat darah yang mengalir di kepala Jira.

"Kak."

"Tenanglah aku akan membawamu ke klinik terdekat. Jangan tutup matamu tetaplah sadar."

Sementara Selly merintih kesakitan. Ada darah yang keluar dari sela kedua pahanya. Anaknya, mungkinkah dia keguguran. Wajah Selly terlihat biasa bahkan dia tersenyum kecil melihat darah yang mengalir di kakinya.

Melihat Bayu mendekat Selly mulai histeris.

"Bayu...Bayu ...anak kita. Tolong anak kita. Aku tidak mau kehilangan dia. Bawa aku ke rumah sakit segera. Bayi kita Bayu. Hiks hiks..." Selly kembali bersandiwara di depan Bayu. Dia ingin Jira disalahkan atas apa yang baru saja terjadi.

"Tenang Selly aku akan membawamu ke rumah sakit."

Tanpa di sengaja Selly dan Jira berada di rumah sakit yang sama. Jira sudah selesai diobati dia mendapat dua jahitan di bagian kepala. Beruntung luka itu dapat ditutup dengan rambut jadi tidak terlalu terlihat.

Sedangkan Selly dia harus mendapat perawatan khusus. Sebab dia harus dikuret karena kehilangan janin yang dia kandung.

Beberapa saat berlalu setelah bius habis Selly mulai sadar. Dia melihat Bayu disampingnya.

"Kau sudah sadar."

"Bayi kita, bagaimana bayi kita?" tanya Selly sambil meremas-remas perutnya.

"Dia sudah tidak ada." tidak ada raut wajah sedih yang diperlihatkan Bayu. Entahlah lelaki itu malah merasa lega Selly keguguran. Karena dia tidak ingin menikahi Selly.

"Apa?" Selly pura-pura terkejut. Merasa sedih kehilangan calon anaknya. Air mata pun bisa keluar meskipun tidak ada rasa sedih. Itulah Selly mampu melakukan apapun agar tujuannya tercapai.

"Calon anak kita kini tiada. Semua gara-gara Jira." Selly seketika berhenti menangis. Dia mengusap air mata yang mulai mengering. Matanya memancarkan kebencian yang begitu dalam jika itu berurusan dengan Jira.

"Tidak usah menyalahkan Jira, Selly."

Wanita itu langsung menatap Bayu. Tatapannya tajam seolah ingin menusuk orang. Dia tidak setuju dengan pendapat kekasihnya. Jira harus disalahkan kalau perlu masuk penjara.

"Kau membelanya."

"Iya, aku membelanya."

"Kenapa? Dia bahkan telah menghilangkan calon anak kita." suara Selly mulai meninggi tidak terima Bayu membela Jira. Dia benci jika ada orang yang membela wanita itu.

"Bukan dia tapi kau. Kau yang membunuh anakmu."

"A-apa yang kau katakan. Jelas-jelas Jira yang membuatku jatuh dan keguguran. Dan kau malah membela wanita itu."

Muak

Bayu merasa yakin Jika dia harus segera memutuskan hubungan dengan Selly. Salah, ternyata dia memilih orang yang sakit selama ini.

Dia melihat dengan jelas Selly yang menarik Jira. Hingga mereka berdua jatuh dari tangga. Dan sekarang Selly menyalahkan Jira. Apa sebenarnya tujuan Selly?

"Kau tahu Selly, dengan jelas aku melihat kau menarik tangan Jira. Mungkin Angkasa juga melihatnya. Jangan lupakan di rumah Jira ada CCTV. Dia bisa saja mengecek untuk tahu kebenarannya."

Sial

Bayu mulai tidak percaya dengan Selly. Wanita itu gelisah. Tidak bisa, dia harus mendapat simpati lagi dari Bayu.

"Sayang,,hiks hiks maafkan aku. Aku tidak sengaja melakukan itu. Aku tidak suka melihat dia. Jadi kami bertengkar dan aku tidak sengaja menarik tangan dia,,hiks hiks." Selly kembali bersandiwara dengan air mata buayanya.

Bayu menghela nafas. Tidak lantas percaya dengan ucapan Selly.Dia melepas tangan Selly yang sebelumnya melingkar di lengannya.

"Sekarang tidak ada lagi yang bisa mengikat kita."

Kedua mata Selly menyipit mendengar ucapan Bayu. "Apa maksudmu?"

Kembali Bayu membuang nafas dengan kasar. Dia sudah memikirkan ini semalaman. Dan dengan kejadian ini dia yakin untuk meninggalkan Selly.

"Anak kita sudah tidak ada. Dan aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita."

"Tidak bisa. Kau tidak bisa melakukan ini pada ku Bayu. Aku sudah memberikan tubuhku untukmu. Bagaimana bisa kau giniin aku?"

"Kita melakukan atas dasar suka sama suka Selly. Ingat itu. Dan aku bukan yang pertama bagimu. Jadi aku bukanlah perusak masa depan mu."

Selly menggeleng. Pasti Bayu ingin kembali bersama Jira. Tidak bisa, tidak akan biarkan Bayu kembali bersama dengan Jira.

"Tidak. Kau tidak bisa melakukan ini padaku Bayu."

"Administrasi nya sudah ku bayar. Dan hubungan kita berakhir disini. Kau tidak bisa menjaga calon anakku. Bagaimana mungkin aku menjadikanmu istriku."

Bayu berlalu pergi meninggalkan Selly. Tidak mempedulikan Selly yang terus memanggil-manggil namanya.

Bayu mempercepat langkah saat dia melihat Jira berjalan di lorong rumah sakit.

"Jira." panggil Bayu.

We

Wanita itu menoleh pun dengan Angkasa yang berjalan disisi Jira. Keduanya berbalik menatap Bayu yang sudah berdiri di hadapan mereka.

"Bisa kita bicara?"

Jira menoleh ke arah Angkasa. Lelaki itu menggeleng kecil. Pertanda dia tidak setuju itu. Jira kembali menatap Bayu. Menghirup udara kemudian membuangnya perlahan.

"Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi. Semua akan diurus oleh pengacara nanti."

Berbalik, Jira meninggalkan Bayu. Sebelum Jira melangkah lelaki itu berkata "Tidak bisakah kita mulai dari awal Jira?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!