"Sudah." Angkasa mematikan rokok yang masih menyisakan separuh.
"Merokok?" tanya Jira. Ini pertama kali Jira melihat Angkasa menyesap rokok sepanjang dia mengenal lelaki itu.
Jika merasa gelisah Angkasa memang sering merokok. Entahlah meskipun tidak bisa menenangkan hati yang sedang gelisah tetapi sebatang rokok mampu memenangkan pikirannya sejenak.
"Bagaimana?"
"Alot. Bayu banyak permintaan." Angkasa menautkan kedua alis tebal hingga menyatu.
"Dia memiliki syarat jika mau bercerai."
Beberapa waktu lalu
Bayu mengeluarkan sebuah map untuk Jira tanda tangani. Itu adalah peralihan hak atas restoran mendiang ibu Jira yang kini masih berjaya. Letak yang strategis dan makanannya yang enak membuat restoran itu tidak pernah sepi. Terlebih harga yang ditawarkan juga terjangkau.
"Apa ini?" tanya Jira.
"Kau ingin bercerai dariku kan maka tanda tangani ini aku akan menceraikan mu secepatnya."
Jira mengambil map tersebut dan membacanya dengan cepat. Dadanya mulai naik turun menahan marah.
Bagaimana mungkin dia memberikan peninggalan ibunya untuk lelaki brengsek seperti Bayu.
"Kau laki-laki konyol yang pernah aku temui."
Bayu tersenyum miring. Dia sama sekali tidak marah. Dia memang brengsek. Yang mau hidup enak tanpa harus bersusah payah.
"Bukankah ini perjanjian yang dibuat ibumu. Jika dia akan memberikan segalanya untuk lelaki yang telah menolongnya waktu di rumah sakit. Dan kau tahu itu aku bukan?"
Benar jika waktu itu dia melihat Bayu di ruangan ibunya. Lelaki itu sedang menunggu ibunya yang sedang terbaring lemah di atas ranjang. Tapi saat ini dia ragu jika Bayu yang membawa ibunya ke rumah sakit. Sebab saat kecelakaan ibunya mengeluarkan banyak darah tetapi yang dia lihat tidak ada satu tetes darah pun yang menempel di baju Bayu.
"Aku tidak yakin jika kau yang menolong ibuku."
"Apa maksudmu?" kini Bayu mulai geram. Sepertinya tidak mudah membuat Jira menandatangani surat peralihan hak milik restoran itu.
Jira melipat kedua tangan di dada. Dengan berani menatap Bayu tanpa takut.
"Kau tahu maksudku. Dan aku akan mencari tahu siapa penolong ibuku yang sesungguhnya. Karena saat kau disana kau sama sekali tidak bersimbah darah sedangkan ibuku banyak mengeluarkan darah. Aku tidak akan menandatangani itu karena itu bukan milikmu. Itu milikku peninggalan ibuku kau tidak berhak atas itu. Dan kita tetap akan bercerai karena kau selingkuh, terlebih selingkuhan mu sekarang hamil dan itu akan mempermudah perceraian kita."
Kembali lagi ke Jira dan Angkasa.
Angkasa sedang mengingat sesuatu saat Jira bercerita tentang ibunya. Apakah mungkin itu wanita tua yang pernah dia tolong dua tahun lalu. Wanita yang menjadi korban tabrak lari di sekitar kantornya.
"Aku pernah menolong seorang ibu-ibu yang menjadi korban tabrak lari."
Jira menatap lekat manik hitam milik Angkasa. Meminta lebih untuk bercerita.
Angkasa seolah tahu arti tatapan Jira dia pun melanjutkan ucapannya.
"Waktu itu ada meeting penting. Saat mobil akan melaju tiba-tiba ada seorang ibu-ibu yang jatuh di samping mobil akibat ditabrak sebuah sepeda motor. Karena tidak ada yang menolong akhirnya aku membawa ibu itu ke rumah sakit. Aku tidak bisa menunggu karena ada meeting dan saat itu aku bertemu dengan Bayu entah sedang apa dia berada di rumah sakit itu aku tidak peduli. Dan aku meminta dia untuk menjaga ibu itu sampai keluarganya datang. Setelah itu aku tidak tahu lagi apa yang terjadi dengan ibu itu."
Mendengar itu Jira merasa terkejut hingga menutup mulut dengan kedua tangan. Jadi lelaki itu Angkasa. Lelaki yang menolong ibunya. Benar bukan, bukan Bayu yang menolong. Dia tidak punya balas Budi lagi jadi dia tidak akan sungkan untuk bercerai dengan Bayu sekarang.
"Jadi orang itu kakak."
"Apa itu ibumu? Jika kau ingin memastikan aku bisa meminta rekaman CCTV pada pihak rumah sakit."
Jira menggeleng. Dia percaya bukan Bayu penolong sesungguhnya. Dan dia yakin Angkasa berkata jujur.
"Aku senang mendengar itu. Dan aku mantap bercerai dengan Bayu. Ternyata ibu salah mengenali orang. Dia pikir Bayu yang menolong dirinya. Hingga sebagai balas budi ibu meminta ku menikah dengan Bayu."
"Kau mencintai Bayu?"
Jira diam sesaat sebelum mengiyakan pertanyaan Angkasa. Tidak memungkiri sebelum menikah dia memang tertarik dengan Bayu. Berharap setelah menikah seiring berjalannya waktu Bayu akan mencintai dirinya. Dan ternyata keinginan itu tidak terwujud. Bayu bahkan sama sekali tidak menyentuh dirinya. Malangnya nasib Jira.
"Tapi sekarang tidak."
"Setelah kau tahu dia selingkuh?"
"Mungkin."
"Sekarang mau kemana?" tanya Angkasa.
"Ke rumah. Aku ingin mengambil beberapa barang disana."
Angkasa pun mengantar Jira. Tidak sampai satu jam mereka sudah sampai di rumah Bayu. Jira segera turun dan dia melarang Angkasa untuk turun. Sebab dia hanya akan mengambil barang dan cepat kembali.
Begitu masuk ke dalam rumah dia melihat sesosok wanita yang sangat dia kenal yaitu Selly. Dan Bayu entah kemana lelaki itu Jira tidak peduli. Dia mengabaikan keberadaan Selly. Menaiki anak tangga menuju kamar.
Sesampainya di dalam kamar dia bergegas membereskan barang-barang yang ingin dia bawa.
Begitu akan keluar seseorang mencekal lengannya. Jira pun menoleh ke belakang melihat Bayu berdiri disana dengan tatapan penuh amarah.
"Dimana sertifikat rumah ini?"
Jira berdecih, beruntung sertifikat sudah dia amankan. Setelah tahu Bayu berselingkuh semua surat-surat penting sudah dia sembunyikan di tempat yang aman. Tidak dia simpan di rumah ini lagi.
"Untuk apa? Semua atas namaku. Dan kau tidak pernah memberi nafkah. Baik itu lahir maupun batin. Jadi kau tidak berhak atas apapun disini." Jira menghempaskan tangan Bayu dengan kasar.
"Setelah bercerai ku harap kau segera pergi dari rumah ini. Bawa selingkuhan mu juga. Aku tidak ingin rumah ini menjadi kotor."
Setelah mengatakan itu Jira keluar. Di dekat tangga dia bertemu Selly.
"Jira."
Yang dipanggil menoleh malas. Yang manggil tersenyum menyeringai mendekati Jira. Berbisik di dekat telinga Jira." Semua yang kau punya pasti akan menjadi milikku. Dan kau tidak akan pernah bahagia."
Jira tersenyum. Ini bukan kali pertama Selly seperti ini. Jika biasanya seseorang terobsesi akan cinta tetapi kali ini ada seseorang yang terobsesi membuat hidup orang lain menderita.
Rasa iri dan dengki membuat Selly seperti seorang psikopat.
"Jira kumohon maafkan aku. Aku akan putus dengan Bayu jika itu maumu. Tetapi bagaimana dengan anak ini?" Selly mulai bersandiwara saat melihat Bayu berjalan ke arah mereka.
Selly memegang tangan Jira dengan paksa. Seolah dia akan mendorong Selly.
"Jira kumohon jangan seperti ini. Kasihan anak ini tidak bersalah."
Selly memang ratu akting. Dia pun menampar dirinya sendiri. Membuat Bayu mempercepat langkah saat mendengar keributan. Sebelum sampai Selly lebih dulu menarik tangan Jira hingga mereka berdua jatuh berguling-guling di bawah tangga.
"Selly." teriak Bayu.
"Jira." panik Angkasa yang melihat Jira jatuh dari tangga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments