Bab 2

"Itu seperti..." Jira terdiam di tempat menatap punggung seorang lelaki yang sangat mirip dengan suaminya. Tetapi rasanya tidak mungkin karena disamping lelaki itu ada seorang wanita yang menggandeng lengan lelaki itu dengan manja. Mereka seperti sepasang kekasih atau sepasang suami istri.

"Mungkin hanya mirip saja." Jira meyakinkan hatinya bahwa itu bukanlah Bayu suaminya.

"Kau itu lelet sekali." kesal Angkasa yang melihat Jira masih diam di tempat sedangkan pesawat yang mereka tumpangi sebentar lagi akan take off.

"Ah iya pak, maaf." Jira kemudian melanjutkan langkahnya mengikuti Angkasa.

*

Kuala Lumpur

Begitu landing Angkasa dan Jira pergi ke hotel yang sebelumnya sudah direservasi. Mereka tinggal di kamar yang berbeda namun bersebelahan.

"Ini kartu akses Pak Angkasa." Lelaki itu menerimanya kemudian menempelkan kartu tersebut untuk membuka pintu.

"Besok pagi-pagi kita ada meeting dengan klien. Jangan sampai terlambat dan jangan lelet seperti siput." Setelah mengatakan itu Angkasa menutup pintu tanpa mau mendengarkan jawaban dari Jira.

"Dasar bos arogan, galak, muka datar kayak triplek pantas sampai sekarang masih jomblo kelakuan sedingin kutub Utara dan selatan." gerutu Jira.

"Jangan memakiku." ucap Angkasa tiba-tiba membuka pintu dan menutup nya kembali. Membuat Jira terperanjat kaget.

"Astaga. Dia seperti cenayang saja. Tahu apa yang aku lakukan. Padahal dia tidak lihat. Ah lebih baik aku ke kamar sebelum dia kembali membuka pintu." Jira sedikit berlari kemudian memakai kartu akses untuk membuka kamarnya.

Saat akan menutup pintu, kamar yang berhadapan dengan kamar Jira terbuka. Menampilkan sosok lelaki yang sangat dia kenal sedang mengambil makanan yang diantar oleh pihak hotel. Sebelum pintu tertutup rapat Jira melihat seorang wanita yang langsung memeluk suaminya dengan pakaian yang sangat minim dan tipis.

"Tidak itu tidak mungkin Bayu." Jira masih berusaha menyangkal apa yang dia lihat itu salah. Suaminya tidak mungkin selingkuh tapi melihat sikap Bayu selama ini apa mungkin itu benar. Dada Jira tiba-tiba terasa sesak mengingat bagaimana perjuangan dia untuk mendapatkan hati Bayu.

"Aku harus mencari tahu kebenarannya."

Jira memutuskan untuk membersihkan diri kemudian beristirahat sejenak. Beberapa jam berlalu Jira memutuskan untuk pergi ke cafe bawah. Perutnya sudah mulai lapar terlebih sekarang sudah waktunya makan siang.

"Kau disini rupanya."

"Astaga pak bos, kau itu seperti jelangkung datang pergi tanpa permisi. Mengagetkan saja."

"Tanpa diundang Jira sejak kapan Jelangkung bisa bilang permisi."

"Iya juga ya. Pak bos ngapain disini?"

"Kamu ngapain disini?" Angkasa balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Jira.

"Pak bos nih ditanya malah balik nanya. Ya pasti mau makanlah. Ini kan cafe masak mau berenang."

"Nah tuh tahu ngapain nanya tadi." Angkasa langsung duduk di depan Jira. Dia mulai membolak balik buku menu. Mencari makanan yang dirasa enak untuk dirinya.

"Dasar bos ngeselin." gerutu Jira karena Angkasa hanya memesan makanan untuk dirinya sendiri.

"Sudah pesan." tanya Angkasa.

Jira langsung merebut buku menu yang sebelumnya dipegang oleh Angkasa. Dia memesan makanan sambil cemberut membuat Angkasa menarik ujung bibirnya sedikit. Agar Jira tidak menyadarinya.

"Sayang kau mau pesan apa?"

Deg

Jantung Jira tiba-tiba berdetak lebih cepat dari biasanya. Suara itu....suara laki-laki yang sangat dia kenal. Jira tidak berani menoleh ke belakang. Dia takut pendengarannya benar. Rasanya dia belum siap melihat Bayu berselingkuh.

Angkasa hanya menatap malas pada sosok lelaki yang menjadi suami Jira. Lelaki yang sedang bermesraan dengan perempuan lain di depannya. Jira masih terdiam, lehernya terasa kaku untuk menoleh ke belakang. Angkasa juga tidak ada niat meminta Jira untuk melihat kelakuan Bayu. Biarlah nanti Jira mengetahuinya sendiri.

"Cepat makan." ucap Angkasa yang terdengar seperti sebuah perintah.

Jira dengan cepat menghabiskan makanan yang dia pesan. Rasanya dia butuh energi lebih.

Sebuah notifikasi masuk ke ponsel milik Jira. Sejenak dia meletakkan sendok dan garpu yang baru saja dia pakai. Membuka aplikasi WhatsApp melihat siapa yang berkirim pesan. Setelah membaca dan membalas Jira meletakkan kembali ponsel miliknya diatas meja.

"Pak pertemuan dengan klien dimajukan menjadi malam nanti sebab besok pagi klien kita harus pergi ke Jepang untuk urusan lain."

"Baiklah kau atur tempatnya."

"Sekretaris klien kita sudah mengaturnya pak. Dia meminta kita datang ke klub SDMB."

Malam hari...

Saat ingin keluar menemui klien Jira merasa penasaran dengan penghuni kamar di depannya. Dia ingin mengetuk untuk mengetahui siapa penyewa kamar tersebut.

"Kalau dia keluar pura-pura saja salah kamar." gumam Jira kemudian melangkah ke depan kamar tersebut.

Beruntung pintu tidak terkunci.

" Ternyata pemiliknya sangat ceroboh. Bagaimana bisa lupa menutup pintu apa dia tidak takut ada maling." monolog Jira dalam hati.

Jira mendorong pintu perlahan. Di depan pintu dia sudah disuguhkan sepatu dan baju yang berserakan di lantai.

Jira mengamati celana dan kemeja yang sangat dia kenal. Dadanya sudah naik turun sesaat setelah melihat jika kemeja itu benar-benar milik Bayu. Karena di kemeja itu terdapat inisial BJ yang dia rajut sendiri.

"Terus sayang kau sungguh nikmat." samar-samar Jira mendengar kata-kata itu.

Dengan memberanikan diri Jira semakin masuk ke dalam. Langkahnya dia buat sepelan mungkin agar tidak menimbulkan suara.

"Faster sayang. Kau sungguh hebat selalu memuaskanku."

"Kau juga sayang masih saja sempit."

"Oh sayang faster please."

"Sebut namaku sayang."

"Bayu Angga Wardana lebih cepat, faster sayang aku sudah tidak tahan."

Deg

Jantung Jira terasa berhenti berdetak ketika nama lengkap suaminya disebut oleh seorang wanita di atas ranjang. Air mata tanpa dia perintah mulai berjatuhan membasahi pipi mulusnya. Dia membekap mulutnya saat melihat adegan pergumulan suaminya dengan seorang wanita. Melihat dengan jelas bagaimana suaminya menjamah tubuh wanita lain.

"Ah..." lenguh mereka berdua saat mencapai puncak kenikmatan secara bersamaan.

Tidak ingin diketahui Jira pun perlahan mundur ke arah pintu. Tiba-tiba ponsel milik Jira berdering cukup keras hingga terdengar oleh pasangan yang masih ingin melanjutkan pergumulan ronde kedua.

"Siapa itu?" teriak Bayu.

Jira langsung berlari dan segera mencari kartu akses untuk membuka pintu. Tepat saat Bayu mencari keberadaan nya dia sudah masuk lebih dulu ke dalam kamar. Sedangkan Bayu menoleh ke kanan dan kiri mencari seseorang. Namun tidak ada siapapun di sana.

"Seperti nada dering milik Jira. Tapi tidak mungkin dia kan di Jakarta. Mungkin saja hanya kebetulan sama."

Bayu kembali masuk ke dalam kamar. Dia memastikan pintu benar-benar tertutup dan terkunci.

"Siapa sayang?" tanya Selly yang masih dalam keadaan polos dibawah selimut.

"Mungkin pegawai hotel yang ingin membersihkan kamar."

"Oh, ayo kita lanjutkan." Dengan senang hati Bayu menuruti kemauan kekasihnya. Yang tanpa dia tahu ada hati yang begitu terluka melihat perselingkuhan dirinya dengan Selly.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!