Lima hari sebelum turnamen antar keluarga dimulai, seluruh Kota Lin menjadi hiruk pikuk. Bendera-bendera keluarga dikibarkan di setiap sudut, dan para kultivator muda mulai menampakkan diri di tempat-tempat pelatihan umum. Ini adalah momen yang dinantikan semua keluarga besar—kesempatan untuk menunjukkan kekuatan generasi baru mereka.
Namun di rumah kecil milik Lin Yufei, suasana tetap tenang. Lin Xieng duduk bersila di halaman belakang, tubuhnya dikelilingi oleh pusaran energi merah samar. Aura panas berputar mengitari tubuhnya, memperkuat teknik Tinju Api yang menjadi senjata andalannya.
“Level lima... aku hampir menyentuh batasnya,” gumamnya. Meskipun kekuatannya masih ditahan di tahap dunia bintang, ia sudah mampu melampaui para kultivator dunia raja tahap awal dalam serangan langsung. Tapi itu belum cukup. Di turnamen nanti, ia akan menghadapi lebih dari sekadar jenius-jenius biasa.
Sebuah langkah ringan terdengar. Lin Yufei datang membawa semangkuk bubur panas dan meletakkannya di samping anaknya.
"Latihan boleh, tapi jangan abaikan tubuhmu," katanya lembut.
Lin Xieng membuka mata, menatap wajah ibunya yang penuh kasih. "Terima kasih, Ibu. Aku janji tidak akan menyia-nyiakan apa pun lagi."
Lin Yufei tersenyum kecil. "Ayahmu pasti bangga, di mana pun dia berada."
Lin Xieng terdiam. Sosok ayahnya, Lin Zhan, sudah lama menghilang dalam sebuah misi keluarga. Hingga kini tak ada kabar pasti, hanya rumor dan spekulasi. Tapi dalam hati Lin Xieng, ia yakin suatu hari akan menemukan kebenaran.
---
Sementara itu, di aula utama Keluarga Lin, para tetua tengah berdiskusi. Di antara mereka, Lin Houw—tetua ketiga dan paman dari Lin Xieng—berbicara dengan nada tinggi.
“Anak itu! Lin Xieng! Dia telah mempermalukan cucuku di depan umum!” raungnya.
Tetua pertama, Lin Baotian, menatapnya dingin. "Itu pertarungan yang adil. Jika Lin Bay kalah, itu salahnya sendiri karena terlalu sombong."
"Tapi kita tak bisa membiarkan si sampah itu terus naik daun!"
"Dia bukan sampah lagi," sahut suara baru.
Semua menoleh. Seorang pemuda gagah masuk ke ruangan. Rambut panjangnya diikat rapi, dan matanya tajam seperti pedang. Ia adalah Lin Han, jenius nomor satu di generasi muda Keluarga Lin. Sudah berada di tahap dunia raja menengah, ia diharapkan membawa kejayaan di turnamen nanti.
"Lin Han..." gumam beberapa tetua.
“Aku akan mengawasinya di turnamen nanti,” ujar Lin Han. “Jika dia lemah, dia akan tersingkir. Jika dia kuat, maka kita harus mempertimbangkannya sebagai bagian dari harapan masa depan keluarga.”
Lin Houw mendengus, tapi tidak membantah. Lin Han adalah satu-satunya cucu yang tidak bisa dia tantang.
---
Malam hari, Lin Xieng berdiri di atas atap rumahnya. Cahaya bulan menerangi wajahnya yang serius. Di tangannya, sebuah gulungan kuno terbuka. Itu adalah teknik yang ia dapatkan secara rahasia dari ruang tersembunyi warisan leluhur—Langkah Seribu Bayangan, sebuah teknik gerakan kelas langit yang mampu menciptakan ilusi pergerakan.
"Aku harus bisa menguasainya sebelum turnamen," tekadnya.
Dia mulai berlatih. Tubuhnya melesat dalam bayangan, kadang menghilang, lalu muncul di tempat lain. Gerakannya masih kaku, namun semakin malam berlalu, ia mulai memahami ritme teknik itu.
Keringat membasahi punggungnya. Nafasnya terengah. Tapi semangatnya tak padam.
Turnamen bukan hanya soal kekuatan. Tapi juga tentang kelincahan, strategi, dan tekad untuk tidak kalah.
Dan Lin Xieng... tidak akan kalah.
---
Tiga hari tersisa.
Kota Lin bersiap menerima para tamu dari keluarga-keluarga besar lainnya.
Dan nama Lin Xieng mulai beredar.
"Bocah itu mengalahkan Lin Bay?"
"Katanya dia punya jurus api yang aneh... dan kekuatannya tidak bisa ditebak."
"Apakah dia ancaman bagi para jenius sejati?"
Pertanyaan itu menggantung di udara.
Dan jawabannya... akan terungkap dalam arena pertarungan yang sebenarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Aman 2016
lanjut terus Thor
2025-05-11
0