Bab 20. Hidup hancur

Ceisya terbangun dari tidurnya, ia membuka mata dan merasakan pusing yang amat sangat di bagian kepalanya. Reflek ia meringis sembari memegangi dahinya itu, ia pun juga menatap sekitar sambil berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Jujur saja ia kesulitan mengingat semuanya, apalagi ia juga bingung bagaimana dirinya kini bisa berada di sebuah hotel yang luas.

Perlahan Ceisya bangkit dan terduduk di ranjang yang ia tempati, matanya terbelalak saat ia menyadari dibalik selimut itu saat ini ia sedang tak mengenakan apa-apa. Ya jelas saja Ceisya sangat syok, tentu ia tak mau jika sampai sesuatu yang buruk terjadi padanya karena ia mabuk semalam.

"Hah? Gu-gue kok bisa gak pake baju kayak gini sih? Terus ini gue dimana coba? Kenapa gue bisa ada disini? Mana Leon?" ia terus bergumam dengan wajah paniknya.

Ia bergerak pelan menuju pinggir dan mengambil pakaiannya yang tergeletak disana, ya melihat itu entah kenapa ia sedikit teringat akan kejadian panas yang mana ia sengaja melepas semua pakaiannya itu dan melemparnya ke lantai.

"Ahh sayang...cepat sentuh aku!"

Begitulah samar-samar bayangan dan suara yang muncul di kepalanya, reflek ia menangis dan menggeleng sambil memegangi kedua dahinya. Tak lama kemudian, dengan cepat ia menyibak selimut dari tubuhnya itu. Betapa syoknya Ceisya, saat itu ia melihat ada bekas darah yang menempel di sprei ranjangnya.

"A-apa?? Jadi benar semalam gue udah ngelakuin itu sama Leon?" Ceisya amat syok, jelas saja ia tak menyangka itu akan terjadi.

"Aaaakkkk....!!"

Ceisya berteriak sangat keras sembari mengacak-acak rambutnya dan membuang apapun yang ada di kamar itu, Ceisya sangat terguncang dengan apa yang baru saja ia sadari. Ia tak terima, tubuhnya telah tidak suci lagi akibat Leon yang mengambilnya.

"Sial sial sial! Apa yang harus gue lakuin sekarang? Gak mungkin gue bisa hidup kalo kayak gini, Leon ternyata jahat banget! Dia benar-benar bejat!" gumamnya.

Ceisya begitu emosi dan amat menyesal atas apa yang terjadi, jika tahu akhirnya akan begini maka tentu ia tak mungkin mau mengikuti kemauan Leon untuk pergi bersamanya semalam. Andai saja waktu bisa diputar, Ceisya pastinya lebih memilih berada di rumahnya.

"Gue benci banget sama lu, Leon! Gue benci sama lu!" teriaknya penuh emosi.

"Hiks hiks hiks...."

Setelahnya, Ceisya menangis terisak di ranjang itu sembari menutupi wajahnya dan bertelungkup. Sekilas bayangan-bayangan kejadian semalam, mulai muncul kembali di kepalanya dan membuat Ceisya semakin merasa sedih serta emosi.

Ia tahu semua ini adalah ulah Leon, kekasihnya yang seorang model itu. Pastinya Leon sudah merencanakan semua dengan matang, sampai-sampai Ceisya terjebak ke dalam rencana jahatnya itu dan tak dapat menghindarinya.

Ceisya pun sangat membenci pria itu, tak akan ia biarkan Leon bebas berkeliaran di luar sana nantinya. Apapun yang terjadi, Ceisya pasti akan membalas semua perbuatan jahat yang sudah Leon lakukan terhadap dirinya semalam.

Kini Ceisya keluar dari kamarnya dengan sedikit tertatih, ia mengenakan kembali pakaian miliknya semalam meski sudah tidak layak pakai. Ya ada beberapa bagian dari gaun itu yang robek karena kejadian semalam, namun ia tak memiliki pilihan lain dan beruntung di tasnya masih terdapat sebuah syal yang bisa menutupi tubuhnya.

Saat ia hendak pergi menuju lift, tanpa sengaja ia bertemu dengan seorang pelayan hotel itu yang sedang bekerja. Tentu saja ia menghampirinya, dengan harapan ia dapat memperoleh informasi mengenai Leon dari si pelayan itu.

"Eee, permisi mas!" Ceisya menyapanya, membuat si pelayan terkejut.

"Eh iya mbak, kenapa?" tanya pelayan itu.

"Umm, mas tahu gak semalam ada pria yang sewa kamar itu?" Ceisya menunjukkan letak kamarnya kepada si pelayan.

"Ohh, tahu kok mbak. Kan semalam kebetulan saya lagi tugas disini," ucap pelayan itu.

"Ah bagus, terus mas tahu gak kemana pria semalam itu pergi? Soalnya begitu saya bangun, dia udah gak ada. Siapa tahu kan mas bisa bantu saya?" ucap Ceisya.

Pelayan itu tampak berpikir, ia berusaha mengingat-ingat apakah ia mengetahui mengenai kepergian Leon. Namun, sepertinya sangat sulit bagi si pelayan untuk bisa mengingat semua itu.

"Waduh, kalau itu saya gak tahu mbak! Emang ada apa sih mbak? Bukannya mbak sama si cowok itu datang kesini bareng ya, kenapa mbak gak tanya langsung ke dia?" ujar si pelayan.

"Baiklah, gapapa kok mas. Kalo gitu saya permisi, terimakasih!" ucap Ceisya sambil berjalan meninggalkan si pelayan.

"Eh i-i-iya mbak.."

Pelayan itu terlihat kebingungan dan menggaruk kepalanya, apalagi ia melihat cara berjalan Ceisya yang sangat berbeda kali ini. Dari situ ia bertambah bingung, namun ia lebih memilih meneruskan pekerjaan yang ia lakukan dibanding memikirkan Ceisya.

Ceisya sendiri sudah berada di dalam lift, ia kembali terisak dan merasa hancur ketika mengingat semuanya. Hidupnya kini sudah berubah drastis, ia bukan lagi seorang gadis cantik yang menjadi idaman bagi para kaum lelaki di luar sana.

"Gue harus bilang apa ke papa nanti? Gimana juga kalau semua ini bikin karir gue sebagai model terancam? Gue gak mau kehilangan semua itu!" batinnya.

"Hiks hiks.." isak tangisnya terus menggema di dalam sana, menandakan betapa hancurnya hati Ceisya.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GUYS YA!!!...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Karma perbuatan kamu dan Daddy mu ke Azila dulu,Dulu daddy kamu sampai ingin melecehkan Azila, Sekarang anak gadisnya di leceh kan..Tau rasa tuh Vicky..👎👎👎

2024-07-31

3

Gabutz

Gabutz

kpn update thor?

2024-06-26

1

Widya Ayu Saputri

Widya Ayu Saputri

pingin tau reaksi si om waktu ketemu azila lagi

2024-06-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!