Bab 13. Benci sama kalian

"Dad-daddy..."

Suara itu mengejutkan Vicky dan juga Azila yang tengah berciuman disana, mereka berdua spontan menoleh ke asal suara dan mengakhiri ciuman itu. Ya Vicky sungguh tak menyangka, kalau rencananya kali ini akan diketahui oleh Ceisya yang kebetulan hendak pergi ke dapur.

Tentu saja Ceisya amat syok melihatnya, ia sungguh sakit hati melihat ayah serta sahabat dekatnya saling berciuman di depan sana. Kejadian itu amat menyakiti dirinya, bahkan ia menghampiri mereka sambil terus memegangi dadanya. Matanya berkaca-kaca, mulutnya menganga disertai kepala yang menggeleng perlahan seolah tak percaya.

Tetes air mata jatuh membasahi pipinya, baru sembuh duka yang ia rasakan namun kini ia harus kembali menerima kenyataan kalau papanya berciuman dengan sahabat yang sangat ia sayangi. Tak pernah disangka oleh dirinya, kalau semua ini akan terjadi di dalam hidupnya.

"Dad, Azila, kalian ini apa-apaan sih? Kenapa kalian tega lakuin itu sama aku? Maksudnya apa coba kalian begitu, ha?" tanya Ceisya.

Vicky langsung melepaskan tubuh Azila dan menjauh darinya, ia coba mendekati Ceisya lalu menyentuh tubuhnya untuk menjelaskan apa yang terjadi. Akan tetapi, Ceisya menolak dan malah menepis telapak tangan papanya itu.

"Jangan sentuh aku, dad! Sebaiknya daddy jelasin semua ke aku sekarang, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa daddy lakuin itu sama sahabat aku sendiri?" geram Ceisya.

"Gak Ceisya, kamu jangan salah paham! Bukan daddy yang lakuin itu, ta-tapi Azila sendiri yang maksa daddy. Kamu percaya kan sama daddy, sayang?" elak Vicky.

Deg

Azila terbelalak lebar, ia benar-benar tak menyangka bahwa Vicky akan berbicara seperti itu di depan Ceisya. Jelas ia tak terima difitnah olehnya, ia pun ikut bergerak maju dan coba menginterupsi apa yang dikatakan oleh Vicky barusan.

"Om, om ini apaan sih? Sejak kapan aku maksa om buat lakuin itu? Tadi kan om sendiri yang datangi aku dan maksa aku buat nurut sama om!" bantah Azila.

Plaaakkk

Tanpa diduga, Ceisya menampar wajah sahabatnya itu dengan keras sambil melotot tajam ke arahnya. Hal itu mengejutkan Azila maupun Vicky disana, mereka tak mengira Ceisya akan tega melakukan itu.

"Ke-kenapa cei? Kenapa lu malah tampar gue? Gue gak salah disini cei, bokap lu yang mau lecehin gue!" sentak Azila.

"Diam Azila! Gue gak mau dengar apa-apa dari lu, gue kecewa banget sama lu! Sumpah gue nyesel udah anggap lu sebagai saudara gue sendiri, gue jijik sama kelakuan lu Azila! Gue benci sama lu!" umpat Ceisya.

"Apa maksud lu bicara begitu cei? Lo gak percaya sama gue? Jelas-jelas bokap lo yang mau lecehin gue, harusnya lo kasih tau bokap lo ini!" ujar Azila.

Ceisya menggelengkan kepalanya, "Gak, gue emang gak percaya sama lu. Sekarang lu pergi, jangan pernah datang lagi ke rumah gue!" sentaknya mengusir Azila dari sana.

Deg

Azila tampak tak percaya mendengar kalimat yang dilontarkan Ceisya barusan, ia sampai menganga dan mencoba menjelaskan kembali pada sahabatnya itu. Bagaimanapun, ia tak mau kalau persahabatan antara mereka harus buyar karena masalah ini.

"Lo salah kira cei, ini semua bukan salah gue. Tolong lo percaya sama gue!" bujuk Azila.

"Terus lu mau nyalahin bokap gue gitu? Gak bisa zila, pokoknya gue mau lu pergi sekarang dari rumah gue! Gue benci banget sama lu, Azila!" tegas Ceisya.

Sangking kesalnya, Ceisya bahkan berniat memukuli tubuh Azila disana. Beruntung Vicky langsung maju menahannya dan memegangi tubuh putrinya itu, sedangkan Azila terlihat gugup sembari menutupi mulutnya menyaksikan kejadian itu.

"Azila, cepat pergi Azila! Biar saya tahan Ceisya disini, selamatkan diri kamu lebih dulu!" titah Vicky.

"I-i-iya om.."

Terpaksa Azila pergi dari sana, meski hatinya terasa sangat sakit lantaran sahabat yang sudah cukup lama dekat dengannya justru tidak mempercayainya.

"Hiks hiks, aku benci banget sama Azila! Aku gak suka sama apa yang udah dia lakuin tadi!"

Ceisya terus menangis terisak di dalam pelukan papanya, ia juga berontak dan berteriak seolah hendak melampiaskan emosi di dalam dirinya. Ia tak terima, ketika sahabatnya justru bercumbu dengan papanya di rumahnya sendiri.

"Sayang, udah cukup! Kamu gak perlu kayak gini, Azila juga kan udah pergi. Dia pasti gak akan godain daddy lagi, daddy yakin itu!" ucap Vicky coba membujuknya.

Gadis itu langsung melirik wajah papanya dengan tatapan tajam, ia mendorong kasar tubuh Vicky sampai terhuyung ke belakang. Ia pun dapat lepas dari pelukan pria itu, lalu terlihat begitu emosi. Rahangnya mengeras, menandakan dirinya sangatlah kesal dan tak bisa mentolerir kejadian tadi.

"Apa dad? Mungkin benar Azila gak akan godain daddy lagi, tapi apa daddy juga bisa berhenti gangguin Azila?" ujar Ceisya.

"Hah? Apa maksud kamu sayang? Daddy gak ngerti, daddy sama sekali gak pernah gangguin teman kamu itu. Daddy cuma anggap dia seperti anak daddy sendiri kok," ucap Vicky mengelak.

"Oh ya dad? Tapi kenapa daddy sampai sesemangat itu waktu ciuman sama Azila tadi? Aku lihat loh dad, daddy menikmati itu. Aku benar-benar kecewa sama daddy, daddy udah tega khianati mommy!" ucap Ceisya.

"Apanya yang mengkhianati sayang? Daddy sampai sekarang masih setia sama mommy kamu, udah ya kamu jangan bicara yang aneh-aneh!" ucap Vicky.

"Gak, aku gak yakin daddy masih cinta sama mommy. Buktinya daddy aja dengan mudah kegoda sama Azila, emang dasar daddy gak pernah sayang sama mommy! Aku kecewa sama daddy!" tegas Ceisya.

"Ta-tapi sayang, semuanya bukan kemauan daddy. Azila duluan yang mulai, ya daddy hanya mengikuti alur," ucap Vicky.

Sekeras apapun Vicky coba menjelaskan dan membujuk putrinya itu, tetap saja Ceisya kekeuh dan yakin kalau Vicky telah mengkhianati mamanya. Ceisya sangat membenci papa dan juga sahabatnya itu, karena mereka begitu tega melakukan hal itu di belakangnya.

"Apapun alasan daddy, aku tetap gak bisa terima. Aku kecewa sama daddy, sekarang juga aku mau keluar dari rumah ini!" ucap Ceisya penuh amarah.

"A-apa sih maksud kamu sayang? Jangan lakukan itu! Daddy sudah ditinggal pergi oleh mommy kamu untuk selamanya, masa iya kamu tega mau tinggalin daddy juga? Tolong jangan pergi ya sayang!" rengek Vicky.

"Keputusan aku udah bulat, aku akan pergi dari sini. Biarin aja aku jadi gelandangan di luar sana, asalkan aku gak tinggal sama daddy yang udah jahat sama aku!" ujar Ceisya.

Gadis itu langsung berbalik dan melangkah pergi, ia berlari cepat menuju tangga untuk pergi ke kamarnya. Akan tetapi, Vicky juga bergegas mengejarnya dan berusaha menahan putrinya itu agar tidak nekat pergi dari rumah.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GUYS YA!!!...

Terpopuler

Comments

Mak e Tongblung

Mak e Tongblung

woooo... lanangan model opo ngono kui

2024-12-12

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kamu juga nikmatinnya kan,awal2 nya aja berontak,tapi setelah itu PASRAH,Dasar MUNAFIK..🙄🙄🙄

2024-07-31

2

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

WKWKWKWKWK MAMPOS KAU AZILA, SEKARANG KAMU DIMATA VICKY TDK UBAH SEPERTI CEWEK MURAHAN DAN PENGGODA,Masih betah aja kamu disana setelah kamu diHINA dan HARGA diri kamu di injak2 emang BODOH kamu..hais aku yg emosi..🤣🤣😜

2024-07-31

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!