Bab 10. Dinner berdua

Malam harinya, Vicky kembali datang ke rumah Azila untuk mengajak gadis itu pergi bersamanya menikmati malam yang indah. Ya tak lupa Vicky membawa bunga di tangannya, dengan tujuan agar Azila bisa lebih nyaman berada di dekatnya.

Tak lama kemudian, Azila muncul dari dalam rumah setelah diberitahu oleh bik Imah mengenai keberadaan Vicky. Tentu saja Azila tak menyangka jika pria itu akan datang kembali ke rumahnya di malam ini, padahal sebelumnya pria itu sudah pulang tepat saat mengantarnya pulang dari sekolah.

Begitu bertemu dengan Vicky, kini Azila menatap heran wajah pria itu sambil menelusuri tubuhnya dari atas sampai bawah. Azila sangat bingung ketika melihat penampilan Vicky yang begitu rapih, apalagi pria itu juga memegang bunga di tangannya.

"Hai Azila, good night ya! Kamu cantik sekali malam ini, saya selalu suka melihat tampilan kamu!" ucap Vicky memujinya.

Azila menunduk dan menyembunyikan wajahnya dari pandangan Vicky, rasanya ia begitu gugup setiap kali Vicky memujinya dan mendekatinya. Apalagi, ia tahu Vicky merupakan ayah dari sahabat yang selama ini begitu dekat dengannya.

"Oh ya, ini ada bunga dari saya untuk kamu. Diterima ya Azila! Semoga kamu suka!" Vicky menyodorkan bunga itu ke arah gadisnya, disertai senyuman lebar.

"Umm, makasih om!" Azila menerimanya, lalu menatap pria itu. "Yaudah, aku masuk lagi ya om?" pamitnya.

"Eh eh, jangan dong Azila! Saya itu datang kesini untuk jemput kamu dan ajak kamu makan malam sama saya, mau ya? Toh di rumah kamu kan gak ada siapa-siapa, jadi lebih baik kamu makan sama saya!" ucap Vicky.

"Maaf om, aku gak bisa terima tawaran buat dinner sama om! Aku mau makan di rumah aja, lagian masih ada bik Imah kok. Permisi om!" ucap Azila tetap menolak.

"Tapi zila, kasihan Ceisya loh. Dia sudah antusias banget nunggu kamu untuk ikut makan malam di restoran, masa kamu malah menolak sih?" bujuk Vicky.

Sontak Azila mengurungkan niatnya, ia berhenti melangkah setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut Vicky. Jika memang benar Ceisya sudah menunggunya, tentu saja Azila tak mungkin menolak ajakan pria itu. Apalagi, ia tahu bahwa Ceisya saat ini sedang dalam keadaan berduka.

"Beneran om? Ceisya emang udah mau keluar rumah?" tanya Azila memastikan.

Vicky mengangguk tanpa ragu, "Ya zila, Alhamdulillah dia sudah bisa keluar. Maka dari itu, saya gak mau mengecewakan dia. Saya mohon, ikut dengan saya ya Azila!" jawabnya berbohong.

"Yaudah om, kalo gitu aku mau kok ikut makan malam sama om. Tapi sebentar, aku ganti baju dulu ya om?" ucap Azila.

"Okay, saya tunggu." Vicky dengan senang hati memberi izin bagi Azila saat ini.

Setelahnya, Azila pun berbalik dan melangkahkan kakinya ke dalam rumah untuk berganti pakaian. Meski masih merasa ragu, namun Azila tetap menerima tawaran Vicky itu dan ikut bersamanya makan malam di luar.

Kini keduanya telah sampai di restoran mewah tempat Vicky terbiasa menikmati makan malam romantis bersama mantan istrinya dulu, ya Vicky membukakan pintu untuk Azila dan membantu gadis itu turun dari mobil dengan berhati-hati.

Azila tampak begitu cantik dengan balutan dress abu-abu yang ia kenakan, gadis itu tak menolak uluran tangan Vicky yang ingin membantunya. Semua itu ia lakukan untuk mempercepat waktu, lagipula ia sudah menganggap Vicky seperti ayahnya.

"Yuk, kita masuk ke dalam!" Vicky mengajak gadis itu seraya meraih telapak tangannya.

Azila terdiam sejenak, melirik ke arah tangannya yang sudah digenggam oleh pria itu. Lalu, mereka mulai melangkah bersama-sama memasuki area restoran yang cukup ramai disana.

"Om, sebaiknya om lepasin tangan saya deh! Gak enak dilihat sama orang-orang, nanti dikiranya kita pasangan gak bener lagi," ucap Azila dengan lirih.

"Gausah dipikirkan soal itu, kamu tenang aja ya Azila!" ucap Vicky.

"Tapi pak—"

Vicky menjeda kalimat Azila dengan cara menempelkan jarinya pada bibir wanita itu, kemudian kembali melangkahkan kakinya. Mereka pun sampai di dalam resto tersebut, bergerak menuju tempat duduk yang sudah ia pesan sebelumnya.

"Nah ini dia tempatnya, silahkan duduk Azila!" Vicky menarik kursi dan mempersilahkan gadis itu untuk duduk disana.

"Loh om, Ceisya mana? Katanya dia udah nunggu disini, tapi kok malah gak kelihatan? Apa lagi ke toilet?" tanya Azila keheranan.

"Umm, maafkan saya Azila! Sebenarnya Ceisya memang tidak ada disini, dia belum mau keluar dari kamarnya. Itu yang jadi alasan saya ajak kamu kesini, karena saya mau bahas soal Ceisya," jawab Vicky.

Azila mengernyitkan dahi, "Terus kenapa om malah bohong sama aku dengan bilang kalau Ceisya ada disini?" ujarnya heran.

"Sekali lagi saya minta maaf Azila, tolong maafkan saya! Kalau saya tidak berbohong tadi, pasti kamu tidak akan mau ikut dengan saya. Benar kan?" ucap Vicky.

"Ya tetap aja om itu salah, aku lebih baik pulang sekarang!" kesal Azila.

Gadis itu amat jengkel dengan kelakuan Vicky yang telah membohonginya, padahal tadi ia sangat berharap dapat bertemu dengan Ceisya. Akibatnya, kini Azila berniat pergi dari sana dan pulang ke rumah. Namun, Vicky menahannya dan memohon padanya untuk tetap disana.

"Tolong zila, jangan pergi! Saya mohon kamu tetap disini ya Azila! Ini semua juga demi Ceisya, karena saya butuh kamu untuk bantu menenangkan Ceisya!" rengek Vicky.

Azila menetralkan nafasnya, berusaha menenangkan diri dan tidak terbawa emosi atas kebohongan Vicky tadi. Ia kembali menatap pria itu, lalu bertanya padanya mengenai masalah itu.

"Apa yang bisa aku lakukan om?" tanya Azila.

Vicky tersenyum, kemudian menarik tangan Azila dan membawa gadis itu menuju kursi. Ia meminta Azila duduk terlebih dahulu disana dan memesan makanan, sebelum nantinya mereka akan berbincang mengenai Ceisya.

"Kita makan dulu ya Azila! Saya tahu kamu pasti sudah lapar, kita kan bisa bicara sambil makan nanti," ucap Vicky dengan ramah.

"Hm, yaudah aku ngikutin apa kata om aja," lirih Azila.

Vicky tentu amat senang mendengarnya, akhirnya ia bisa menikmati waktu berdua dengan wanita yang memikat hatinya itu. Beberapa kali ia sengaja menyentuh tangan Azila, karena ia sangat nyaman melakukan itu.

"Om Vicky ini sebenarnya punya niat apa sih sama gue?" batin Azila merasa curiga.

Disaat sedang memilih menu yang tepat untuk dipesan, tanpa sengaja Azila justru melihat sosok pria yang mirip seperti Amar alias guru privatnya itu disana. Sontak Azila memfokuskan pandangannya kesana, sebab ia penasaran dengan siapa pria itu datang.

Tak lama, Azila melihat Amar menggandeng seorang wanita di sebelahnya dan melangkah bersama menuju tempat mereka. Entah kenapa Azila merasa tidak senang melihatnya, hatinya serasa hancur saat tahu bahwa Amar sudah memiliki kekasih.

"Itu kan mas Amar, ternyata dia udah punya pacar ya? Gue kira dia masih single," batinnya tampak bersedih.

Vicky terlihat heran saat tiba-tiba Azila terdiam dan merubah ekspresinya, tentu saja Vicky ingin tahu apakah yang terjadi sampai wanita itu bertingkah begitu.

"Zila, kamu kenapa?" tanyanya penasaran.

"Hah? Eh, enggak kok. Aku gapapa om," Azila tersadar dari lamunannya.

Karena tak ingin Vicky mengetahui apa yang sedang ia lamunkan, akhirnya Azila mengalihkan perhatian pria itu dengan cara mengatakan pesanannya dan semua pun kembali seperti awalnya.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GUYS YA!!!...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!