Azila terpaksa menerima tawaran Vicky yang ingin mengantarnya pulang, sebab ia tak memiliki pilihan lain karena Vicky memang terus saja memaksanya. Padahal, tentu saja Azila sudah berusaha untuk menolak dan kabur dari pria itu.
Kini Azila sudah berada di dalam mobil bersama ayah dari sahabatnya, jujur saja ia tampak gugup dan tak berani melirik ke arah Vicky di sebelahnya. Azila benar-benar cemas, ia khawatir Vicky akan melakukan tindakan yang nekat padanya sama seperti saat di rumah sebelumnya.
Vicky sendiri justru merasa senang karena bisa pergi berdua dengan wanita yang ia idam-idamkan, meski ia tahu wanita itu adalah sahabat dari anaknya. Kecantikan serta kepintaran Azila berhasil memikat hatinya, membuat Vicky tentu tak akan menyesal memilih wanita itu.
"Umm....Azila, kamu udah makan siang belum?" tiba-tiba saja, Vicky menanyakan itu pada Azila disertai senyum tipisnya.
Azila menoleh sekilas ke arahnya, tampak di matanya ada rasa cemas yang amat besar. Apalagi, Vicky beberapa kali kerap berusaha untuk melakukan tindakan yang tidak benar padanya. Akan tetapi, ia tetap berusaha bersikap biasa-biasa saja kali ini.
"Belum om, nanti aja saya makan di rumah bareng mama dan tante," ucap Azila lirih.
"Loh kok gitu? Nanti kamu sakit loh kalau telat makan, sebaiknya kamu makan sekarang aja ya bareng sama om! Kebetulan om punya langganan restoran yang enak banget loh, mau coba?" ucap Vicky merayunya.
Azila menggeleng, "Enggak om, maaf. Aku mau coba masakan mama aku aja, kalau emang om mau makan dulu ya udah aku bisa turun disini kok."
"Eh eh, jangan lah Azila! Biar saya antar kamu sampai ke rumah ya!" ucap Vicky memaksa.
Lagi-lagi Azila hanya menghela nafas pasrah ketika Vicky memaksa untuk mengantarkan dirinya pulang ke rumah, meski ia sudah mencoba berupaya yang terbaik untuk bisa lepas dari pria itu. Jujur saja Azila merasa tidak nyaman, bagaimanapun Vicky adalah ayah dari temannya.
"Kamu itu pintar banget loh Azila, om gak nyangka Ceisya bisa punya teman seperti kamu. Tapi om heran deh, kok kepintaran kamu itu gak menular ya ke Ceisya?" sarkas Vicky.
"Jangan begitu dong om! Ceisya anaknya pintar juga kok, ya tapi mungkin dia belum terlalu menguasai bidangnya aja," ujar Azila.
"Waw, pemikiran kamu memang luar biasa Azila! Kamu benar-benar cocok menjadi seorang ibu, pasti nanti anak-anak kita akan senang punya ibu seperti kamu," ujar Vicky.
Deg
Azila terkejut, "Ma-maksud om gimana ya?" tanyanya terheran-heran.
Bukannya menjawab, Vicky malah tersenyum saja sambil sesekali melirik ke arah wajah cantik Azila. Tentu saja hal itu menambah rasa penasaran bagi Azila, apalagi Vicky tadi mengatakan sesuatu hal yang sangat tidak pantas untuk diucapkan.
•
•
Singkat cerita, mereka telah sampai di kediaman gadis itu dan segera berniat turun dari mobil yang ditumpangi. Akan tetapi, Azila tampak kesulitan saat hendak membuka sabuk pengaman di tubuhnya. Melihat hal itu, Vicky sontak mendekati gadis itu berniat membantunya.
Ya Azila pun menatap wajah Vicky dengan tampang herannya, jantungnya berdegup kencang saat ia sadar bahwa lelaki itu sudah ada di dekatnya. Tak disangka tentu, Vicky ternyata membantunya untuk melepaskan sabuk pengaman tersebut.
"Biar saya bantu ya Azila?" dengan cekatan Vicky melepaskan sabuk itu dari tubuh gadisnya.
Namun setelah semua terlepas, Vicky tak langsung berjarak dari tubuh Azila. Pria itu justru terus memandangi wajahnya, membuat jantung Azila berdetak tak karuan. Sungguh Azila sangat panik, karena mereka sangat dekat saat ini.
"Kamu ternyata cantik sekali ya Azila, saya kagum dengan kecantikan kamu." Vicky memujinya, memberikan senyum manis ke arah gadis itu.
Azila tak tahu harus berbuat apa, saat ini rasanya ia begitu gugup dan bingung apakah yang akan ia lakukan. Vicky mengangkat satu tangannya, bergerak ke arah wajah Azila dan menyentuhnya secara perlahan. Azila berusaha menghindar, tapi Vicky lebih cepat menyentuh dan mengusapnya.
"Gausah takut, saya cuma mau usap wajah kamu kok. Jujur saya terpesona dengan kecantikan kamu Azila, rasanya saya gak mau berjauhan dari kamu," goda Vicky.
"Maksud om gimana sih? Kenapa om gak mau jauh dari saya? Emangnya saya ini siapanya om coba?" heran Azila.
"Untuk saat ini memang kita tidak ada hubungan apa-apa, tapi gak ada yang tahu kan apa yang akan terjadi di masa depan nanti?" ucap Vicky.
Azila terdiam dan memalingkan wajahnya, perkataan Vicky benar-benar membuatnya gugup dan bingung. Vicky kembali menarik wajahnya untuk menatap ke arahnya, sehingga terpaksa Azila kembali menunjukkan wajahnya pada Vicky kali ini.
"Kamu itu cantik Azila, jangan sembunyikan kecantikan kamu dari saya ya! Satu lagi, wajah cantik kamu ini seharusnya tidak boleh diperlihatkan pada orang lain!" seru Vicky.
"Ma-maaf om, saya harus turun! Makasih atas tumpangannya, permisi!" gugup Azila.
Jujur saja Azila semakin tidak nyaman dengan perlakuan Vicky terhadap dirinya, cepat-cepat ia membuka pintu dan turun dari sana meninggalkan sosok Vicky. Entah kenapa ia merasa sangat ketakutan, apalagi tingkah Vicky memang semakin aneh.
•
•
"Azila, tunggu Azila!"
Tanpa diduga, Vicky ikut turun dari mobilnya dan mengejar gadis itu. Bahkan, sampai mencekal lengannya dari belakang.
Terpaksa Azila menghentikan langkahnya, lalu kembali menatap wajah pria itu dengan sedikit kesal. Pasalnya, Vicky selalu saja membuatnya tidak nyaman dengan segala macam perlakuan dan perkataannya.
"Apa lagi sih om? Saya tuh mau masuk ke rumah, om gak bisa ikut masuk ke dalam! Mending om pulang deh, kasihan Ceisya sendirian di rumah!" ucap Azila.
"Enggak kok, ada bik Saroh yang nemenin Ceisya di rumah. Justru saya khawatir sama kamu, karena kan katanya mama kamu lagi pergi sama tante kamu," ucap Vicky.
"Hah? Om ini tahu darimana sih soal itu?" heran Azila.
"Nebak aja."
Azila menggelengkan kepalanya dan menarik tangannya lepas dari genggaman pria itu, ia lalu mengatakan pada Vicky kalau mama serta tantenya pasti ada di dalam rumah karena mereka sudah berjanji untuk makan siang bersama.
"Om, mama sama tante saya itu ada di dalam. Jadi om jangan ngaco deh bilang begitu!" ucap Azila.
Vicky manggut-manggut saja tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah cantik Azila, kemudian kali ini ia membiarkan gadis itu berbalik dan masuk ke pagar rumahnya. Namun, Azila malah berpapasan dengan bik Imah selalu pekerja di rumahnya.
"Eh non zila, baru pulang ya non?" ucap bik Imah sambil tersenyum.
"Hm, iya bik. Oh ya, mama sama tante Mayang ada di dalam kan bik? Soalnya aku mau makan bareng mereka," ucap Azila.
"Eee...loh, emangnya non zila gak dikasih tahu? Nyonya Zahra sama bu Mayang kan lagi pergi non," ucap bik Imah.
Deg
Azila terkejut, reflek ia menatap ke arah Vicky dengan wajah herannya. Lagi-lagi Vicky mengetahui hal-hal pribadi mengenai dirinya dan juga keluarganya, ia tentu heran darimana Vicky bisa mengetahui semua itu.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GUYS YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Nana Niez
kok jdnya geli sdri ya bacanya
2024-11-16
1