Bab 4. Ikut berduka

Setelah menerima telpon dari temannya yang memberi kabar bahwa istrinya mengalami kecelakaan, kini Vicky sangat bersedih dan tak menyangka dengan apa yang terjadi. Rasanya sulit bagi dirinya untuk mempercayai hal itu, tetapi ia juga tak bisa membantah kata-kata dari sahabatnya mengenai kondisi istrinya sekarang ini.

Vicky pun kembali menemui Ceisya dan Azila di meja makan, wajahnya yang tampak bersedih tentu membuat Ceisya merasa heran. Padahal, sebelumnya Vicky terlihat begitu ceria dan sering menebar senyumnya.

"Dad, kenapa?" tanya Ceisya sembari mengernyitkan dahinya.

Vicky menggeleng seraya menyeka air mata yang hendak mengalir itu, ia mendekati putrinya dan mengusap pundak sang gadis dengan lembut. Tentu saja Ceisya semakin penasaran, sikap Vicky setelah mendapat telpon itu sungguh berbeda.

"Daddy ini sebenarnya kenapa sih? Jelasin dong sama aku! Jangan bikin aku penasaran!" pinta Ceisya dengan tegas.

"Ah, maaf ya sayang! Tidak mudah bagi daddy menjelaskan ke kamu sekarang, kamu yang sabar ya Ceisya!" ucap Vicky.

"Ma-maksud daddy apa sih? Kenapa aku harus sabar? Emangnya ada apa? Siapa tadi yang telpon daddy?" tanya Ceisya kembali.

"I-itu sayang, barusan daddy ditelpon sama om Jerry. Dia ngasih kabar ke daddy mengenai mommy kamu," jawab Vicky.

"Hah? Kenapa sama mommy, dad? Apa yang terjadi?" Ceisya terlihat mulai panik.

Vicky berusaha menenangkan putrinya itu, ia mendekap erat dan mengecup puncak kepalanya. Ia tentu tak mau Ceisya merasa panik setelah mendengar kabar mengenai mamanya nanti, apalagi ia tahu bahwa Ceisya sangat menyayangi mamanya.

"Sssttt, tenang ya sayang! Daddy akan jelaskan semua ke kamu, tapi daddy harap kamu bisa tenang ya!" ucap Vicky.

"Cepat cerita sama aku, dad! Jangan bikin aku kesel deh! Apa yang terjadi sama mommy? Ada apa?" sentak Ceisya.

"I-i-iya sayang, ini daddy mau jelaskan. Tadi om Jerry bilang ke daddy, kalau mommy kamu mengalami kecelakaan," ucap Vicky.

Deg

Ceisya sontak terkejut bukan main mendengar kata-kata papanya, ia sampai terbelalak dan menganga lebar ketika mengetahui kabar mengenai mamanya di luar sana. Sungguh terluka hatinya, ia amat tak menyangka bahwa saat ini kondisi mamanya sedang tidak baik-baik saja.

"Gak, gak mungkin dad! Ini semua pasti gak bener, mommy pasti baik-baik aja disana dad!" rengek Ceisya penuh histeris.

"Iya iya sayang, kamu tenang ya! Kita kan belum tahu kabar selanjutnya mengenai kondisi mommy kamu, jadi kamu harus tenang dulu ya!" bujuk Vicky.

"Gimana aku bisa tenang dad? Aku mau tau kondisi mommy, aku mau ketemu sama mommy!" ujar Ceisya.

"Sabar ya sayang! Nanti kita pasti akan jenguk mommy kamu dan lihat kondisinya secara langsung, tapi untuk sekarang kita tunggu dulu kabar selanjutnya dari om Jerry ya nak!" ucap Vicky.

"Hiks hiks, mommy..."

Ceisya menangis terisak dan tidak bisa tenang begitu saja, ia merasa sangat bersedih atas apa yang terjadi. Namun, ia juga tak dapat berbuat apa-apa. Belum pernah Ceisya merasa sesedih ini, apalagi ia sangat menyayangi mamanya itu.

"Cei, lo yang sabar ya! Gue tahu perasaan lu kayak gimana, tapi lu harus yakin kalau nyokap lu bakal baik-baik aja!" ucap Azila coba menenangkan temannya.

"Betul tuh kata Azila, lebih baik sekarang kita lanjut makan dulu ya! Sambil nunggu kabar selanjutnya dari om Jerry," ucap Vicky.

"I-i-iya dad..."

Azila kini mendekati Ceisya, mendekapnya erat dan mencoba menenangkan gadis itu agar tidak terus bersedih seperti itu.

"Assalamualaikum.."

Azila siang ini memutuskan pulang ke rumah, tepat setelah Ceisya serta ayahnya pergi bersama untuk menemui ibu dari gadis itu. Ya Azila tentu ikut merasakan kesedihan yang dialami Ceisya saat ini, apalagi mereka sudah cukup dekat dan lama menjalin hubungan persahabatan.

"Waalaikumsallam, eh kamu dah pulang zila? Katanya mau dua hari nginep di rumah Ceisya, gak jadi?" sambut Zahra—ibu kandung Azila yang tak kalah cantik.

"Iya nih ma, aku terpaksa pulang sekarang karena Ceisya sama ayahnya pergi ke luar kota. Kasihan banget loh mereka, ma. Aku sampe ikut sedih sekarang," ucap Azila.

Zahra mengernyitkan dahinya, "Loh emang ada apa sayang? Kenapa kamu kasihan sama mereka?" tanyanya penasaran.

"Itu loh ma, tadi ayahnya Ceisya dapat kabar dari temannya. Ternyata itu mamanya Ceisya kecelakaan disana, terus sekarang dibawa ke rumah sakit. Makanya Ceisya sama ayahnya langsung nyusul kesana," jawab Azila.

"Waduh! Innalilahi, semoga mamanya Ceisya baik-baik aja ya sayang!" Zahra reflek menutupi mulutnya saat mendengar ucapan dari putrinya itu mengenai kabar Zafina.

Jujur saja Zahra pun tak menyangka hal itu akan terjadi pada Zafina, padahal sebelumnya ia sempat bertemu dengan Zafina dan wanita itu tampak baik-baik saja. Namun, musibah memang selalu datang secara tiba-tiba sesuai takdir yang sudah ditentukan.

"Yaudah, kita sama-sama doakan aja yang terbaik untuk mamanya Ceisya ya sayang! Kamu jangan sedih lagi!" ucap Zahra.

"Iya ma, tapi aku mau ikut datang ke rumah sakit buat jenguk mama cei secara langsung. Apa boleh ma? Aku khawatir banget sama kondisi mama cei," pinta Azila.

"Umm, bukannya kamu sebentar lagi ada olimpiade ya nak? Kamu kan harus persiapkan diri untuk acara itu," ujar Zahra.

"Oh iya sih, terus aku harus gimana ma? Masa aku diam aja disini sedangkan teman aku lagi dalam kesusahan disana? Aku ngerasa gak berguna dong ma," ucap Azila.

"Tenang ya, nanti kan kamu bisa jenguk mamanya cei kalau kamu udah selesai olimpiadenya," ucap Zahra menenangkan.

Azila manggut-manggut saja mengikuti perkataan mamanya, lagipula ia memang harus fokus mengikuti olimpiade itu. Meski, rasanya ia sangat kasihan pada Ceisya yang sedang berduka saat ini akibat musibah yang menimpa mamanya.

Zahra pun merangkul putrinya dan memeluknya dengan erat, mencoba membuat Azila lebih tenang dan tidak lagi memikirkan kondisi Ceisya. Bagaimanapun, Azila juga harus memfokuskan dirinya kepada olimpiade yang sebentar lagi akan berlangsung.

"Permisi, non! Nyonya!" tiba-tiba, bik Imah datang menemui mereka dan membuat pelukan itu terlepas.

"Eh iya bik, kenapa?" tanya Zahra merasa heran.

"Ah anu itu nyonya, di luar ada mas Amar. Seperti biasa nyonya, hari ini kan jadwal non Azila buat belajar," jawab bik Imah.

"Oh iya, untung aja kamu pulang sayang. Sana gih kamu temuin mas Amar!" ucap Zahra.

Azila mengangguk, kemudian melangkahkan kakinya menuju ke luar untuk menemui sosok Amar yang merupakan guru les privatnya yang sengaja disewa untuk menambah mata pelajaran baginya. Meski sejujurnya, Azila malas sekali belajar disaat seperti ini.

"Halo mas Amar!" Azila menyapanya, menghampiri pria itu yang langsung menoleh dan tersenyum ke arahnya.

"Eh zila, bisa kita belajar hari ini? Atau kamu mau libur dulu?" tanya Amar dengan ramah.

"Gapapa mas, kita belajar aja. Olimpiadenya kan beberapa hari lagi, yuk masuk!" jawab Azila seraya melebarkan pintu.

Akhirnya mereka melangkah bersama-sama menuju ruang tamu, dan disana tentunya Azila akan belajar seperti hari-hari biasanya yang selalu ia lalui.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GUYS YA!!!...

Terpopuler

Comments

Greenenly

Greenenly

katanya cinta... klo cinta biasanya nhk bisa lagi makan tu.. karena kpikiran terus/Doge//Doge//Doge/

2024-08-26

2

Greenenly

Greenenly

sedih si sedih.. tpi kek nya ngk ada rasa gelisah nya apa? apa dia udah tau istrinya meninggal?.. kan bru kecelakaan msih ada harapan.. walaupun nanti jd duda.. tpi hrusnya dia gelisah duluan ngk sih.. setibanya di RS bru di nampakkannya rasa sedih nantinya

2024-08-26

1

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2024-06-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!