Vicky Salvino Gregorius, pria tampan berusia 37 tahun ini adalah seorang pimpinan dari Gregorius grup yang merupakan perusahaan warisan papanya. Meski sudah menikah dan memiliki seorang anak, namun pesona Vicky tak memudar. Ketampanannya tetap terlihat dan dapat membuat beberapa wanita terpincut dengannya.
Vicky memiliki istri bernama Zafina, ia sangat mencintainya. Pernikahan mereka sudah berusia belasan tahun, dan dari pernikahan itu mereka dikaruniai seorang anak yang tentu adalah Ceisya. Hanya saja, beberapa bulan belakangan Zafina selalu disibukkan dengan urusan pekerjaannya. Sehingga, Vicky sedikit jengkel dan merasa kurang nyaman dengan hal itu.
Sekarang Vicky kembali ditinggal oleh istrinya itu ke luar kota, bahkan ia diharuskan mengurus anak serta perusahaan mertuanya. Vicky terpaksa menerima semua itu, walau di dalam hatinya ia amat kesal dengan sikap semena-mena sang istri.
Vicky juga memiliki kulit yang erotis, terdapat brewok di dagunya yang menambah kesan ketampanannya. Tubuhnya tinggi dan atletis, tentu saja hal itu memudahkan Vicky memikat hati para wanita di luar sana. Namun, hingga kini Vicky masih setia bersama istri tercintanya itu.
Hari sudah malam, Vicky tampak duduk seorang diri di sofa ruang keluarga sambil menonton pertandingan sepak bola di televisi. Pria itu sangat santai menikmati tontonannya sambil sesekali memakan cemilan yang tersedia disana, ia memang sering begadang setiap kali ada pertandingan klub favoritnya.
Disaat ia sedang asyik menonton, tiba-tiba dirinya melihat Azila menuruni tangga secara perlahan. Sontak matanya reflek melirik ke arah gadis itu, bibirnya juga spontan menyunggingkan senyum. Vicky seperti senang melihat Azila turun kali ini, setelah sebelumnya mereka makan malam bersama di meja makan.
Kebetulan letak ruang keluarga itu memang berdekatan dengan anak tangga, sehingga bila Azila turun dari tangga maka dia akan langsung bertemu dengan Vicky disana. Ya betul sekali, Vicky pun amat menantikan momen itu dimana ia bisa berduaan dengan gadis tersebut.
"Eh zila, mau ngapain malam-malam begini?" tanya Vicky dengan nada lembutnya.
Sontak Azila mengalihkan pandangannya ke arah Vicky, jujur sebenarnya ia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk tidak ketahuan oleh pria itu. Namun, Vicky justru terlebih dahulu memanggilnya dan membuatnya terpaksa berhenti.
"Eee...aku mau numpang ke kamar mandi, om. Sekalian ambil air minum, soalnya aku tiba-tiba haus tadi," jawab Azila.
"Oalah, Ceisya udah tidur?" tanya Vicky lagi.
Azila mengangguk sebagai jawaban, lalu ia melihat senyuman terpampang di sudut bibir lelaki itu. Entah kenapa Azila merasa tidak nyaman saat ditatap seperti itu oleh Vicky, meski ia tahu Vicky adalah ayah dari sahabatnya.
"Ah om, aku permisi dulu ya? Aku gak tahan mau buang air kecil," pamit Azila.
"Oh iya iya, maaf ya om malah ajak kamu ngobrol! Yaudah silahkan, tau kan toiletnya dimana?" ujar Vicky.
"*Waduh! Gimana nih? Gue gak tahu dimana toiletnya lagi*..."
Azila kebingungan saat ini, ia sebenarnya tidak tahu dimana letak toilet tersebut. Akan tetapi, ia juga tak mungkin meminta bantuan Vicky untuk mengantarnya.
"Ta-tau kok om," jawab Azila dengan gugup.
"Yakin? Kalau emang kamu gak tahu, yuk saya antar aja!" Vicky langsung berdiri dan bersiap mengantarkan gadis itu.
"Hah? Gausah om, gapapa aku bisa sendiri. Permisi ya!" Azila tampak panik, lalu langsung pergi begitu saja dari sana.
Vicky kembali tersenyum melihatnya, ia menggelengkan kepala karena tingkah Azila yang begitu menggemaskan. Tanpa sadar, ia memegangi burung pipitnya dari luar celana dan mencoba menahan rasa aneh itu.
•
•
Singkat cerita, Azila keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan aktivitasnya. Namun, betapa terkejutnya ia lantaran saat membuka pintu di depan sana sudah terdapat sosok Vicky yang tengah berdiri menatapnya.
"Eh, o-om??" Azila tampak begitu gugup, tentu ia sangat berdebar-debar kali ini.
"Om, mau ke kamar mandi juga ya? Silahkan, aku udah selesai kok!" ucap Azila seraya memberi jalan bagi pria itu.
Namun, Vicky justru menggelengkan kepala dan tersenyum ke arahnya. Membuat Azila semakin merinding, belum pernah ia berada dalam posisi seperti ini. Dimana ayah dari temannya, secara terang-terangan berniat untuk menggodanya.
"Bukan kok, om cuma mau mastiin kamu baik-baik aja dan gak nyasar. Soalnya ini pertama kalinya kan kamu nginep disini?" ucap Vicky beralasan.
"Eee i-i-iya om...kalo gitu saya permisi ya om? Maaf!" Azila bergerak maju dengan sedikit membungkukkan badannya.
Vicky pun membiarkan saja Azila pergi dari sana, ia terus memandanginya sambil tersenyum lebar. Aroma tubuh gadis itu masih tercium di hidungnya, jelas Vicky sangat menyukainya.
"Hmm, aroma perawan muda memang menggoda.."
•
•
Setelah dari toilet, Azila yang juga merasa haus kini mengambil minuman dari meja makan dan duduk disana untuk menikmati minuman itu. Sambil minum, ia berpikir mengapa sikap Vicky seperti itu padanya dan apa sebabnya Vicky terus saja mengikutinya? Tentu ia merasa tidak nyaman, namun ia juga tak bisa berbuat apa-apa.
"Ehem ehem, Azila!" lagi, Vicky muncul kembali dan menghampirinya disana.
"Ah i-i-iya om, kenapa?" tanya Azila dengan tampang gugupnya.
"Gapapa, om cuma mau ikut duduk disini dan ngobrol sama kamu. Boleh kan?" jawab Vicky dengan santainya.
"Ohh, bo-boleh kok om.."
Meski Azila sangat tidak nyaman, namun ia tetap mengizinkan Vicky ikut duduk bersamanya disana. Tentu saja Vicky tak berpikir panjang, dengan segera pria itu menarik kursi dan duduk tepat di sebelah Azila berada.
"Kamu sama Ceisya itu udah temenan dari kapan?" tanya Vicky penasaran.
"Umm, da-dari kita masuk SMA om. Waktu itu kebetulan kita sekelas, terus aku ajak Ceisya kenalan. Sampai akhirnya kita bisa jadi teman kayak sekarang," jawab Azila.
"Oalah, baguslah. Saya senang kalau Ceisya berteman sama kamu, karena anak itu orangnya susah buat bergaul. Dia jarang dapat teman loh dari dulu," ucap Vicky.
"I-i-iya om, kemarin juga Ceisya bilang kalau dia kesulitan buat cari teman baru di kelasnya yang sekarang," ucap Azila.
Vicky mengernyitkan dahi, "Loh, emang kalian sudah pisah kelas ya? Saya kira kalian masih sekelas."
"Iya om, pas kenaikan kemarin kan aku dan Ceisya beda kelas. Tapi, setiap hari dia masih sering nyamperin aku kok. Om gausah khawatir ya!" ucap Azila.
"Tentu saja saya tidak khawatir, apalagi saya tahu kamu orangnya baik," ujar Vicky.
Azila mengangguk saja dan lalu menundukkan kepala, ia berniat bangkit untuk kembali ke kamarnya. Akan tetapi, tanpa sengaja kakinya justru menyenggol meja dan mengakibatkan Azila nyaris terjatuh.
"Azila!!" reflek Vicky menahan tubuh gadis itu, agar tidak terjatuh ke lantai.
Sontak Azila terkejut, tubuhnya saat ini berada dalam dekapan pria itu dan posisi mereka juga sangat dekat. Keduanya saling berpandangan, bahkan sepertinya Vicky begitu menikmati posisi ini yang membuatnya dapat merasakan betapa lembutnya kulit gadis itu.
"*Dad, daddy*!!"
...~**Bersambung**~...
...JANGAN LUPA LIKE\+KOMEN YA GUYS YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Greenenly
klo udah merasa ngk nyaman.. tahan aja hausnya itu..klo ngk, minum cepat2.. bukannya malah dduk santai.. ngk jelas nih.. berarti dia emng mau digoda...
2024-08-26
5
Machacy
Emang gak ada toilet di kamar gitu?
2024-08-01
2
Erni Nofiyanti
siapa yg mergoki
anaknya apa istrinya
2024-05-30
1