18. Ibu Peri Kelakuan Innalilahi

“Bagaimana ... keadaanmu?” tanya Zeedev kepada Akina. Zeedev masih sangat canggung, tapi jika melihat keadaan Akina, Zeedev yakin semuanya sedang sakit-sakitnya. Dari luka-luka yang berdarah, maupun yang memar.

Kali ini, wajah maupun kepala Akina memang sudah tak dipenuhi darah. Namun ketimbang wajah, kedua punggung tangan Akina lebih dipenuhi luka gores terbilang dalam. Zeedev yang mengawasi semua itu yakin, luka-luka tersebut karena pecahan kaca mobil.

Setahu Akina, Zeedev menjadi salah orang yang sampai menginap di rumah sakit hanya untuk menjaganya. Zeedev turut membantu mengawasinya maupun si kembar semalaman penuh bahkan hingga sekarang. Namun ketimbang Zeedev, ada sosok yang membuat Akina merasa sangat berhutang budi. Adalah mereka-mereka yang sudah menyumbangkan darah kepada si kembar, khususnya Yusuf. Sebab, setelah mendonorkan darahnya, Yusuf jadi menjalani rawat inap dan memang sampai di infus.

°°°°°

“Enggak apa-apa, ini saja sudah sehat. Kebetulan kemarin memang kurang sehat,” ucap Yusuf yang baru akan dilepas infusnya.

“Astaga pak Duda. Jangan sampai kamu jadi batu kali yang berusaha bikin aku tersandung, hanya karena ... darahmu ada di anak-anak!” panik Zeedev dalam hatinya. Apalagi ketimbang kepadanya, Akina yang memang lemah lembut tak sebar-bar Alina, jadi sangat lembut ketika kepada Yusuf. Bukan hanya tatapan dan tutur katanya. Karena di mata Zeedev, sikap Akina kepada Yusuf pun ibarat paket komplit spesial!

“Kembalilah ke ruang rawat karena kamu harus istirahat. Luka di tubuhmu, pasti sedang sakit-sakitnya, kan?” sergah Zeedev sengaja posesif dan memang bergerak cepat.

Di ruang rawat Yusuf, mereka memang tak lagi disertai mommy Rere. Wanita bercadar itu pamit ke kamar mandi. Namun, mommy Rere sudah sampai mengucapkan banyak terima kasih kepada Yusuf.

Yusuf yang jadi merasa canggung, apalagi fisik Akina sangat mirip dengan Alina sang mantan istri, sengaja berdeham. Yusuf sengaja menanyakan kabar anak-anak Akina.

“Alhamdullilah, Mas. Beranjak membaik. Meski, ... tetap deg-degan karena belum ada pemeriksaan intens. Ya sudah Mas, saya sekalian pamit mau pantau keadaan anak-anak. Mereka pasti masih trauma, kesakitan ...,” lembut Akina yang tak kuasa mengungkapkan keadaan anak-anaknya. Rasanya terlalu menyakitkan, terlebih Akina yakin, kecelakaan yang mereka alami akan menimbulkan trauma tersendiri. Dibuang papanya saja membuat keduanya kesakitan. Apalagi ditambah kecelakaan dan membuat keduanya sampai nyaris meregang nyawa?—pikir Akina.

“Semoga semuanya segera membaik. Kamu juga harus kuat, ya. Demi anak-anak,” lembut Yusuf sambil menatap Akina dengan tatapan iba.

Akina mengangguk dan lagi-lagi mengucapkan terima kasih. Iya, demi anak-anak, demi kebahagiaan mereka, Akina memang mengharuskan dirinya tetap kuat. Karena jika dituruti, kini sekadar napas saja, Akina masih merasa susah. Tubuh Akina sakit semua khususnya yang terluka. Persis seperti yang Zeedev kira.

“Makasih banyak Pak Duda. Kamu juga sehat-sehat, ya!” ucap Zeedev sengaja undur diri dari sana sambil mendorong kursi roda Akina.

Zeedev memang berucap terbilang manis, berbeda dari biasanya. Namun, manisnya Zeedev kali ini tetap saja agak lain dari kebanyakan orang.

“Pak Duda?” lirih Yusuf merasa syok dengan panggilan yang ia terima dari Zeedev. “Meski aku memang duda, ... ya ... ya kenapa sampai dipanggil pak duda juga? Ini dia sengaja ngejek, apa memang berusaha lebih akrab?” pikir Yusuf.

“Pak Duda ...,” batin Akina. Antara syok, tapi ingin ngakak juga.

Akina tahu, Zeedev yang dari segi tampang, fisik, dan juga materi, sangat sempurna, tipikal yang sekali berbicara langsung bisa bikin lawannya sakit hati. Apalagi jika lawan bicaranya sudah membuat Zeedev sakit hati. Zeedev pasti akan membalas berkali-kali lipat. Termasuk juga mengenai panggilan pak duda Zeedev kepada Yusuf. Dirasa Akina, memang ada yang membuat Zeedev kurang menyukai Yusuf.

“Apa, ya? Apa karena di masa lalu, mas Yusuf pernah menyakiti mbak Alina sedalam itu? Wajar sih ...,” pikir Akina.

Terdengar Zeedev yang berdeham, dan itu membuat Akina kembali canggung. “Ini kenapa situasinya jadi begini, ya? Kenapa juga harus dengan Kak Dev, enggak sama perawat saja andai semuanya sedang sibuk dengan jadwal yang enggak bisa ditinggalin? Dan sepertinya, sekelas Kak Dev juga jadwalnya selalu padat,” pikir Akina yang refleks menahan napas ketika akhirnya, Zeedev benar-benar bersuara.

“Aku baru tahu kalau kamu sudah tidak dengan Rasya. Namun kemarin saat aku mendatanginya ke tempat dia meeting dengan klien, ... Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un, beneran enggak ada kejelasannya,” ucap Zeedev.

Disinggung apa yang Zeedev bahas, perasaan Akina jadi campur aduk. Tak terbayang, betapa bikin emosinya tanggapan Rasya dan Akina yakini hanya diam. Hingga lawannya, terlebih sekelas Zeedev, tidak bisa untuk tidak emosi. Hingga yang ada, pasti Zeedev yang akan disalahkan karena Zeedev tak mungkin hanya diam. Karena pasti ada saja tindakan kasar yang Zeedev lakukan kepada Rasya.

Masalahnya, kenapa Zeedev sampai mendatangi Rasya?

“Fatalnya, klien Rasya tahu kalau dia punya istri yang sulit hamil, dan juga ... kamu yang hanya dijadikan simpanan.” Setelah mengucapkan itu, Zeedev langsung meminta maaf kepada Akina.

“Jadi, ... klien mas Rasya tahu, Kak?” kaget Akina, tapi ia masih teramat sungkan kepada Zeedev.

Sambil terus mendorong kursi roda Akina, Zeedev berdeham sambil mengangguk-angguk. “Aku juga kaget, dan baru tahu, circle pertemanan dia masih ada kaitannya dengan circleku,” balas Zeedev yang kemudian menekan tombol lift. Mereka akan menggunakan lift untuk sampai ke lantai atas anak-anak Akina berada.

Akan tetapi, kenyataan di dalam lift justru berisi Raysa dan Irene, sukses menjungkirbalikkan perasaan maupun hati Zeedev apalagi Akina. Tak beda dengan Akina, kali ini, Irene yang dahinya masih lebam ungu, juga duduk di kursi roda.

“Oh, jadi ini ...? ISTRI RASYA YANG SUSAH HAMIL? TAHU GIMANA SUSAHNYA HAMIL, TAPI DENGAN TEGA MELUKAI BAHKAN ... MEMBUNUH ANAK, YA? BENAR-BENAR IBU PERI!” ucap Zeedev yang langsung membuat Rasya membentaknya. Rasya memintanya tutup mulut.

“Melukai bahkan ... membunuh anak-anak? Maksud dia apa? Apakah apa yang aku lakukan mengenai kecelakaan Akina dan anak-anaknya terbongkar? Apakah dua orang suruhanku itu akhirnya mengaku padahal aku sudah membayar mereka sangat mahal?” pikir Irene ketakutan. Sadar diri bahwa dirinya telah melakukan kesalahan bahkan kejahatan fatal, membuatnya sibuk berspekulasi sendiri.

“Tidak usah meminta orang lain tutup mulut. Karena tutup mulut seperti yang kamu lakukan, benar-benar tidak akan menyelesaikan masalah!” sinis Akina berucap tegas. “Berdoa saja agar kalian tidak pernah merasakan luka-luka seperti yang aku dan anak-anakku rasakan. Namun jika kalian sampai merasakannya, semoga di saat itu juga, kalian ingat pada apa yang sudah kalian lakukan kepadaku, apalagi ke anak-anakku!” lanjutnya sambil menatap mata Irene maupun mata Rasya, penuh dendam.

“Maaf Kak Dev, bisa tolong jauhkan aku dari manusia perusak hidup orang seperti mereka? Tolong, aku enggak mau dekat-dekat dengan mereka. Takut kena percikan azab yang harus mereka terima!” lanjut Akina yang memang langsung membuang pandangannya dari kedua sejoli di hadapannya.

Irene yang tidak terima terus disudutkan, terlebih selama itu Rasya cenderung diam, sengaja berkata, “Kamu lihat kelakuannya. Kalian bahkan belum lama berpisah. Anak-anaknya bahkan sedang sekarat, tapi dia sudah dengan laki-laki lain. Jadi enggak yakin, jangan-jangan, si kembar dan adiknya yang MATI, bukan benihmu!”

Hati Akina seolah diremas karena ucapan Irene yang begitu keji. Terlebih ketika Irene menyebut MATI, untuk adiknya si kembar.

Berbeda dengan Akina, Zeedev yang sebenarnya tak kalah sakit hati juga refleks tersenyum. “Tampangmu ibu peri, tapi kelakuanmu inalilahi. Kamu bilang anak-anak Akina bukan anak Rasya? Berarti kamu mau bilang bahwa Rasya MANDUL KARENA YANG KAMU KANDUNG SEKARANG, JUGA ANAK PRIA LAIN?!” geram Zeedev yang ingin menerkam Irene hidup-hidup. “Pantas sekelas om Helios langsung yakin, ketimbang Rasya, justru ibu peri Irene yang berulah!” batin Zeedev merasa harus hati-hati kepada Irene.

Diamnya Rasya juga menampik tudingan Irene. Karena selain golongan darah si kembar saja sama dengan Rasya, fisik si kembar juga tak hanya mirip Rasya. Karena rambut yang tipis dan bentuk kaki si kembar, mirip dengan mamanya Rasya. Termasuk fisik yang lain juga ada yang sampai mirip papanya Rasya.

Terpopuler

Comments

Just_Emma

Just_Emma

ucuuup kan udh dikasih teh manis sama nasi padang laaah kok malah rawat inap cup???

2025-01-03

0

Sweet Girl

Sweet Girl

bwahahaha Om Dev dilawan

2024-12-13

0

Inooy

Inooy

skakmat!!!! ibu peri tp kelakuan innalillahi..bener bgt Dev omongan kamu 👍👍👍👍

2024-10-29

1

lihat semua
Episodes
1 1. Panggilan “Sayang” Dari Mas Rasya
2 2. Kewajiban dan Bakti Seorang Suami Setelah Menikah
3 3. Sebatas Istri Pancingan?
4 4. Darah Di Lantai
5 5. Ancaman Talak
6 6. Menceraikan Akina
7 7. Luka Tanpa Nama
8 8. Berat, Tapi Harus Terbiasa
9 9. Tiga Bulan Telah Berlalu
10 10 : Janda
11 11. Tidak Benar-Benar Bahagia
12 12. Lebih Menyeramkan Dari Preman Pasar
13 13. Papa Balu (Sedikit Revisi)
14 14. Terlempar Dan ....
15 15. Menguras Emosi
16 16. Kecurigaan Demi Kecurigaan
17 17. Misi yang Dimulai
18 18. Ibu Peri Kelakuan Innalilahi
19 19. Keadaan Si Kembar Dan Bukti yang Ditemukan
20 20. Mirip Harapan
21 21. Seperti Ada yang Ditutup-Tutupi
22 22. Kelainan dan Kabar Irene
23 23. Penyesalan Rasya
24 24. Si Kembar yang Lupa Ke Rasya
25 25. Gagal Move On Dan Lampu Hijau
26 26. Bayi Laki-Laki
27 27. Teramini
28 28. Mendadak Jadi Calon Istri Orang
29 29. Mengusut Kasus Kecelakaan Akina Dan Si Kembar
30 30. Permohonan Rasya Dan Keadilan
31 31. Lagi-Lagi Menyesal
32 32. Gugup Dan Ingin Tampil Sempurna
33 33. Momen Tak Terlupakan
34 34. Siap Memulai Lembaran Baru
35 35. Para Kerikil
36 36. Tipu Daya yang Masih Berlanjut
37 37. Di Rumah Baru
38 38. Sederet Rencana
39 39. Menji·lat Koto—ran Sendiri?
40 40. Kang—Cut
41 41. Pecah Telor!
42 42. Peringatan Keras
43 43. Takdir yang Mulai Berbicara
44 44. Kehebohan Fitting Pakaian Pengantin
45 45. Rasya yang Akhirnya Sadar
46 46. Trauma Akina
47 47. Rasya yang Terancam Bangkrut
48 Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 Lima Puluh Tiga
54 Lima Puluh Empat
55 Lima Puluh Lima
56 Lima Puluh Enam
57 Lima Puluh Tujuh
58 Lima Puluh Delapan
59 Lima Puluh Sembilan
60 Enam Puluh
61 Enam Puluh Satu
62 Enam Puluh Dua
63 Enam Puluh Tiga
64 Enam Puluh Empat
65 Anak Laki-Laki
66 Dampak Pinjol
67 Novel : Tukar Tambah Pasangan (Gara-Gara Dituduh Mandul)
68 Saudara Zeedev
69 Membahagiakan Anak
70 Jayan-Jayan Teyus...
71 Bertemu Jadi Satu
72 Awal Mula Hubungan Mereka
73 Obat Awet Muda
74 Serang.an Ngidam
75 Perubahan Demi Perubahan
76 Anak yang Diharapkan
77 Pembukaan Dadakan Dan Sebuah Kewajiban
78 Lahirnya Musafir Cinta Dan Pecinta Dolar
79 Keseruan Ronda
80 Perhatian Manis
81 Anak-Anak Sudah Besar
82 Novel Dituduh Mandul Dan Dicerai Tapi Hamil Anak Bos
83 Bonus Episode : Ada Cinta Di Antara Anak-Anak
84 Novel Baru : Kau Selingkuh Dengan Istriku, Kuratukan Istrimu
85 Promo Novel : Kejar Aku Mas Mafia! (Kisah Cinta Dua Dunia)
86 Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa
Episodes

Updated 86 Episodes

1
1. Panggilan “Sayang” Dari Mas Rasya
2
2. Kewajiban dan Bakti Seorang Suami Setelah Menikah
3
3. Sebatas Istri Pancingan?
4
4. Darah Di Lantai
5
5. Ancaman Talak
6
6. Menceraikan Akina
7
7. Luka Tanpa Nama
8
8. Berat, Tapi Harus Terbiasa
9
9. Tiga Bulan Telah Berlalu
10
10 : Janda
11
11. Tidak Benar-Benar Bahagia
12
12. Lebih Menyeramkan Dari Preman Pasar
13
13. Papa Balu (Sedikit Revisi)
14
14. Terlempar Dan ....
15
15. Menguras Emosi
16
16. Kecurigaan Demi Kecurigaan
17
17. Misi yang Dimulai
18
18. Ibu Peri Kelakuan Innalilahi
19
19. Keadaan Si Kembar Dan Bukti yang Ditemukan
20
20. Mirip Harapan
21
21. Seperti Ada yang Ditutup-Tutupi
22
22. Kelainan dan Kabar Irene
23
23. Penyesalan Rasya
24
24. Si Kembar yang Lupa Ke Rasya
25
25. Gagal Move On Dan Lampu Hijau
26
26. Bayi Laki-Laki
27
27. Teramini
28
28. Mendadak Jadi Calon Istri Orang
29
29. Mengusut Kasus Kecelakaan Akina Dan Si Kembar
30
30. Permohonan Rasya Dan Keadilan
31
31. Lagi-Lagi Menyesal
32
32. Gugup Dan Ingin Tampil Sempurna
33
33. Momen Tak Terlupakan
34
34. Siap Memulai Lembaran Baru
35
35. Para Kerikil
36
36. Tipu Daya yang Masih Berlanjut
37
37. Di Rumah Baru
38
38. Sederet Rencana
39
39. Menji·lat Koto—ran Sendiri?
40
40. Kang—Cut
41
41. Pecah Telor!
42
42. Peringatan Keras
43
43. Takdir yang Mulai Berbicara
44
44. Kehebohan Fitting Pakaian Pengantin
45
45. Rasya yang Akhirnya Sadar
46
46. Trauma Akina
47
47. Rasya yang Terancam Bangkrut
48
Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
Lima Puluh Tiga
54
Lima Puluh Empat
55
Lima Puluh Lima
56
Lima Puluh Enam
57
Lima Puluh Tujuh
58
Lima Puluh Delapan
59
Lima Puluh Sembilan
60
Enam Puluh
61
Enam Puluh Satu
62
Enam Puluh Dua
63
Enam Puluh Tiga
64
Enam Puluh Empat
65
Anak Laki-Laki
66
Dampak Pinjol
67
Novel : Tukar Tambah Pasangan (Gara-Gara Dituduh Mandul)
68
Saudara Zeedev
69
Membahagiakan Anak
70
Jayan-Jayan Teyus...
71
Bertemu Jadi Satu
72
Awal Mula Hubungan Mereka
73
Obat Awet Muda
74
Serang.an Ngidam
75
Perubahan Demi Perubahan
76
Anak yang Diharapkan
77
Pembukaan Dadakan Dan Sebuah Kewajiban
78
Lahirnya Musafir Cinta Dan Pecinta Dolar
79
Keseruan Ronda
80
Perhatian Manis
81
Anak-Anak Sudah Besar
82
Novel Dituduh Mandul Dan Dicerai Tapi Hamil Anak Bos
83
Bonus Episode : Ada Cinta Di Antara Anak-Anak
84
Novel Baru : Kau Selingkuh Dengan Istriku, Kuratukan Istrimu
85
Promo Novel : Kejar Aku Mas Mafia! (Kisah Cinta Dua Dunia)
86
Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!