14. Terlempar Dan ....

...*Bacanya pelan-pelan ya, biar kalian bisa masuk ke ceritanya. Enggak kayak kemarin, sudah dikasih (•••) buat pemisah adegan, sudah dikasih keterangan sekali kalau Akina sama Zeedev teleponan, masih ada yang salah sangka katanya ceritaku mbuled enggak jelas. Masa katanya Zeedev di kantor, kok bisa mendadak sama Akina—kembar? Padahal, Zeedev saja sudah aku sebutin lagi di perjalanan pulang, nyetir sendiri 💗. Oke, bissmilah. Aku sengaja nulis lebih ringkes karena biar enggak dikuliti editor. 🙏...

🌼🌼🌼🌼🌼

Kembar masih saja heboh. Papa balu, mendadak jadi bagian pargoy kedua bocah itu. Selain sangat aktif sekaligus mengikuti perkembangan zaman, keduanya juga tipikal yang cepat tanggap sekaligus serba bisa. Hingga sekali diajak live main aplikasi toktok oleh sang opa, keduanya mendadak jadi artis baru yang tengah hits. Sampai-sampai, ada komentar keluarga yang amat sangat menyayat hati seorang Akina.

“Anak semasya Allah ini. Cantik, pinter, gemesin banget, memangnya papanya beneran enggak kangen?” Komentar-komentar semacam itu sungguh selalu bisa memporak-porandakan mental Akina. Meski pada kenyataannya, hal yang sama juga selalu Akina pertanyakan di setiap helaan napasnya. Benarkah, ... benarkah tingkah si kembar tetap tidak mampu menyentuh hati seorang Rasya? Padahal selama bersama, Rasya tipikal papa yang baik dan amat sangat memanjakan si kembar? Karena jika tidak begitu, si kembar juga tidak akan sangat ketergantungan kepada Rasya.

Perubahan Rasya kepada si kembar apalagi ke Akina, memang sangat drastis. Dan tampaknya, kehamilan Irene murni menjadi penyebab utamanya.

Akina masih bisa terima andai dirinya saja yang dibuang dengan dalih, Rasya tidak pernah mencintainya. Rasya hanya mencintai Irene—meski alasan yang satu ini juga dirasa Akina kurang masuk akal. Sebab, orang gila mana? Sebucin apa Rasya kepada Irene, sementara selama hampir lima tahun termasuk ketika masa-masa PDKT sebelum menikah, sikap Rasya sangat manis kepada Akina. Zeedev saja merupakan orang yang selalu membuat Rasya cemburu lantaran Rasya tahu, sempat ada perjodohan di antara Akina dan Zeedev, tapi Akina tetap memilih Rasya.

“Sayang, duduk pakai sabuk pengaman. Kalau Qilla sama Chilla enggak duduk, enggak pakai sabuk pengaman seperti yang tadi Mama pasang, ... sekarang juga Mama telepon oum Dep. Mama mau bilang kalau kita enggak jadi ketemuan sama oum Dep!” ucap Akina terus berkosentrasi di tengah jalanan yang terbilang agak lancar.

Hujan mulai turun dan si kembar juga makin heboh. Keduanya memang menyukai semua hal yang berkaitan dengan keindahan alam. Termasuk juga dengan petrichor atau itu bau tanah saat pertama kali hujan. Aqilla dan Asyilla sangat menyukainya, padahal keduanya masih balita. Mungkin karena selain Akina juga sangat menyukainya, Akina juga sering mengajak keduanya untuk turut menikmati semua itu.

Tanpa Akina sadari karena memang di jalan raya begitu banyak kendaraan tapi tetap lancar. Dua buah truk dari arah berbeda dan memang sudah mempelajari rute yang biasa Akina ambil, tengah mengincar. Keduanya berkomunikasi melalui sambungan telepon di ponsel. Pelakunya merupakan pria dan tampangnya misterius sekaligus sama-sama bengis. Truk satu berada di depan mobil sedan Akina, sedangkan satunya ada di jalan belokan sebelah. Dalam sekejap, keduanya memepet mobil Akina yang baru akan memasuki jalan layang.

Semuanya terjadi sangat cepat layaknya kecelakaan pada kebanyakan. Namun kebanyakan dari mereka sudah langsung menjadikan terjunnya mobil Akina sebagai fokus perhatian. Sedangkan kedua truk yang memepet sedan Akina juga sengaja dibuat saling tabrak.

Kepanikan benar-benar terjadi. Akina apalagi si kembar, histeris luar biasa.

“Mama takuuutttt!”

“Mama oloooonggggg!”

Fatalnya, si kembar yang tak memasang sabuk pengamannya dengan benar, berakhir terlempar dari dalam mobil.

“Allah aku marah ya Allah! Aku enggak terima! Aku marah!!!!!” Hati Akina memang meraung-raung menyaksikan satu persati dari kedua putrinya terlempar keluar mobil. Namun, meski mulutnya sudah berteriak, tak ada satu pun suara yang terucap.

Keceriaan yang sempat mewarnai kebersamaan ketiganya, mendadak digantikan oleh tragedi berdarah. Naluri seorang ibu membuat Akina yang sudah berdarah-darah, tetap mengerahkan seluruh tenaganya untuk melakukan penyelamatan kepada kedua putrinya.

“Ini enggak adil!” jerit Akina dalam hatinya. Tubuhnya gemetaran hebat dan napasnya nyaris tak tersisa.

Si kembar terlempar cukup jauh di kanan kiri mobil. Keduanya yang berlumur darah lebih parah dari Akina, sudah tak lagi bersuara. Kedua mata si kembar juga sudah menutup damai. Namun bisa Akina pastikan, kedua putrinya masih bernapas.

Beberapa pengendara mobil di jalan bawah, serta beberapa pejalan kaki sudah langsung menghampiri. Semuanya kompak memberikan pertolongan. Mereka bahkan tidak menunggu ambulan datang. Sepasang paruh baya memberi ketiganya tumpangan didampingi seorang pejalan kaki yang rela menjadi relawan dadakan.

Akina dengan hatinya yang benar-benar hancur, meninggalkan mobilnya begitu saja. Ia langsung menghubungi Alina, hingga kabar yang ia berikan langsung menggemparkan keluarga besar.

••••

“Akina dan si kembar kecelakaan? Hah ...? Mobil mereka terlempar dari jalan layang, dan ... tubuh si kembar ... terlempar dari dalam mobil?” mommy Rere yang menerima kabar tersebut melalui sambungan telepon di ponsel, langsung dari Alina, langsung sempoyongan syok.

Zeedev yang memang baru datang dan awalnya tengah tersenyum kepada Jian—putra mommy Rere, refleks menjatuhkan dua karton besar bawaannya dan semuanya, berwarna pink.

Langit dunia setiap orang yang dekat apalagi anggota keluarga yang mendengar kabar kecelakaan Akina dan si kembar, langsung runtuh. Tidak ada yang tidak terpukul apalagi sedih. Semuanya sungguh bersedih.

Waktu mendadak seolah berputar sangat cepat. Semua perubahan Akina pastikan tetap tidak mampu membuat kedua putrinya kembali ceria. Jangankan kembali ceria, bersuara atau setidaknya membuka kedua mata saja, tak lagi kedua putrinya lakukan.

Wajah si kembar yang kini menempati ranjang rawat bersebelahan, mulai dibersihkan darahnya. Wajah cantik itu benar-benar langsung pucat.

“Jangan pedulikan saya, biarkan saya menjaga anak saya. Pengobatan saya nanti saja, yang penting putri-putri saya—” Sangat emosional, Akina menolak menjalani pengobatan untuk dirinya sendiri.

Akina tetap bersikukuh menemani kedua putrinya pengobatan.

“Stok darah sedang kosong. Tapi bentar, golongan darahnya adek kembar ini, apa? Ma, golongan darah mera? Tolong hubungi keluarga terdekat soalnya persediaan—” Ucapan seorang perawat yang Akina yakini belum selesai, mendorong Akina untuk lari keluar dari sana.

“Mas Rasya ... Mas Rasya, ... darah anak-anak ikut papanya semua.” Akina layaknya kehilangan Akal dan langsung berusaha menghubungi Rasya, tapi telepon suara yang ia lakukan kepada Rasya membuatnya sadar, bahwa dirinya sudah hampir empat bulan terakhir diblokir oleh Rasya.

Kebas, Akina mendadak sempoyongan di tengah tatapannya yang mulai kabur. Ia sapu wajah khusus ya sekitar matanya yang basah oleh darah. Beberapa orang yang lewat dan melihatnya sampai ketakutan karena keadaannya yang berdarah-darah. Namun, dari sekian lalu lalang di hadapan Akina, sekitar lima meter dari Akina dan telah meninggalkan lorong Akina berada. Rasya yang Akina cari ada di sana. Rasya tengah melangkah santai sambil merangkul mesra pinggang Irene. Kedua sejoli itu sibuk bertukar senyum penuh kemanjaan, padahal di dalam IGD sana, Aqilla dan Asyilla tengah sekarat!

Akina benar-benar marah. Menggunakan tenaga yang tersisa dan tentu saja tak seberapa, Akina langsung lari menyusul Rasya yang dikawal seorang pengawal. Beberapa dari mereka buru-buru mundur dan sengaja menghindari Akina yang menang semengerikan itu. Bahkan saking ngerinya keadaan Akina, Irene yang pada akhirnya harus berhadapan dengan Irene, langsung gemetaran ketakutan.

Di tengah suasana malam yang tetap terang karena lampu-lampu yang menyinari depan lobi, akhirnya Irene melihat dengan kepala dan matanya sendiri. Bahwa sosok yang ia habisi melalui pembunuh bayaran, masih hidup dan hanya berdarah-darah. Irene bahkan Rasya sempat tidak mengenali Akina, andai Akina tidak bersuara.

“Kenapa dia masih hidup? Mereka bilang, mobilnya sudah terjun dari jalan layang dan si kembar juga sampai ... terlempar dari dalam mobil?” pikir Irene langsung pura-pura sakit di bagian perutnya. Sebab Akina yang mengabarkan keadaan si kembar, memaksa Rasya untuk segera menyumbangkan darahnya.

Terpopuler

Comments

Fransiska Musilah

Fransiska Musilah

binatang saja melingdungi anaknya... kamu bapak macam apa rasya?

2024-11-25

0

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Kenapa perangai macam Yahudi

2024-10-10

0

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Bapak setan ni

2024-10-10

0

lihat semua
Episodes
1 1. Panggilan “Sayang” Dari Mas Rasya
2 2. Kewajiban dan Bakti Seorang Suami Setelah Menikah
3 3. Sebatas Istri Pancingan?
4 4. Darah Di Lantai
5 5. Ancaman Talak
6 6. Menceraikan Akina
7 7. Luka Tanpa Nama
8 8. Berat, Tapi Harus Terbiasa
9 9. Tiga Bulan Telah Berlalu
10 10 : Janda
11 11. Tidak Benar-Benar Bahagia
12 12. Lebih Menyeramkan Dari Preman Pasar
13 13. Papa Balu (Sedikit Revisi)
14 14. Terlempar Dan ....
15 15. Menguras Emosi
16 16. Kecurigaan Demi Kecurigaan
17 17. Misi yang Dimulai
18 18. Ibu Peri Kelakuan Innalilahi
19 19. Keadaan Si Kembar Dan Bukti yang Ditemukan
20 20. Mirip Harapan
21 21. Seperti Ada yang Ditutup-Tutupi
22 22. Kelainan dan Kabar Irene
23 23. Penyesalan Rasya
24 24. Si Kembar yang Lupa Ke Rasya
25 25. Gagal Move On Dan Lampu Hijau
26 26. Bayi Laki-Laki
27 27. Teramini
28 28. Mendadak Jadi Calon Istri Orang
29 29. Mengusut Kasus Kecelakaan Akina Dan Si Kembar
30 30. Permohonan Rasya Dan Keadilan
31 31. Lagi-Lagi Menyesal
32 32. Gugup Dan Ingin Tampil Sempurna
33 33. Momen Tak Terlupakan
34 34. Siap Memulai Lembaran Baru
35 35. Para Kerikil
36 36. Tipu Daya yang Masih Berlanjut
37 37. Di Rumah Baru
38 38. Sederet Rencana
39 39. Menji·lat Koto—ran Sendiri?
40 40. Kang—Cut
41 41. Pecah Telor!
42 42. Peringatan Keras
43 43. Takdir yang Mulai Berbicara
44 44. Kehebohan Fitting Pakaian Pengantin
45 45. Rasya yang Akhirnya Sadar
46 46. Trauma Akina
47 47. Rasya yang Terancam Bangkrut
48 Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 Lima Puluh Tiga
54 Lima Puluh Empat
55 Lima Puluh Lima
56 Lima Puluh Enam
57 Lima Puluh Tujuh
58 Lima Puluh Delapan
59 Lima Puluh Sembilan
60 Enam Puluh
61 Enam Puluh Satu
62 Enam Puluh Dua
63 Enam Puluh Tiga
64 Enam Puluh Empat
65 Anak Laki-Laki
66 Dampak Pinjol
67 Novel : Tukar Tambah Pasangan (Gara-Gara Dituduh Mandul)
68 Saudara Zeedev
69 Membahagiakan Anak
70 Jayan-Jayan Teyus...
71 Bertemu Jadi Satu
72 Awal Mula Hubungan Mereka
73 Obat Awet Muda
74 Serang.an Ngidam
75 Perubahan Demi Perubahan
76 Anak yang Diharapkan
77 Pembukaan Dadakan Dan Sebuah Kewajiban
78 Lahirnya Musafir Cinta Dan Pecinta Dolar
79 Keseruan Ronda
80 Perhatian Manis
81 Anak-Anak Sudah Besar
82 Novel Dituduh Mandul Dan Dicerai Tapi Hamil Anak Bos
83 Bonus Episode : Ada Cinta Di Antara Anak-Anak
84 Novel Baru : Kau Selingkuh Dengan Istriku, Kuratukan Istrimu
85 Promo Novel : Kejar Aku Mas Mafia! (Kisah Cinta Dua Dunia)
86 Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa
Episodes

Updated 86 Episodes

1
1. Panggilan “Sayang” Dari Mas Rasya
2
2. Kewajiban dan Bakti Seorang Suami Setelah Menikah
3
3. Sebatas Istri Pancingan?
4
4. Darah Di Lantai
5
5. Ancaman Talak
6
6. Menceraikan Akina
7
7. Luka Tanpa Nama
8
8. Berat, Tapi Harus Terbiasa
9
9. Tiga Bulan Telah Berlalu
10
10 : Janda
11
11. Tidak Benar-Benar Bahagia
12
12. Lebih Menyeramkan Dari Preman Pasar
13
13. Papa Balu (Sedikit Revisi)
14
14. Terlempar Dan ....
15
15. Menguras Emosi
16
16. Kecurigaan Demi Kecurigaan
17
17. Misi yang Dimulai
18
18. Ibu Peri Kelakuan Innalilahi
19
19. Keadaan Si Kembar Dan Bukti yang Ditemukan
20
20. Mirip Harapan
21
21. Seperti Ada yang Ditutup-Tutupi
22
22. Kelainan dan Kabar Irene
23
23. Penyesalan Rasya
24
24. Si Kembar yang Lupa Ke Rasya
25
25. Gagal Move On Dan Lampu Hijau
26
26. Bayi Laki-Laki
27
27. Teramini
28
28. Mendadak Jadi Calon Istri Orang
29
29. Mengusut Kasus Kecelakaan Akina Dan Si Kembar
30
30. Permohonan Rasya Dan Keadilan
31
31. Lagi-Lagi Menyesal
32
32. Gugup Dan Ingin Tampil Sempurna
33
33. Momen Tak Terlupakan
34
34. Siap Memulai Lembaran Baru
35
35. Para Kerikil
36
36. Tipu Daya yang Masih Berlanjut
37
37. Di Rumah Baru
38
38. Sederet Rencana
39
39. Menji·lat Koto—ran Sendiri?
40
40. Kang—Cut
41
41. Pecah Telor!
42
42. Peringatan Keras
43
43. Takdir yang Mulai Berbicara
44
44. Kehebohan Fitting Pakaian Pengantin
45
45. Rasya yang Akhirnya Sadar
46
46. Trauma Akina
47
47. Rasya yang Terancam Bangkrut
48
Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
Lima Puluh Tiga
54
Lima Puluh Empat
55
Lima Puluh Lima
56
Lima Puluh Enam
57
Lima Puluh Tujuh
58
Lima Puluh Delapan
59
Lima Puluh Sembilan
60
Enam Puluh
61
Enam Puluh Satu
62
Enam Puluh Dua
63
Enam Puluh Tiga
64
Enam Puluh Empat
65
Anak Laki-Laki
66
Dampak Pinjol
67
Novel : Tukar Tambah Pasangan (Gara-Gara Dituduh Mandul)
68
Saudara Zeedev
69
Membahagiakan Anak
70
Jayan-Jayan Teyus...
71
Bertemu Jadi Satu
72
Awal Mula Hubungan Mereka
73
Obat Awet Muda
74
Serang.an Ngidam
75
Perubahan Demi Perubahan
76
Anak yang Diharapkan
77
Pembukaan Dadakan Dan Sebuah Kewajiban
78
Lahirnya Musafir Cinta Dan Pecinta Dolar
79
Keseruan Ronda
80
Perhatian Manis
81
Anak-Anak Sudah Besar
82
Novel Dituduh Mandul Dan Dicerai Tapi Hamil Anak Bos
83
Bonus Episode : Ada Cinta Di Antara Anak-Anak
84
Novel Baru : Kau Selingkuh Dengan Istriku, Kuratukan Istrimu
85
Promo Novel : Kejar Aku Mas Mafia! (Kisah Cinta Dua Dunia)
86
Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!