2. Kewajiban dan Bakti Seorang Suami Setelah Menikah

“Duduk, ya. Jangan berebut,” lembut Akina seiring tatapan teduhnya yang menatap setiap mata lebar milik kedua putrinya. Kedua mata itu langsung balas menatapnya dengan tatapan patuh. Apalagi, Akina tengah membantu kedua putrinya duduk di tempat duduk tunggu.

“Aku nulut Mama,” ucap Aqilla.

“Aku duga!” ucap Asyilla yang kemudian berkata, “Kacian dedek bayyi!” Kedua tangan mungilnya yang berwarna putih kemerahan, mengelus-elus perut Akina.

Hati ibu mana yang tidak terenyuh menyaksikan kepatuhan anak gadisnya. Padahal, kedua anak gadisnya masih sangat jauh dari dewasa. Namun, keadaan membuat keduanya harus dewasa sebelum waktunya. Tiba-tiba saja hati kecil Akina menjerit, bahwa keputusannya hamil lagi di tengah kenyataan kedua putrinya yang masih berusia tiga tahun, merupakan keputusan yang kurang tepat. Karena itu sungguh membuat keduanya jadi harus mandiri—memahami keadaan Akina yang juga mengalami sindrom kehamilan.

Kini, mereka memang sudah di rumah sakit. Mereka langsung menjadi bagian dari antrean pemeriksaan spesialis obstetri dan ginekologi, atau itu dokter obgyn. Suasana sudah terbilang ramai meski kini terbilang masih pagi. Belum ada pukul sepuluh dan menjadi jadwal dokter obgyn mulai praktik. Setelah sebelumnya, sang perawat mengabarkan bahwa dokter agak telat karena suatu hal.

“Jangan stres ... jangan stres. Enggak, ... kehamilanmu yang sekarang bukan kesalahan,” batin Akina berusaha meyakinkan dirinya sendiri yang merasa telah melukai kedua putrinya akibat kehamilannya. Ditambah lagi, Akina tidak bisa menerima perubahan drastis dari suaminya.

“Nyonya Irene Mustika ....”

Suara perawat yang membantu sang dokter, berseru dari depan pintu. Nama yang memang langsung membuat Akina tercengang.

“Namanya kok mirip namanya mbaknya ....?” pikir Akina bertepatan dengan suara perawat yang masih melantangkan nama sama.

“Nyonya Irene Mustika ....”

Namun untuk kali ini, dunia Akina mendadak berputar lebih lambat. Begitu juga dengan tubuhnya yang bergerak saja terasa sangat berat hanya karena apa yang ia tatap. Karena seperti keyakinannya, nama tadi sungguh dimiliki oleh orang yang sama. Irene Mustika—wanita cantik yang selama ini Akina ketahui sebagai kakak perempuan Rasya Antonio—suami Akina. Wanita cantik yang sangat disayangi keluarga Rasya, bahkan untuk Rasya sendiri. Tidak ada yang tidak bisa bagi seorang Rasya, jika itu untuk Irene Mustika. Termasuk juga, untuk kali ini.

Karena setelah tadi pagi sibuk berdalih sibak-sibuk. Anak-anak sampai dibuat menangis kejer karena diabaikan papanya. Juga, Akina yang turut kena semprot padahal mengajak periksa kehamilan, secara baik-baik. Namun kini, Rasya dengan sangat lembut merangkul seorang Irene Mustika. Bahkan, bibir Rasya ada di dahi Irene, sementara tangan kanannya sibuk mengelus perut Irene yang masih sangat rata.

Senyum di wajah Irene maupun Rasya langsung tak tersisa digantikan keterkejutan. Keduanya menatap terkejut adanya Akina di sana. Ditambah lagi, Aqilla dan Asyilla yang langsung berlarian berebut papanya. Kedua bocah itu sampai menyingkirkan Irene dari dekapan Rasya.

“Ini papaku.”

“Iya, ini papaku. Ante pelgi cana!”

Ketika kedua putrinya masih bisa mengekspresikan emosinya, tidak dengan Akina yang langsung kebas sementara matanya yang panas, basah. Akina sungguh merasa tak habis pikir lantaran sang suami tetap menomor satukan Irene, padahal Akina dan anak-anak butuh. Apa pun alasannya, jika sudah berumah tangga. Sedekat apa pun hubungan suami dengan saudaranya, bagi istri mana pun, apalagi jika sudah menyangkut urusan sangat privasi, harusnya seorang suami tetap mengutamakan istri dan anak-anaknya.

Termasuk juga untuk para saudara bahkan orang tua dari suami. Jika memang anak dan saudara mereka sudah menikah, tolong alangkah baiknya bedakan mana tanggung jawab sekaligus mengabdi. Toh, Akina maupun istri di luar sana tidak menuntut suami mereka ada 24 jam untuk mereka. Jangan malah, seorang suami tega mengorbankan istri dan anak-anak hanya demi kata bakti, sementara istri dan anak-anak makin telantar.

“Sakit banget ya Allah ... rasanya sakit banget! Iya, aku tahu setiap kehidupan bahkan kehidupan rumah tangga punya cobaan masing-masing. Namun masa iya, Mbak Irene setega ini padahal dia saja punya suami!” batin Akina. Ia yang masih menatap Irene dan Rasya, silih berganti, sengaja membiarkan air matanya berjatuhan. Keduanya hanya celingusan mirip maling yang tertangkap basah.

“Mbak Irene, ... aku juga sedang hamil. Jadi tolong, ... Mbak bahkan bisa lihat anak-anak haus kasih sayang papanya,” sedih Akina di hadapan orang-orang yang sudah menontonnya.

“AKINA! SOPAN KAMU, JAGA SIKAPMU!” bentar Rasya yang kemudian juga sampai mendorong sekuat tenaga kedua putrinya yang berusaha minta digendong kepadanya.

Yang membuat Akina murka, bukan karena sang suami membentaknya di depan umum demi Irene. Namun, kenyataan Rasya tega membuat putri kembar mereka terbanting di lantai. Yang menyaksikan itu kompak istighfar kemudian berbondong-bondong menolong.

“Aku istri kamu, Mas. Sementara yang kamu dorong sampai terbanting di lantai, mereka anak kamu! Dan mbak Irene ini memang kakak kesayangan kamu!” tegas Akina sangat emosional di tengah air matanya yang berlinang.

“Sekarang begini saja. Tanya ke semuanya bahkan bila perlu ahli hukum dan agama. Mana yang harus didahulukan, istri dan anak-anak suami, atau saudara perempuan suami, sedangkan SAUDARA PEREMPUAN MAS BUKAN JANDA. DIA MASIH PUNYA SUAMI!” Akina sampai berteriak karena sang suami mendadak menamparnya kemudian menyeretnya pergi dari sana.

Beberapa orang sudah melerai, tapi Rasya berdalih yang terjadi kepada mereka masih urusan keluarga. Tak ada satu pun yang boleh ikut campur

“Nyonya Akina Hyojinara!” seru sang perawat lantaran nama sebelumnya, tak kunjung menanggapi.

Namun layaknya nama sebelumnya, nama kali ini juga masih tak menanggapi. Meski si kembar yang tak terima mamanya ditampar oleh sang papa, berdalih bahwa nama tadi merupakan nama mamanya.

“Itu nama mama. Mama halus peliksa dedek bayi ke doktel, Ante!” sibuk Aqilla dan Asyilla kepada Irene. Namun tak beda dengan Rasya yang terus menyeret Akina, Irene juga terus menuntun paksa si kembar. Bahkan meski Aqilla dan Asyilla berdalih sakit.

“Aku lagi hamil, Mas. Tolong pelan-pelan!” protes Akina yang kemudian juga mengeluhkan cara Irene kepada putri kembarnya. “Anak-anak kesakitan, Mas!”

“Makanya jadi istri kamu harus bisa dididik. Kamu harus mikir apa yang sudah Irene lakukan buat kita. Jangan egois kamu! Ingat, tanpa aku nikahi, kamu enggak lebih dari wanita kampung yang baru merintis usaha!” marah Rasya setelah memasukkan paksa Akina ke dalam mobilnya.

Akina yang terduduk paksa di tempat duduk penumpang belakang setir, langsung terdiam, menatap tak percaya suaminya. Kemudian dari pintu sebelahnya, Irene memasukkan paksa Aqilla dan Asyilla yang masih sibuk.

“Udah jangan nangis, berisik banget sih. Enggak tahu orang lagi pusing!” bentak Rasya kepada anak-anaknya.

Aqilla dan Asyilla langsung ketakutan mendekap mamanya.

“Ya Allah ... aku enggak yakin bahwa pria yang ada di hadapanku, memang suamiku. Dia berubah banget. Mas Rasya mendadak sangat kasar. Bukan hanya kepadaku, tapi ke anak-anak. Bukan juga hanya dari tutur katanya karena dia juga enggak segan main tangan. Namun sekarang, di depan mataku, dia juga tetap perhatian banget ke mbak Irene,” batin Akina. Di depannya, Rasya yang langsung menyetir, sudah sibuk meraba-raba perut Irene.

Sementara seolah tidak memiliki hati, Irene yang sempat mencubit lengan kanan Aqilla, membiarkan Raysa melakukannya.

“Dia wanita, kan? Dia seorang istri dan dia sedang hamil! Dia kakak ipar, tapi kenapa lebih kejam dari pelakor?!” batin Akina di tengah darahnya yang seolah mendidih.

“Aku enggak terima, Mas! Cara kalian begini beneran kelewatan. Jika kalian terus begini, aku enggak segan laporkan ini ke polisi!” Akina menuntut keadilan. Ia tak ingin kehilangan suaminya. Ia tak mau anak-anaknya harus mengemis hanya untuk mendapatkan perhatian dari papanya sendiri. Demi anak-anaknya, Akina akan membuat Rasya maupun Irene paham posisi.

Mengenai rasa sayang saudara. Juga mengenai kewajiban dan bakti seorang laki-laki ke saudara setelah mereka menikah. Akina akan membuat semuanya jelas sejelas-jelasnya!

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

Wes gak sehat bojomu Ambi Irene iku....
sakit dia.... jiwanya...

2024-12-13

0

Henny Nuraeni

Henny Nuraeni

amitamit puny suami kaya gitu..

2025-01-03

0

Inooy

Inooy

kata bakti utk seorang pria akan d berikan sepenuh nya jika belum menikah, tp jika udh menikah klo menurut aq bakti nya seorang pria g bisa 100% lg krn ada tanggung jawab lain nya yg hrs d penuhi..tetapi tetap utk orangtua terkhusus nya ibu seorang pria g bisa mengabaikan nya, krn smp kapan pun orangtua tetap jd tanggung jawab anak laki2 nya...

2024-10-29

2

lihat semua
Episodes
1 1. Panggilan “Sayang” Dari Mas Rasya
2 2. Kewajiban dan Bakti Seorang Suami Setelah Menikah
3 3. Sebatas Istri Pancingan?
4 4. Darah Di Lantai
5 5. Ancaman Talak
6 6. Menceraikan Akina
7 7. Luka Tanpa Nama
8 8. Berat, Tapi Harus Terbiasa
9 9. Tiga Bulan Telah Berlalu
10 10 : Janda
11 11. Tidak Benar-Benar Bahagia
12 12. Lebih Menyeramkan Dari Preman Pasar
13 13. Papa Balu (Sedikit Revisi)
14 14. Terlempar Dan ....
15 15. Menguras Emosi
16 16. Kecurigaan Demi Kecurigaan
17 17. Misi yang Dimulai
18 18. Ibu Peri Kelakuan Innalilahi
19 19. Keadaan Si Kembar Dan Bukti yang Ditemukan
20 20. Mirip Harapan
21 21. Seperti Ada yang Ditutup-Tutupi
22 22. Kelainan dan Kabar Irene
23 23. Penyesalan Rasya
24 24. Si Kembar yang Lupa Ke Rasya
25 25. Gagal Move On Dan Lampu Hijau
26 26. Bayi Laki-Laki
27 27. Teramini
28 28. Mendadak Jadi Calon Istri Orang
29 29. Mengusut Kasus Kecelakaan Akina Dan Si Kembar
30 30. Permohonan Rasya Dan Keadilan
31 31. Lagi-Lagi Menyesal
32 32. Gugup Dan Ingin Tampil Sempurna
33 33. Momen Tak Terlupakan
34 34. Siap Memulai Lembaran Baru
35 35. Para Kerikil
36 36. Tipu Daya yang Masih Berlanjut
37 37. Di Rumah Baru
38 38. Sederet Rencana
39 39. Menji·lat Koto—ran Sendiri?
40 40. Kang—Cut
41 41. Pecah Telor!
42 42. Peringatan Keras
43 43. Takdir yang Mulai Berbicara
44 44. Kehebohan Fitting Pakaian Pengantin
45 45. Rasya yang Akhirnya Sadar
46 46. Trauma Akina
47 47. Rasya yang Terancam Bangkrut
48 Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 Lima Puluh Tiga
54 Lima Puluh Empat
55 Lima Puluh Lima
56 Lima Puluh Enam
57 Lima Puluh Tujuh
58 Lima Puluh Delapan
59 Lima Puluh Sembilan
60 Enam Puluh
61 Enam Puluh Satu
62 Enam Puluh Dua
63 Enam Puluh Tiga
64 Enam Puluh Empat
65 Anak Laki-Laki
66 Dampak Pinjol
67 Novel : Tukar Tambah Pasangan (Gara-Gara Dituduh Mandul)
68 Saudara Zeedev
69 Membahagiakan Anak
70 Jayan-Jayan Teyus...
71 Bertemu Jadi Satu
72 Awal Mula Hubungan Mereka
73 Obat Awet Muda
74 Serang.an Ngidam
75 Perubahan Demi Perubahan
76 Anak yang Diharapkan
77 Pembukaan Dadakan Dan Sebuah Kewajiban
78 Lahirnya Musafir Cinta Dan Pecinta Dolar
79 Keseruan Ronda
80 Perhatian Manis
81 Anak-Anak Sudah Besar
82 Novel Dituduh Mandul Dan Dicerai Tapi Hamil Anak Bos
83 Bonus Episode : Ada Cinta Di Antara Anak-Anak
84 Novel Baru : Kau Selingkuh Dengan Istriku, Kuratukan Istrimu
85 Promo Novel : Kejar Aku Mas Mafia! (Kisah Cinta Dua Dunia)
86 Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa
Episodes

Updated 86 Episodes

1
1. Panggilan “Sayang” Dari Mas Rasya
2
2. Kewajiban dan Bakti Seorang Suami Setelah Menikah
3
3. Sebatas Istri Pancingan?
4
4. Darah Di Lantai
5
5. Ancaman Talak
6
6. Menceraikan Akina
7
7. Luka Tanpa Nama
8
8. Berat, Tapi Harus Terbiasa
9
9. Tiga Bulan Telah Berlalu
10
10 : Janda
11
11. Tidak Benar-Benar Bahagia
12
12. Lebih Menyeramkan Dari Preman Pasar
13
13. Papa Balu (Sedikit Revisi)
14
14. Terlempar Dan ....
15
15. Menguras Emosi
16
16. Kecurigaan Demi Kecurigaan
17
17. Misi yang Dimulai
18
18. Ibu Peri Kelakuan Innalilahi
19
19. Keadaan Si Kembar Dan Bukti yang Ditemukan
20
20. Mirip Harapan
21
21. Seperti Ada yang Ditutup-Tutupi
22
22. Kelainan dan Kabar Irene
23
23. Penyesalan Rasya
24
24. Si Kembar yang Lupa Ke Rasya
25
25. Gagal Move On Dan Lampu Hijau
26
26. Bayi Laki-Laki
27
27. Teramini
28
28. Mendadak Jadi Calon Istri Orang
29
29. Mengusut Kasus Kecelakaan Akina Dan Si Kembar
30
30. Permohonan Rasya Dan Keadilan
31
31. Lagi-Lagi Menyesal
32
32. Gugup Dan Ingin Tampil Sempurna
33
33. Momen Tak Terlupakan
34
34. Siap Memulai Lembaran Baru
35
35. Para Kerikil
36
36. Tipu Daya yang Masih Berlanjut
37
37. Di Rumah Baru
38
38. Sederet Rencana
39
39. Menji·lat Koto—ran Sendiri?
40
40. Kang—Cut
41
41. Pecah Telor!
42
42. Peringatan Keras
43
43. Takdir yang Mulai Berbicara
44
44. Kehebohan Fitting Pakaian Pengantin
45
45. Rasya yang Akhirnya Sadar
46
46. Trauma Akina
47
47. Rasya yang Terancam Bangkrut
48
Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
Lima Puluh Tiga
54
Lima Puluh Empat
55
Lima Puluh Lima
56
Lima Puluh Enam
57
Lima Puluh Tujuh
58
Lima Puluh Delapan
59
Lima Puluh Sembilan
60
Enam Puluh
61
Enam Puluh Satu
62
Enam Puluh Dua
63
Enam Puluh Tiga
64
Enam Puluh Empat
65
Anak Laki-Laki
66
Dampak Pinjol
67
Novel : Tukar Tambah Pasangan (Gara-Gara Dituduh Mandul)
68
Saudara Zeedev
69
Membahagiakan Anak
70
Jayan-Jayan Teyus...
71
Bertemu Jadi Satu
72
Awal Mula Hubungan Mereka
73
Obat Awet Muda
74
Serang.an Ngidam
75
Perubahan Demi Perubahan
76
Anak yang Diharapkan
77
Pembukaan Dadakan Dan Sebuah Kewajiban
78
Lahirnya Musafir Cinta Dan Pecinta Dolar
79
Keseruan Ronda
80
Perhatian Manis
81
Anak-Anak Sudah Besar
82
Novel Dituduh Mandul Dan Dicerai Tapi Hamil Anak Bos
83
Bonus Episode : Ada Cinta Di Antara Anak-Anak
84
Novel Baru : Kau Selingkuh Dengan Istriku, Kuratukan Istrimu
85
Promo Novel : Kejar Aku Mas Mafia! (Kisah Cinta Dua Dunia)
86
Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!