Ternyata Aku ISTRI KEDUA (Dibuang Setelah Istri Pertama Hamil)

Ternyata Aku ISTRI KEDUA (Dibuang Setelah Istri Pertama Hamil)

1. Panggilan “Sayang” Dari Mas Rasya

Bacanya yang tertib, ya. Yang runtut, jangan loncat atau skip bab. Biar kalian juga bisa ikut kuis dengan hadiah pulsa atau isi ulang ketika cerita ini tamat. Makin bagus retensi, makin gemoy juga saldo buat hadiahnya 💗

Buat kalian yang sudah baca, diharapkan lanjut baca. Jangan nunggu tamat baru lanjut karena ini bisa menghancurkan retensi novel. Sementara novel yang gagal retensi tidak akan mendapat dukungan apa pun dari NT. Yuk ramaikan ❤️

🌼🌼🌼🌼🌼

Aqilla dan Asyilla selaku putri kembarnya sudah tidur. Akina tersenyum bahagia memandanginya. Sementara masih di sebelah ke duanya, di pinggir ranjang tidur mereka yang luas, Rasya suami Akina tampak buru-buru pergi. Pria berkulit putih bersih itu begitu fokus ke ponselnya. Hingga Rasya juga sama sekali tak menyadari keberadaan Akina.

Setelah sempat sibuk mengetik, Rasya menempelkan ponselnya dan tentu itu karena untuk menerima telepon suara yang membuat ponselnya sibuk berdering.

“S—Sayang?!” lirih Rasya seolah berusaha berteriak. Rasya tampak sangat bahagia melebihi ketika Akina mengabarkan kehamilan pertamanya dan itu langsung kembar. Iya, belum pernah Akina melihat suaminya bahagia melebihi kala itu sebelum akhirnya kini, ia melihat dengan kepala dan matanya sendiri.

Hanya saja, Rasya tampak sengaja merahasiakannya. Sementara Akina yang masih berdiri di balik tembok pintu kamar mandi langsung terdiam lemas hanya karena panggilan barusan. “Sayang?” Siapa lagi yang mendapatkan panggilan tersebut dari suaminya, selain dirinya dan juga sepasang kembar mereka yang sangat cantik, gemoy, dan memang sangat menggemaskan?

Saking syoknya, Akina yang jadi gemetaran dan tubuhnya mendadak demam, menjatuhkan benda pipih tak lebih besar dari jari kelingkingnya. Itu merupakan test pack yang dihiasi dua garis merah, setelah ia melakukan tes kehamilan secara mandiri, di dalam kamar mandi. Ia melakukannya secara diam-diam demi mengejutkan sang suami. Karena setelah si kembar genap berusia tiga tahun, niat Akina menambah momongan memang sudah bulat. Ditambah lagi, pada kenyataannya sang suami pernah berdalih ingin punya anak laki-laki.

Akan tetapi, alih-alih membuat sang suami terkejut, panggilan sayang dari suaminya dan itu untuk dia yang tengah menelepon, membuat Akina terkejut lebih dulu. Nyawa Akina seolah dicabut paksa dan sebagiannya sudah langsung meninggalkan tubuh bahkan kehidupannya.

“Siapa, sih? Ini apaan, sih? Aku beneran langsung enggak bisa tenang begini!” batin Akina di tengah napasnya yang jadi memburu. Senyum manis di wajah cantiknya tak lagi tersisa. Yang tersisa hanyalah kegelisahan sekaligus ketakutan. Bahkan Akina yakin, di luar sana, semua istri pasti akan langsung merasakan hal yang sama jika berada di posisinya.

Alasan Akina tidak diketahui keberadaannya dan kini sudah di bibir pintu kamar mandi, mungkin karena selain sedari tadi pintu kamar mandi sengaja Akina buka lebar tanpa menutup apalagi menguncinya. Rasya juga terlalu fokus ke ponselnya. Bahkan sekarang, meski Akina sudah menyusul ke balkon kamar, pria berambut rapi agak ikal itu masih tersenyum sangat lebar. Rasya masih sangat fokus ke obrolan suara di ponselnya. Seolah, dunianya hanya untuk itu tanpa ada yang lain bahkan itu Akina dan putri kembar mereka.

Kini, wajah putih bersih Raysa sudah sangat merona. Sesekali, bibir berisinya juga mengucap syukur. “Masya Allah. Selamat ya sayangku. Perjuangan kita enggak sia-sia!” Itulah yang terus Raysa katakan. Hingga melahirkan bongkahan luka di dada seorang Akina yang makin tak karuan. Ditambah lagi, terhitung sejak dua bulan lalu, mungkin bawaan hamil juga, Akina jadi makin sensitif dan emosinya sangat naik turun.

“Siapa? Bukankah sejauh ini papanya anak-anak tipikal tempramental dan sangat ditakuti? Bahkan karena sifatnya ini juga, aku jadi tertantang mau dinikahinya. Apalagi sejauh mengenal, mas Rasya tipikal yang sangat cuek kepada wanita lain. Hidupnya beneran lurus ke keluarga kecil kami, keluarga orang tuanya, dan juga perusahaan yang dikelola,” pikir Akina terus bertanya-tanya jauh di benaknya. Kepala bahkan hatinya juga tak luput dari rasa panas. Ia terlalu sulit mengungkapkan kenyataannya kali ini.

“A—?!” Rasya tidak bisa tidak syok ketika mendapati sosok yang berusaha meraih sebelah tangannya, justru Akina. “Apa, sih?! Bikin kaget saja! Sudah tunggu di dalam. Ini mama lagi telepon!” lirihnya sengaja mengusir istri cantiknya layaknya ketika mengusir lalat hijau yang berusaha mendekati makanannya.

“Hah?” batin Akina makin tak percaya. Ia sungguh langsung tidak bisa berkata-kata. Termasuk juga ketika dirinya melihat si penelepon di layar ponselnya. Rasya menunjukkan layar ponselnya yang dihiasi kontak : Mama, dan menjadikan foto ibu Ismi—mama Rasya, dan Irene kakak perempuan Rasya, sebagai penelepon suara di ponsel Rasya.

Akan tetapi, Irene yakin dirinya tidak salah dengar. Namun, kenapa juga Rasya memanggil sang mama sayang? Padahal biasanya saja, Rasya memanggilnya mama, termasuk tadi.

Sekali lagi, Rasya mengusir Akina, meminta sang istri untuk segera pergi. Namun sebelum itu benar-benar Akina lakukan, Akina sengaja menaruh test pack miliknya.

“Sepertinya sudah masuk bulan ketiga. Besok, tolong temenin aku ke dokter kandungan, ya?” manis Akina tetap berusaha menjadi istri yang baik, meski ulah sang suami yang jadi kasar kepadanya, sukses memporak-porandakan mentalnya.

Rasya terdiam tak percaya tanpa bisa menyingkirkan raut kesal dari wajahnya. Namun, ia juga tak memberi balasan berarti kepada Akina lebih-lebih ucapan selamat. Ucapan selamat penuh rasa sayang yang memang sudah semestinya terjadi dari sang suami kepada istrinya yang hamil lagi. Apalagi alasan Akina hamil karena memang Rasya yang menginginkan anak laki-laki.

Sebenarnya, Akina sudah nyaris menyimpulkan, sang suami mendadak berubah. Pria itu bersikap sangat asing kepadanya. Namun sekali lagi, Akina tidak mau langsung menghakimi. Bisa jadi, ada urusan yang sifatnya sangat pribadi dan belum bisa Rasya bagi kepadanya.

••••

“Iya, ini aku sudah mau langsung berangkat,” ucap Rasya, sudah kembali sibuk dengan ponselnya.

Keesokan paginya, Rasya menjadi yang paling telat bergabung untuk sarapan bersama. Di lantai bawah, di meja makan tak jauh dari anak tangga, Aqilla dan Asyilla langsung heboh. Kenyataan tersebut terjadi hanya karena keduanya yang sudah rapi, mengetahui kedatangan papanya dari dalam kamar mereka. Keduanya heboh mencuri perhatian. Lain dengan Akina yang memilih diam menjadi pengamat baik. Akina terus berusaha menghabiskan segelas susu hamilnya, meski sikap Rasya yang mendadak kasar, membuatnya kehilangan nafsu makan secara drastis.

“Papa sibuk. Papa buru-buru!” bentak Rasya sampai marah-marah ke sepasang kembarnya.

Aqilla dan Asyilla yang memang sampai lari memeluk kaki papa mereka langsung berkaca-kaca.

“Mau peyuk, Papa ... mau gedoh!” tangis Asyilla yang paling manja apalagi dirinya memang yang paling kecil.

“Papa ... kok Pa—Pa, jadi ... alak, ciiih?” komentar Aqilla masih bertahan mendekap kaki kanan Rasya.

Belum beres dengan drama dari kedua putrinya, Rasya yang sampai berkeringat karena menahan emosi, justru dibuat kesal oleh Akina. Sang istri yang sudah tampil rapi menggunakan nuansa merah muda layaknya putri kembar mereka, mengingatkan perihal jadwal ke dokter kandungan.

“Aku sudah daftar secara online, dan dapat nomor awal,” lembut Akina sudah ada di sebelah Rasya.

“Sudah dapat nomor ya cukup berangkat. Kamu kan tahu kalau aku sibuk banget. Bawa anak-anak, mereka kan anteng cukup diarahin atau kasih hape biar nonton youtub. Sudah, ... Papa mau berangkat kerja. Masih pagi sudah bikin pusing saja!” Rasya tetap pergi meski kepergiannya kali ini ditangisi sang putri.

Namun, Rasya melanjutkan kesibukannya mengobrol melalui sambungan telepon di ponsel. Sementara tadi, Akina dapati Rasya masih terhubung dengan kontak sang mama.

“Sayang, ... jangan nangis ya. Papa lagi sibuk, lagi banyak kerjaan. Sekarang, Qilla dan Chilla ikut mama. Nanti, setelah periksa dedek bayi, kita jalan-jalan!” Akina berusaha menenangkan kedua putrinya. Setelah memeluknya secara bersamaan, keduanya juga ia emban secara bersamaan. Kendati demikian, keduanya tetap menangis karena yang keduanya inginkan memang perhatian dari papanya.

“Sayang ...? Masa iya, mama Ismi dipanggil-panggil sayang dan harus mengobrol seasyik itu? Sabar, Na. Sabar. Jangan sampai setres karena kini kamu sedang hamil muda,” batin Akina menyemangati dirinya sendiri. Meski kenyataan Rasya yang seolah tak menyambut baik kehamilan Akina, juga membuat Akina bertanya-tanya. Akina merasa sangat terluka karenanya. Namun, Akina tak mau egois karena Rasya jelas-jelas berdalih sedang sibuk—banyak kerjaan.

Terpopuler

Comments

Nurr Amirr🥰💞

Nurr Amirr🥰💞

Hadirrrr bund🥰🥰🥰..

2024-08-17

0

Ruby Anikka

Ruby Anikka

seru

2024-07-04

0

Ani

Ani

maaf kak baru mampir sekarang .kalau bacanya maraton boleh kan kak?
waktu cerita ini liris sepertinya pas aku lagi mulai demam tinggi karena cacar air.. . pas udah sembuh akunya lupa kalau kk udah rilis cerita baru.. 🙏🙏🙏🙏

2024-06-30

0

lihat semua
Episodes
1 1. Panggilan “Sayang” Dari Mas Rasya
2 2. Kewajiban dan Bakti Seorang Suami Setelah Menikah
3 3. Sebatas Istri Pancingan?
4 4. Darah Di Lantai
5 5. Ancaman Talak
6 6. Menceraikan Akina
7 7. Luka Tanpa Nama
8 8. Berat, Tapi Harus Terbiasa
9 9. Tiga Bulan Telah Berlalu
10 10 : Janda
11 11. Tidak Benar-Benar Bahagia
12 12. Lebih Menyeramkan Dari Preman Pasar
13 13. Papa Balu (Sedikit Revisi)
14 14. Terlempar Dan ....
15 15. Menguras Emosi
16 16. Kecurigaan Demi Kecurigaan
17 17. Misi yang Dimulai
18 18. Ibu Peri Kelakuan Innalilahi
19 19. Keadaan Si Kembar Dan Bukti yang Ditemukan
20 20. Mirip Harapan
21 21. Seperti Ada yang Ditutup-Tutupi
22 22. Kelainan dan Kabar Irene
23 23. Penyesalan Rasya
24 24. Si Kembar yang Lupa Ke Rasya
25 25. Gagal Move On Dan Lampu Hijau
26 26. Bayi Laki-Laki
27 27. Teramini
28 28. Mendadak Jadi Calon Istri Orang
29 29. Mengusut Kasus Kecelakaan Akina Dan Si Kembar
30 30. Permohonan Rasya Dan Keadilan
31 31. Lagi-Lagi Menyesal
32 32. Gugup Dan Ingin Tampil Sempurna
33 33. Momen Tak Terlupakan
34 34. Siap Memulai Lembaran Baru
35 35. Para Kerikil
36 36. Tipu Daya yang Masih Berlanjut
37 37. Di Rumah Baru
38 38. Sederet Rencana
39 39. Menji·lat Koto—ran Sendiri?
40 40. Kang—Cut
41 41. Pecah Telor!
42 42. Peringatan Keras
43 43. Takdir yang Mulai Berbicara
44 44. Kehebohan Fitting Pakaian Pengantin
45 45. Rasya yang Akhirnya Sadar
46 46. Trauma Akina
47 47. Rasya yang Terancam Bangkrut
48 Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 Lima Puluh Tiga
54 Lima Puluh Empat
55 Lima Puluh Lima
56 Lima Puluh Enam
57 Lima Puluh Tujuh
58 Lima Puluh Delapan
59 Lima Puluh Sembilan
60 Enam Puluh
61 Enam Puluh Satu
62 Enam Puluh Dua
63 Enam Puluh Tiga
64 Enam Puluh Empat
65 Anak Laki-Laki
66 Dampak Pinjol
67 Novel : Tukar Tambah Pasangan (Gara-Gara Dituduh Mandul)
68 Saudara Zeedev
69 Membahagiakan Anak
70 Jayan-Jayan Teyus...
71 Bertemu Jadi Satu
72 Awal Mula Hubungan Mereka
73 Obat Awet Muda
74 Serang.an Ngidam
75 Perubahan Demi Perubahan
76 Anak yang Diharapkan
77 Pembukaan Dadakan Dan Sebuah Kewajiban
78 Lahirnya Musafir Cinta Dan Pecinta Dolar
79 Keseruan Ronda
80 Perhatian Manis
81 Anak-Anak Sudah Besar
82 Novel Dituduh Mandul Dan Dicerai Tapi Hamil Anak Bos
83 Bonus Episode : Ada Cinta Di Antara Anak-Anak
84 Pengumuman
85 Novel Syukur~Elra (Terbaru)
Episodes

Updated 85 Episodes

1
1. Panggilan “Sayang” Dari Mas Rasya
2
2. Kewajiban dan Bakti Seorang Suami Setelah Menikah
3
3. Sebatas Istri Pancingan?
4
4. Darah Di Lantai
5
5. Ancaman Talak
6
6. Menceraikan Akina
7
7. Luka Tanpa Nama
8
8. Berat, Tapi Harus Terbiasa
9
9. Tiga Bulan Telah Berlalu
10
10 : Janda
11
11. Tidak Benar-Benar Bahagia
12
12. Lebih Menyeramkan Dari Preman Pasar
13
13. Papa Balu (Sedikit Revisi)
14
14. Terlempar Dan ....
15
15. Menguras Emosi
16
16. Kecurigaan Demi Kecurigaan
17
17. Misi yang Dimulai
18
18. Ibu Peri Kelakuan Innalilahi
19
19. Keadaan Si Kembar Dan Bukti yang Ditemukan
20
20. Mirip Harapan
21
21. Seperti Ada yang Ditutup-Tutupi
22
22. Kelainan dan Kabar Irene
23
23. Penyesalan Rasya
24
24. Si Kembar yang Lupa Ke Rasya
25
25. Gagal Move On Dan Lampu Hijau
26
26. Bayi Laki-Laki
27
27. Teramini
28
28. Mendadak Jadi Calon Istri Orang
29
29. Mengusut Kasus Kecelakaan Akina Dan Si Kembar
30
30. Permohonan Rasya Dan Keadilan
31
31. Lagi-Lagi Menyesal
32
32. Gugup Dan Ingin Tampil Sempurna
33
33. Momen Tak Terlupakan
34
34. Siap Memulai Lembaran Baru
35
35. Para Kerikil
36
36. Tipu Daya yang Masih Berlanjut
37
37. Di Rumah Baru
38
38. Sederet Rencana
39
39. Menji·lat Koto—ran Sendiri?
40
40. Kang—Cut
41
41. Pecah Telor!
42
42. Peringatan Keras
43
43. Takdir yang Mulai Berbicara
44
44. Kehebohan Fitting Pakaian Pengantin
45
45. Rasya yang Akhirnya Sadar
46
46. Trauma Akina
47
47. Rasya yang Terancam Bangkrut
48
Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
Lima Puluh Tiga
54
Lima Puluh Empat
55
Lima Puluh Lima
56
Lima Puluh Enam
57
Lima Puluh Tujuh
58
Lima Puluh Delapan
59
Lima Puluh Sembilan
60
Enam Puluh
61
Enam Puluh Satu
62
Enam Puluh Dua
63
Enam Puluh Tiga
64
Enam Puluh Empat
65
Anak Laki-Laki
66
Dampak Pinjol
67
Novel : Tukar Tambah Pasangan (Gara-Gara Dituduh Mandul)
68
Saudara Zeedev
69
Membahagiakan Anak
70
Jayan-Jayan Teyus...
71
Bertemu Jadi Satu
72
Awal Mula Hubungan Mereka
73
Obat Awet Muda
74
Serang.an Ngidam
75
Perubahan Demi Perubahan
76
Anak yang Diharapkan
77
Pembukaan Dadakan Dan Sebuah Kewajiban
78
Lahirnya Musafir Cinta Dan Pecinta Dolar
79
Keseruan Ronda
80
Perhatian Manis
81
Anak-Anak Sudah Besar
82
Novel Dituduh Mandul Dan Dicerai Tapi Hamil Anak Bos
83
Bonus Episode : Ada Cinta Di Antara Anak-Anak
84
Pengumuman
85
Novel Syukur~Elra (Terbaru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!