Gubrak!
Terdengar suara seseorang terjatuh di depan pintu masuk sebuah kafe. Hal itu menarik perhatian banyak orang di sana termasuk Lisa, sahabat Rayla. Semuanya hampir menertawakan Rayla, ya walaupun beberapa diantaranya sudah tertawa lepas melihat Rayla yang tersungkur.
Setelah keterkejutannya, Lisa langsung berlari ke arah Rayla dan membantunya bangkit. Bukannya malu, Rayla malah tersenyum unjuk gigi pada Lisa.
"Kamu kenapa sih, Ray? Kayak lagi kebelet aja", ungkap Lisa yang tidak habis pikir dengan aksi sahabatnya itu.
Rayla langsung menepuk lengan Lisa dengan kuat. Rasanya geram sekali di ejek seperti itu oleh Lisa. Dan Lisa tidak membalas. Ia malah cekikikan merasa senang mempermalukan Rayla.
Lisa membantu Rayla hingga ke kursi tempat ia duduk tadi. Rayla terlihat masih mengatur napasnya. Terdapat pula bulir-bulir keringat di dahinya.
"Sama siapa lagi kamu di jodohkan? Hihihi", tanya Lisa senang dan tertawa kecil.
"Hah! Entahlah. Aku juga nggak kenal. Tapi, rasanya aku udah capek banget kayak gini. Mending ada satu atau dua orang yang masuk kategori. Ini sama sekali nggak ada. Dan aku yakin kali ini juga begitu", jawab Rayla dengan wajah yang di buat sedih.
Tring! Hp Rayla pun berdering. Ia melihat nama yang tertera di layar dan tampaklah nama mamanya di sana. Rayla membiarkannya begitu saja bahkan ia membisukan nada deringnya.
"Hah, Emangnya aku udah tua banget ya? Sampai harus di jodohkan begini", ungkap Rayla sedih.
"Yah, umur 32 tahun untuk wanita sih cukup tua kalau belum nikah. Tapi, untungnya orang tuaku santai aja", jawab Lisa yang membuat Rayla semakin sedih.
Rayla begitu bingung dengan sikap orang tuanya. Padahal ia sendiri masih ingin menikmati karirnya dan masa lajangnya. Tapi, kedua orang tuanya sudah ngebet ingin melihat Rayla menikah.
"Kenapa nggak kamu coba aja. Siapa tau kali ini sesuai dengan selera kamu”, ucap Lisa sambil mengunyah kentang goreng.
Lisa mencoba untuk membuat Rayla lebih terbuka pikirannya. Tidak seharusnya ia selalu berpikiran buruk mengenai pria yang akan di jodohkan padanya.
"Itu kalimat ke 20 kali yang kamu ucapkan", jawab Rayla dengan menatap tajam ke arah Lisa.
Lisa benar-benar tidak bisa berbasa-basi untuk menghiburnya. Ia malah menggunakan kata-kata basinya terus-menerus. Terkadang ingin rasanya Rayla mencubit pipi Lisa sekuat-kuatnya. Apalagi melihat Lisa yang cekikikan di atas penderitaannya.
"Siapa sih pria beruntung kali ini yang mau di kenalin sama sahabatku yang bagai bidadari ini?", sanjung Lisa namun terdengar menghina di telinga Rayla.
Rayla memutar bola matanya. Ia sengaja tidak menjawab pertanyaan Lisa. Ia malah asik memakan es krim milik Lisa.
"Hei! Siapa yang ngizinin kamu makan itu? Pesan sendiri gih!", celetuk Lisa dengan melempar sebuah kentang goreng ke arah Rayla.
"Biarin! Suruh siapa ngeledekin aku mulu!”, jawab Rayla tak kalah angkuh.
"Ayolah Ray. Nggak mungkin mama kamu nggak kasih tahu nama pria itu. Selama ini kamu selalu tau kan nama pria itu dan juga fotonya", rengek Lisa.
"Namanya Arkhan. Puas!" jawab Rayla jutek.
Lagi-lagi Hp Rayla berdering. Rayla semakin pusing mendengarnya. Ia melipat tangannya di atas meja dan membenamkan wajahnya di sana.
Di lain sisi Lisa tengah memikirkan sesuatu. Ia sedikit terkejut mendengar nama yang di sebutkan oleh Rayla. Nama pria itu sama persis seperti nama pamannya. Pamannya yang merupakan adik dari ibunya. Lisa berpikir, kenapa dari sekian banyak nama malah nama pamannya yang mirip dengan pria yang akan di jodohkan dengan Rayla?
Tentu saja Lisa tidak percaya kalau itu adalah pamannya. Tidak mungkin pamannya yang lebih tua 10 tahun darinya dan Rayla itu di jodohkan oleh kedua orang tua Rayla.
”Ya!", teriak Rayla tiba-tiba.
Brak! Sambil memukul meja.
"Heh! Sinting kamu ya! Jantungku mau copot nih dengarnya!”, oceh Lisa sambil memegangi dadanya.
Akibat melamun memikirkan nama Arkhan, Lisa sampai benar-benar di buat jantungan oleh suara yang di hasilkan oleh Rayla. Denyutan di jantungnya terasa hingga ke kepalanya.
"Sa, aku punya ide...", ucap Rayla kesenangan. "Kamu bawa perlengkapan make up nggak?”, sambungnya.
"Bawa sih, tapi untuk apa?”, tanya Lisa penasaran pada Rayla.
"Aku pinjam ya Sa", rengek Rayla.
"Iya! Tapi untuk apa?!", ucap Lisa mulai emosi.
"Jadi, aku punya ide brilian agar pria yang bernama Arkhan itu membatalkan perjodohan ini. Yaitu dengan cara membuat wajahku ini menjadi sejelek-jeleknya. Bagus nggak ide aku? Ha! Ha!", jawab Rayla dengan percaya diri.
"Idih! Nggak modal banget pinjem punya orang", ejek Lisa.
"Biarin aja! Kalau memakai barang-barang milik sahabat itu halal. Hehehe", jawab Rayla tanpa rasa malu.
"Idih, mana ada hukumnya kayak gitu! Ngawur!", sahut Lisa.
Namun begitu, Lisa tetap memberikannya pada Rayla. Ia juga tidak bisa menolak permintaan sahabatnya itu. Rayla tersenyum lebar menerima perlengkapan make up dari Lisa. Ia langsung memasukkannya ke dalam tasnya.
"Kamu yakin dengan rencana kamu itu? Gimana kalau pria itu adalah pria tampan. Emangnya kamu nggak malu, Ray?”, tanya Lisa agak khawatir.
Biar bagaimanapun, Lisa tidak ingin ada yang menjelek-jelekkan Rayla. Makanya ia agak khawatir dengan ide konyol Rayla tersebut.
"Lisa... Semua yang aku temui itu pria tampan dan hebat. Tapi, mereka punya masing-masing keanehan yang buat aku tidak suka pada mereka. Udah deh kamu tenang aja. Aku yakin rencana aku ini akan berhasil", jawab Rayla dan langsung beranjak dari duduknya.
"Eh tunggu! Kalian ketemuannya dimana?", tanya Lisa penasaran.
"Ih, kok jadi kepo sih? Di Restoran Top Mountain. Udah ah, nanya mulu! Bye!", jawab Rayla yang hendak melangkah.
Lisa hanya bisa pasrah dengan keinginan sahabatnya itu. Ya, dalam hati pun ia berdoa agar Rayla tidak mendapatkan malu nantinya atau tidak menyesal nantinya.
Brak! Lagi-lagi terjadi insiden. Sangking buru-burunya kaki Rayla tersandung kaki meja. Membuat tubuh Rayla hilang ke seimbangan. Tapi, untung saja ia tidak nyungsep ke lantai. Namun, tubuhnya terhuyung membuat pergerakan kakinya lebih cepat maju ke depan dengan posisi membungkuk.
"It's ok. I'm ok, kok", ucap Rayla berusaha tersenyum saat tubuhnya berhasil tegak kembali sambil melihat ke belakang ke arah Lisa dan juga ke arah pengunjung lainnya.
Brak! Rayla malah tersandung lagi oleh keset kaki di depan pintu masuk kafe. Membuat Lisa sangat pusing melihatnya. Ia memijat-mijat dahinya seraya menutupi wajahnya karena malu dengan tingkah konyol Rayla.
Namun, rasa penasaran menghampiri Lisa lagi. Rasanya, ia ingin memastikan jika Arkhan yang di maksud Rayla itu bukanlah pamannya. Lisa pun beranjak dari tempat duduknya. Namun, saat hendak melangkah ia mengurungkan niatnya. Ia melihat makanan yang di pesannya masih belum habis.
"Ah, sayang banget nggak di habiskan. Udah deh nyusulnya nanti aja. Yang penting manjakan lidah dan perut dulu. Hehehe", gumam Lisa begitu melihat nasi goreng spesial, cumi goreng, kentang goreng dan mangga smoothies yang masih nangkring di atas mejanya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Indah MB
bener bgt.... sampe capek dan kesal sendiri di tagih Mulu....
2024-08-08
0
Lee
Lisa jngan malu²in...🤭
2024-08-08
1
Lee
jngankn umur 32 Ray, umur 24 di kampung aja di tagih calon trus di kataim prawan tua lg 😂
2024-08-08
1