Matahari mulai terbangun dari peraduannya, memancarkan sinarnya yang menghapus titik-titik embun di dedaunan, menghangatkan tubuh dari udara dingin, dan membakar semangat baru di hari yang baru. Di dalam kamar kini terlihat seorang gadis yang tengah sibuk menyiapkan dirinya untuk berangkat kerja dengan semangatnya.
Hari ini adalah hari yang sangat spesial buatku, karena nanti aku pasti bertemu dengan Bang Yasir. Aku tidak menyangka bahwa dia menyukaiku. Mengingat ungkapan isi hati Bang Yasir semalam di pantai, muka ku jadi bersemu merah, jantungku deg deg an. Perasaan ini tak bisa diartikan, rasanya aku seperti melayang layang diudara karena bahagianya.
Aku pakai baju dinas yang mana ya? Aku bingung, mau pakai seragam bawahnya celana atau rok? Begini rasanya kalau kita menyukai seseorang, kita akan berusaha berpenampilan semenarik mungkin.
Huufftt….. Aku mengembuskan nafasku dan menghirup udara dikamarku sedalam-dalamnya untuk menenangkan diriku, yang tidak tenang karena akan berjumpa dengan pujaan hati di kantor.
Akhirnya aku memutuskan pakai seragam dinas yang bawahnya rok, pakai make up minimalis dengan lipstik warna peach. Aku melihat pantulan diiriku dicermin dan tersenyum, eehhmm.. ternyata aku manis juga, gumamku dalam hati.
Aku keluar dari kamar dengan menenteng tas kerjaku yang berwarna brown tersebut, biasanya aku lebih suka pakai ransel , tapi karena ingin nampak lebih menarik di mata bang yasir. Aku pakai tas jinjing aja, biar nampak lebih feminim.
Aku tersenyum-senyum berjalan menuju ruang makan kami yang sederhana .
Kakiku mengajakku melangkah ke meja makan, aku akan sarapan. Ya, sarapan setiap pagi sudah dibiasakan mama pada kami sejak kami kecil, apalagi dulu kalau mau sekolah,mama tidak akan memberangkatkan anak-anaknya sekolah sebelum sarapan pagi, namun seringnya memang kami sarapan nasi ya, karena kalau belum makan nasi masih belum terasa makan, hehehehe.
"Ril, nanti sore anterin mama ke rumah tante mu ya?" Suara mama membuyarkan lamunanku yang sedang sarapan, ya sarapan kali ini aku kurang bernafsu, efek dari ketemu Bang Yasir dan Bella semalam.
" Iya ma," jawabku sembari meminum air hangat dari gelas yang berada ditangan kananku.
"Aku berangkat kerja ya ma, pa." Aku menyalami tangan kedua orang tuaku secara bergantian.
"Hati-hati di jalan ya nak!" kata mama.
"Iya ma." Jawabku sembari memakai sepatu kerja ku warna hitam jenis kittin heels.
Aku mengeluarkan motorku, dari dalam rumah, karena motor ku disimpan di tepi ruang tamu kami tidak punya garasi penyimpanan kenderaaan.
Aku memacu motorku menuju kantor. Hanya butuh waktu 10 menit aku sudah sampai diparkiran kantorku. Tepat pukul 07.15 WIB angka itu terlihat di jam tanganku yang berwarna coklat yang terbuat dari kulit ber merk alexandre christie tersebut. Masih ada waktu 15 menit lagi sebelum apel pagi di mulai gumam ku.
Aku turun dari motorku, tiba-tiba lenganku di tarik seseorang ke belakang bangunan parkiran secara kasar. "Bella, kamu apa-apaan sih?" protesku, "Sakit tahu kamu lakuin ini padaku!"
Aku meronta agar tanganku lepas dari genggaman bella. Aku memegangi pergelangan tanganku yang memerah karena ditarik paksa. Aku melihat ekspresi wajah bella yang penuh selidik dan kebencian .
"Aku ingin penjelasan dari mu Rili, atas apa yang ku lihat kemarin di pantai," Bella melontarkan pertanyaannya dengan penuh amarah, mukanya memerah matanya berkaca-kaca, dia memandangiku dengan sorot mata yang ingin menerkam ku saja. Aku sangat takut melihat matanya yang penuh dengan pancaran kebencian itu.
"Jangan sekarang, Aku tidak punya waktu jelasinnya Bella. Ini udah mau apel pagi." Ucapku dengan gemetar, ya aku takut melihat kemarahan Bella. "Ku tunggu penjelasanmu nanti pas istrirahat." katanya sambil meninggalkanku di belakang bangunan terebut.
Kenapa seperti ini disaat aku mengetahui ada pria yang menyukaiku, malah rintangannya temanku sendiri, apakah aku harus menolak Bang Yasir? tapi, jika itu kulakukan sudah jelas aku akan kehilangan kesempatan untuk dekat dengan Bang Yasir. Sekarang tujuan utamaku adalah menikah. Aduhhh… aku pusing memikirkannya.
Aku tersadar dari lamunanku karena mendengar bel tanda akan apel pagi, aku dengan cepat berlari ingin masuk ke ruangan kantorku untuk meletakkan tasku, tiba-tiba aku menabrak sesuatu. Auuwww…. Aku terpental dan terjatuh dilantai.
"Bang Yasir." Nama itu lolos dari mulutku. Melihat Bang Yasir di depanku, membuat jantungku berdetak tak berirama, rasanya aku kehabisan oksigen di lorong kantor ini.
"Kamu tidak kenapa-napa?" Bang Yasir bertanya dengan penuh ke khawatiran, nampak sekali dari bahasa tubuhnya, sembari membantuku berdiri.
"Kenapa kamu berlari tidak lihat jalan?" kata Bang Yasir sembari memegang bahuku
"Aku tidak tahu kalau abang keluar dari ruangan abang," jawabku dengan malu-malu. sembari membersihkan rokku yang kena debu lantai kantor yang tidak kotor itu kemudian meletakkan tas ku di atas meja kantor.
"Ayookk…!" Bang Yasir menarik tanganku akhirnya kita berjalan beriringan ke lapangan apel pagi.
Rasanya hari ini hari yang sangat melelahkan, gimana tidak melelahkan. Bella yang menuntut penjelasan dariku dan Abang Yasir yang meminta jawaban dari ungkapan perasaan dia kemarin di pantai.
Ya, tadi sebelum sampai di lapangan apel, Bang Yasir memegang tanganku dan mengatakan bahwa nanti malam dia akan bertandang ke rumah lalu mengajakku keluar untuk meminta jawaban atas ungkapan perasaannya.
Bau farpum yang ditangannya masih menempel ditanganku, ya tadi Bang Yasir memegang tanganku dan mengusap usapnya dengan lembut. Perlakuan dia itu membuat bulu kudukku berdiri, aroma tubuhnya merasuk dari penciumanku hingga menjalar ke tubuh. Bang Yasir sangat wangi dan segar. Aku sangat menyukai aroma tubuhnya.
Sembari mengerjakan tugas kantor sekali-kali aku mencium tanganku guna menghirup aroma farpum Bang Yasir yang tertinggal di tanganku tersebut, aroma farpumnya begitu menenangkan yang membuat rasa kesal dan lelah bisa menghilang. Begini saja rasanya sudah menyenangkan, apalagi kalau bisa hidup bersama nya sampai maut memisahkan. Aku tersenyum membayangkannya apabila kami bisa berjodoh.
"Rili, aku tunggu di tempat kita nongkrong seperti biasanya ya?" Bella menghampiriku karena sekarang sudah waktunya ISOMA (istirahat sholat makan)
"Iya Bella," jawabku dengan tidak semangat sembari memberesi mejaku, aku melihat kepergian Bella sambil menghembuskan napas sekuat-kuatnya.
Dari kejauhan nampaklah Bella sedang duduk di sebuah tempat makan favorit kami di tempat makan tersebut mempunyai lesehan, Bella sedang menyedot juice pokat kesukaannya. Aku duduk di hadapan Bella, dia menatapku dengan penuh selidik dan kebencian, itu jelas nampak dari mata dan ekspresi tubuhnya sekarang.
"Jelaskan padaku, kenapa kamu bisa jalan dengan Bang Yasir kemarin? padahal kita sudah membuat janji bahwa weekend kita akan ke pantai." Pertanyaan itu lolos dari mulut Bella dengan intonasi tinggi, dan dengan mata yang tajam.
"Aku tidak ada janjian dengan Bang Yasir mau ke pantai." Jawabku dengan tegas.
"Terus kenapa kamu bisa bersama Bang Yasir?" tanya Bella sambil menaikkan alis matanya.
"Kebetulan kami bertemu di warnet, kamu tahukan aku suka chatingan di waktu luang ku dan Abang Yasir juga lagi di warnet mau print laporan kinerjanya, " jawabku dengan tenang.
"Alaahh…. Kamu koq jadi munafik gini sich Rili? Kamu bilang tidak suka dengan Bang Yasir, tapi kenapa kamu malah jalan sama dia berdua di pantai?" Bella melontarkan pertanyaan itu sambil menggebrak meja, sontak aku terkejut mendengar suara meja yang di pukul tersebut sehingga juice nenas mix pepaya yang baru ku sedot muncrat ke wajah Bella.
Aku langsung mengambil tisu di atas meja lesehan dan mengelap wajah Bella yang kena semburan juice ku, tanganku gemetar dari mulutku keluar kata meminta maaf pada Bella karena telah mengotori wajahnya yang putih itu.
"Rili…… kamu, " ku lihat tangan Bella hendak menamparku, aku ingin mengelak tapi sejurus kemudian kulihat ada tangan yang menahan tangan Bella, sehinga tangan Bella yang hendak mendarat ke pipiku menggantung diudara.
Aku dan Bella sama-sama melihat sosok yang sekarang berada di pinggir lesehan tempat kami duduk yang tak lain adalah Bang Yasir.
"Bang Yasir….! " Nama itu keluar dari mulutku dan juga Bella secara bersamaan, ku lihat wajah Bella menjadi pucat dan tubuhnya gemetar disaat Bang Yasir menghempaskan tangan Bella , sepertinya Bella sedang menahan emosi dan tangisnya. Aku hanya bengong melihat kejadian tersebut, mataku tak lepas dari sosok tampan yang telah membelaku.
"Aku yang akan menjawab pertanyaan mu Bella," Bang Yasir membuka suara dengan tegas sembari dia mendaratkan bokongnya di sebelah kiriku, aku refleks menggeserkan tubuhku ke kanan agar tidak terlalu dekat dengan Bang Yasir. Aku takut Bella akan makin benci padaku. Baru bergeser 5 centi, Bang Yasir menggenggam jemariku yang menempel di lantai lesehan, memberi isyarat agar aku tidak bergeser jauh dari dirinya. Perlakuan dia seperti itu di depan Bella, membuat tubuhku jadi kaku rasanya darahku tidak mengalir karena jantungku rasanya mau copot.
Bersambung....
Mohon like, coment ,vote serta jadikan novel ini sebagai favorit ya sayang.
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
Susi Andriani
ya bagus itu
2024-07-18
0
Mma Astri
baguss
2022-02-17
0
Nani Mulyani
Aduhay bang Yasir... tepat waktu datangnya
2021-08-22
0