**Sebelum membaca, jangan lupa berikan dukungan nya, kasih like, komen, vote.
Vote yang banyak ya biar Author semangat**..
Happy Reading...
~
Seusai makan malam, Brian mengajak Mario berbincang di ruang kerjanya.
Milly yang sangat penasaran dengan pembicaraan Brian dan Mario menunggunya di depan pintu ruang kerja Brian. Mondar mandir sembari menggigit jarinya.
" Milly sedang apa kau di situ! " Gavin yang baru saja ingin pergi ke kamarnya mendapatkan Milly berdiri di ruang kerja Brian.
" Kaka tidak perlu tau! mengganggu saja! " cetus Milly.
Gavin menyentil kening Milly yang berbicara tidak sopan pada nya.
" Aawww... sakit kak, kenapa kaka menyentil ku. " ucap Milly sembari mengusap keningnya.
" Kau sangat tidak sopan! " Gavin.
" Ada apa ini? kalian ini selalu ribut! " Arnaf.
" Kak Gavin ini yang menyebalkan! "
" Kau!.. "
" Gavin! hentikan, Milly berbicaralah yang sapon pada Gavin, dia itu kaka mu. " Arnaf.
Milly menggerutu kesal, " Liat saja nanti! kalau aku sudah menjadi kaka kalian, akan ku balas! " ucap Milly dengan penuh percaya diri. " Dan kalian harus memanggil ku kak Milly! ingat itu! "
" Apa maksudmu? " ucap Arnaf dan Gavin bersamaan.
" Kalian akan tau secepatnya, dan aku akan menantikan hari itu. " Milly mulai meninggalkan Arnaf dan Gavin yang masih belum mengerti ucapan Milly.
Ketika Milly sudah sedikit menjauh, dengan jahil Milly memanggil kedua kaka nya. " Arnaf! Gavin!! "
" Milly!!! " teriak Arnaf dan Gavin bersamaan pada Milly yang memanggilnya tidak sopan.
Dengan cepat Milly berlari melarikan diri dari kedua kaka nya.
Sesampainya di kamar, Milly merebahkan tubuhnya di atas kasur.
" Apa yang di bicarakan Daddy dengan Mario?
apa mungkin, Daddy akan segera menikahkan ku dengan Mario,
Ah senangnya jika itu terjadi. " gumam Milly dengan wajah yang tak henti memperlihatkan senyuman.
***
Di dalam ruang kerja Brian.
" Sean, " Brian berdiri dekat jendela dengan pemandangan kolam renang.
" Iya Dad, " Mario duduk di sebuah sofa single.
" Daddy sangat senang kau bisa kembali ke rumah mu ini. "
Mario hanya mendengarkan Brian.
" Daddy sangat membuka lebar pintu rumah ini untuk mu, " Brian berbalik lalu menghampiri Mario dan duduk di sofa berhadapan dengan Mario.
" Daddy menerima mu kembali hanya sebagai seorang putra bagi ku, bukan yang lain. " Brian berucap dengan penuh penekanan.
Mario mengernyitkan keningnya. " Apa maksud Daddy? "
Brian menghela nafasnya, " Aku seorang ayah yang ingin melihat putrinya hidup bahagia dengan pria terbaik untuk nya. " Brian menatap tajam ke arah Mario.
Mario mencerna kata - kata Brian, " Apa maksud Daddy itu Milly? "
" Iya, Milly! Daddy tau hubungan di antara kalian. " jelas Brian. " Milly gadis naif, abaikan saja dia. "
Mario kini tau arah pembicaraan Brian, " Dad.. "
Mario kini berdiri dari duduk nya. " Daddy tidak berhak melarang ku untuk dekat dengan siapa pun, termasuk Milly! "
" Apa karena kehidupan ku jauh dari apa yang Daddy inginkan? " seru Mario.
" Sean!! "
" Tenang saja untuk saat ini aku akan menjauhi Milly, " Mario melangkah meninggalkan Brian.
Sebelum Mario benar - benar meninggalkan Brian, dia berkata, " Tapi, jika aku tau perasaan ini memang untuk Milly, jangan harap aku akan melepaskan nya, sekalipun harus menentang Daddy!! " ucap Mario yang terdengar sangat menahan amarahnya.
Brian menghela nafasnya dalam, menatap punggung Mario yang semakin menjauh. Sungguh dirinya pun terluka harus mengatakan itu.
Brian menyandarkan punggungnya, memejamkan mata untuk menenangkan diri.
" Kapten.. " Jia yang tanpa sengaja mendengar pembicaraan antara Brian dan Mario saat ingin menghampiri mereka.
Jia mendekat ke arah Brian dan mengelus pundak suami tercinta nya. " Kenapa kau seperti itu? jika mereka saling mencintai? " sebenarnya Jia sempat terkejut mendengar jika ada hubungan antara Milly dan Mario.
Brian membuka kedua matanya yang sempat ia pejamkan. " Aku hanya ingin putri ku mendapatkan pria yang terbaik! "
" Apa Sean tidak baik di matamu? " Jia.
" Sayang, aku tidak ingin membahas ini lagi, " ucap Brian, dari raut wajahnya terlihat jika dia tidak mau bantahan tentang keputusan nya.
" Kau hanya perlu tau, aku sangat menyayangi putri kita! " Brian.
Jia hanya diam, jika suaminya sudah berbicara dan mengambil keputusan, sulit baginya untuk merubah nya, apalagi ini tentang Milly, putri kesayangannya.
***
Saat Milly ke luar kamar hendak ke dapur untuk mengambil air minum, Milly melihat Mario berjalan menuju pintu utama.
Milly pun mengikuti langkah Mario.
" Mario.. " panggilan Milly membuat langkah Mario terhenti.
" Kau mau kemana? bukannya malam ini kau menginap? " tanya Milly yang melihat Mario menuju ke arah mobilnya.
Mario hanya diam melihat ke arah Milly.
" Jangan pergi, aku merindukan mu. " Milly memeluk Mario untuk menghilangkan rasa rindunya.
" Milly, aku harus pergi. "
" Tidak boleh, katanya kau mau menginap, aku ingin menghabiskan malam bersama mu. " Milly semakin erat memeluk Mario.
Mario menghela nafasnya, " Milly, dengar kan aku. "
Milly mendongakan kepalanya agar menatap wajah Mario. " Apa? "
" Milly apa kau mencintai ku? " Mario bertanya dengan serius.
" Tentu saja, kenapa kau masih saja bertanya. " Milly mengerucut kan bibir nya.
" Tapi aku tidak mencintai mu Milly, "
Milly mengendurkan pelukannya, " Bohong! " seru Milly.
" Aku bicara jujur. "
Milly melepaskan pelukannya, meneliti raut wajah Mario, berharap menemukan kebohongan di sana, tapi Milly tidak menemukannya.
" Kau jahat Mario!! " Milly memukul dada bidang Mario.
" Milly dengarkan aku, " Mario meraih tangan Milly agar berhenti memukulnya. " Lupakan aku, aku tidak pantas untuk mu. Kau bisa menemukan pria lebih baik dari ku. "
" Kau jahat! kau jahat! " Milly merasakan sakit di dada, tanpa di minta air matanya keluar deras dari tempatnya.
" Katakan pada ku jika kau berbohong! " Milly masih dalam isakannya.
" Dari awal aku sudah mengatakan pada mu jika aku tidak tertarik padamu. " Mario.
" Kenapa kau jahat sekali! tidak bisa kah kau berbohong? tidak perlu mengatakan itu? kau menyakiti ku Mario. " Milly tak henti mengeluarkan air matanya.
" Aku harus jujur Milly. "
" Aku membencimu! aku membencimu! " Milly berlari meninggalkan Mario yang masih mematung di tempat.
Melihat Milly menangis membuat Mario merasakan sesak di dada.
Mario masih belum yakin akan perasaan nya untuk Milly, apa dia hanya sebatas suka atau memang dirinya mencintai Milly.
Di tambah Brian yang memang tidak merestui hubungan nya dengan Milly, membuat Mario tidak yakin dengan perasaannya.
Tapi, Mario bertekad jika dirinya memang yakin dengan perasaan nya untuk Milly, Mario akan mendapatkan Milly dengan cara apapun.
*
*
*
Jangan lupa Vote.. vote.. vote..
Bye.. bye..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Riani Borreg
udah thor cukup sni aja willy kegenittan malu bacanya nyembar laki2 duluan..
2021-12-18
0
Aisyah Ray
masih galfok .. mario anaknya brian milly juga anak nya brian .. bukan kah itu artinya kakak adik
2021-11-15
0
Miss Lian
Sedih.. padahal Dulu Sean Anak kesayangan Bryan 😭😌😌
2021-10-04
0