🌺🌺
Sebelum membaca, jangan lupa berikan dukungan nya, kasih like, komen, vote.
Vote yang banyak ya biar Author semangat..
🌺🌺
Happy Reading..
~
" Mom, ada apa ini? " Gavin yang baru saja keluar dari kamar melihat mommy nya sibuk di dapur mengkomando para pelayan tidak seperti biasanya.
" Sayang, malam ini kita akan kedatangan tamu spesial. " ucap Jia dengan antusias, sangat terlihat di raut wajahnya yang masih terlihat cantik di umur yang tidak lagi muda.
" Tamu? " ulang Gavin. " Teman bisnis Daddy? " Gavin menuang air mineral ke dalam gelasnya lalu menenggaknya habis.
" Bukan sayang, kau ingat mommy pernah bercerita tentang kaka mu yang tinggal di Jepang? dia akan datang. " Jia terus mengembangkan senyumnya.
" Benarkah? " Gavin mengangguk anggukan kepalanya.
" Iya, bersikap baiklah padanya nanti. " Jia mengelus sayang pipi Gavin.
" Yes Mom, "
***
Di sisi lain, Mario tengah mempersiapkan diri menghadiri makan malam di keluarga Nugroho.
Keluarga di mana tempat Mario pertama kali tumbuh kembang, dan merasakan kasih sayang seorang ayah yang begitu menyayanginya.
Sean Putra Nugroho, seorang anak kecil dengan kehidupan bermasa depan cerah dan menyandang nama yang begitu di segani dan di hormati banyak orang.
Kehidupan nya berubah ketika dirinya telah resmi menjadi Mario Yamazaki, membantu menjalankan bisnis gelap yang di wariskan oleh ayah kandungnya.
Hingga di usianya yang ke 29 tahun ia meninggalkan dunia gelap dan menyerahkan semua nya kepada kaka tirinya, putra Morgan dengan wanita lain sebelum ibu dari Mario.
Dinda Larasati lah yang membujuk Mario agar berhenti dan meninggalkan dunia gelap itu, dengan mengirim Mario ke Indonesia, berharap agar Mario berubah menjadi lebih baik.
Rasa bersalah Dinda terhadap mantan suaminya, membuat Dinda bersusah payah menjauhkan Mario mengikuti jejak ayahnya.
Karena rasa sayang kepada ibunya, Mario merelakan dunia nya, dan mulai hidup damai di Indonesia.
Empat tahun sudah, Mario tinggal di Indonesia. Namun Mario selalu menghindar untuk bertemu dengan ayah semasa kecilnya.
Ada rasa enggan untuk memasuki kehidupan keluarga Nugroho, setelah tahu bahwa keluarga Nugroho adalah keluarga yang sangat berbanding balik dengan kehidupannya.
" Tuan, " panggilan Duta membuyarkan lamunan Mario yang sedang menatap dirinya di depan cermin.
Mario mengalihkan pandangannya ke arah Duta yang berdiri di belakangnya.
" Sudah waktunya tuan, "
Mario pun mengangguk dan mulai melangkah diikuti Duta di belakangnya.
Di kediaman Nugroho, semua anggota keluarga telah berkumpul di ruang keluarga menunggu kedatangan Mario tak terkecuali Rafi dan Naura.
" Dad, apa kak Sean benar akan datang? " Arnaf bertanya pada Brian untuk memastikan kedatangan Sean, pasalnya sudah berapa kali Sean menolak hadir di tengah keluarganya.
" Kali ini Daddy yakin dia akan datang. " Brian menjawab dengan percaya diri, ke dua matanya menatap tajam ke arah Milly yang sedang asik menonton televisi.
" Seperti apa kak Sean, " Gavin ikut bertanya, merasa penasaran dengan kaka yang tidak pernah mereka temui, hanya Daddy dan Mommy nya saja yang tau.
" Apa kak Rafi masih mengingat wajahnya? " Naura mengeluarkan suara nya.
" Aku tidak terlalu mengingatnya, usia ku waktu itu baru 6 tahun. " Rafi memang dulu sering bermain dengan Sean ketika pak Sam bekerja di hari liburnya.
" Oohh.. " Naura.
" Dad, kapan ponsel Milly di kembalikan? " Milly kembali merengek meminta ponselnya untuk di kembalikan, sudah hampir satu bulan Milly tidak bermain dengan ponselnya.
" Segera! " Brian berkata dengan tegas.
" Ck, selalu itu jawabannya tapi sampai sekarang belum juga di kembalikan. " Milly menggerutu kesal.
" Milly! " Arnaf memanggil namanya dengan penuh penekanan, melihat Brian diam dalam ketegasannya membuat Arnaf mengerti jika Daddy nya tidak suka di bantah akan keputusannya.
Terdengar bunyi langkah kaki dari arah luar, seorang pelayan datang untuk menyampaikan pesan.
" Tuan, Nyonya.. tamunya sudah datang. "
" Baiklah. " Brian bangkit dari duduknya untuk menyambut kedatangan Sean, putra kecilnya dulu, di ikuti Jia yang setia mengekorinya.
Brian dan Jia menyambut kedatangan Sean dengan senang hati, memberikan pelukan hangatnya.
" Dad.. " lirih Mario. menyambut pelukan dari Brian.
" Sean.. putra ku.. " Jia memeluk Sean dengan tangis haru. " Aku merindukan mu.. "
Mario membalas pelukan dari Jia.
Setelah Morgan membawa Sean, Morgan memberikan ijin pada Brian dan Jia setiap satu tahun sekali diperbolehkan untuk mengunjungi Sean.
Namun ketika Sean mulai menempuh pendidikan Senior high School, Brian dan Jia sangat sulit menemuinya, di karena kan Sean sudah mulai terjun ke dunia ayahnya.
Mario hanya menampilkan senyum kecilnya, tanpa banyak bicara.
Mereka pun membawa Sean ke ruang keluarga dimana seluruh anggota Nugroho menunggu nya.
Kedatangan Mario sangat mengejutkan semua orang, menelusuri penampilan nya yang sangat berbeda seperti apa yang mereka harapkan.
Mario yang mengenakan kemeja lengan panjang dan menggulung nya sampai batas siku memperlihatkan lukisan yang menempel di kulitnya.
Kedua bola mata Milly membulat sempurna hingga nyaris keluar dari tempatnya, Milly sangat terkejut melihat pria yang ada di depannya.
Tatapan Arnaf begitu terpaku pada lukisan lukisan itu, Arnaf sangat terganggu dengan penampilan Sean yang sangat bertolak belakang dengan kepribadiannya.
Pandangan mereka semua di kejutkan dengan Milly yang tiba tiba menarik lengan Mario dan membawa nya sedikit menjauh.
" Mario.. sedang apa kau disini?
apa kau mau melamar ku?
ini bukan waktu yang tepat Mario, Daddy sedang marah pada ku.
besok saja kau ke sini kembali untuk melamar ku, aku pastikan Daddy akan menerima mu. " celoteh Milly yang tak memberikan Mario mengeluarkan suaranya.
" Milly! " suara barito milik Brian menghentikan ocehan Milly. Brian hanya bisa menghela nafas, seperti dugaannya ini semua akan terjadi.
Keduanya pun menoleh ke arah Brian dan yang lain.
" Milly, tidak sopan kau membuat nya berlama lama berdiri, ajak lah duduk dulu, baru bicara. " kali ini Brian berbicara dengan sangat pelan.
" Tapi Dad,.. " Milly.
" Sean.. kemarilah.. " Brian menyuruh Sean untuk mendekat.
" Sean.. Mario.. " ucap Milly dengan menatap ke arah Daddy nya lalu kembali menatap Mario.
" Iya, dia Sean. Putraku. " ucap Brian dengan tegas, membuat Milly terdiam dalam pikirannya cukup lama.
Brian pun mengenalkan seluruh anggota keluarga pada Sean. Mereka mengobrol cukup lama sebelum memulai makan malamnya.
Jangan di tanya saat ini Milly sedang apa? tentu saja Milly dengan intens menatap Mario, pria yang selama ini di rindukannya.
" Milly, kau sedang apa, seperti gadis gila! " bisik Sasa yang ada di sebelah Milly, melihat Milly tersenyum senyum sendiri membuatnya heran.
Namun Milly hanya diam, melihat Mario tanpa berkedip, sesekali Mario melihat Milly yang sedang menatapnya, membuat Mario menggelengkan kepalanya.
" Milly. Kau ini kenapa? " kali ini Naura ikut berbisik melihat tingkah Milly.
Mereka pun menikmati makan malam bersama, Milly masih setia melihat ke arah Mario dan tidak fokus dengan makanan yang ada di depannya.
Pergerakan Milly tak luput dari pengawasan Brian. " Milly, habiskan makanan mu! " ucap Brian.
" Milly! " panggilan Brian yang tegas cukup menyadarkan Milly dari kegiatan nya.
" Iya Dad, " Milly mencebikan bibirnya merasa terganggu dengan aktivitas nya.
" Habiskan makanan mu! "
" Iya Dad. "
" Dad, bolehkah Mario.. eh maksud Milly, kak Sean menginap di sini? " ucapan Milly menjadi perhatian semua orang yang mendengarnya.
" Uhuk.. uhukk.. " Mario terbatuk mendengar ucapan Milly.
" Boleh kan Dad, " tanya Milly dengan wajah yang penuh harapan.
Brian berfikir sejenak sebelum bicara, " Tentu saja, jika Sean menginginkan nya. "
" Bagaimana Sean.." tanya Jia yang juga berharap Sean mau menginap di rumah nya.
" Tidak bisa Moji, aku pulang saja. " Mario menolak dengan halus.
Jia berbinar, Sean masih mengingatnya, memanggil nya dengan sebutan itu. Sebutan yang terakhir kali ia dengar ketika Sean mengenyam pendidikan di tingkat Junior high School.
" Tidak bisa, kau harus menginap disini! " seru Milly yang membuat semua orang heran kecuali Brian.
" Ayolah Mari.. maksud ku kak Sean, menginap lah di sini. ya? ya? please? " Milly kembali membujuk Mario.
" Iya sayang, kali ini saja. menginap lah. " Jia kembali membujuk Sean.
" Baiklah.. " jawab Mario yang tak tega melihat Jia memohon.
Bagaimana dengan Milly?
Jangan ditanya! Milly sangat senang tentunya, bersorak ria dalam hati, entah apa yang di rencana kan gadis nakal itu.
*
*
*
Jangan lupa Vote.. vote.. vote..
Bye.. bye..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Amisaroh
ini gmna jia mantan Mario gitu??
trs mau JD mertuanya brrti Mario dah tua ya
2022-12-12
0
Gina Taklasi
emang boleh ya thor perkawinan sedarah
2022-03-04
0
Juliezaskia
kocak nih milly
2022-03-03
0