Dua minggu berlalu, hukuman yang di berikan pada Milly masih berlaku. Kemana pun Milly pergi akan ada bodyguard yang mengikutinya, bahkan tak tanggung - tanggung, Brian mengutus lima bodyguard sekaligus.
" Milly, apa hukuman mu masih berlaku? " tanya Mora, mereka sedang duduk di bangku taman kampus. Melihat Milly selalu diawasi oleh banyak bodyguard.
" Iya, " Milly menghela nafas. " Entah sampai kapan, " lirih Milly.
" Wah.. sayang sekali, padahal minggu ini ada balap liar, kau tidak bisa ikut lagi. " seru Darren yang duduk di sebelah Mora.
" Jangankan ikut kalian, ponsel ku saja di sita oleh Daddy. "
" Daddy mu sungguh menyeramkan, " Justin.
" Iya, Jika Daddy nya tau kelakuan mu pada Milly, bisa habis kau! " ketus Mora yang mengingat Justin hampir memaksakan kehendak nya pada Milly.
" Iya, aku salah. Aku kan sudah minta maaf, " ucap Justin.
" Sudahlah, aku mau pergi.. " Milly berdiri.
" Mau kemana kau? "
" Aku mau menemui ka Rafi, " Milly mulai melangkahkan kakinya meninggalkan teman - temannya.
Milly menuju ke Restoran dekat rumah sakit dimana Rafi bertugas. Milly satu mobil dengan Tom dan Tam, sedangkan ketiga bodyguard yang lain berbeda mobil tapi selalu membuntuti mobil yang membawa Milly.
Saat mobil melaju, mereka melewati perusahaan Mario. Yah, selama dua minggu pula, Milly tidak mendapat kabar apapun dari Mario, sebaliknya juga, Mario tidak lagi terganggu oleh Milly.
Saat melintas tepat di perusahaan Mario, Milly menurunkan kaca mobil. " Tom, bunyikan klakson nya... " perintah Milly.
Milly melambaikan tangannya dengan wajah yang tersenyum lebar ke arah Mario yang kebetulan akan pergi entah kemana.
Mario mengalihkan pandangannya ke arah mobil yang membunyikan klakson berkali - kali, saat itulah Mario melihat Milly sedang tersenyum lebar dan melambaikan tangannya.
Mario mematung, mengamati wajah gadis yang cukup lama tidak mengganggunya. Ada rasa senang di hatinya setelah melihat wajah gadis cantik itu.
" Tuan.. " panggilan Duta membuyarkan lamunannya.
" Sudah waktunya, kita bisa terlambat. " Duta mempersilahkan masuk pada Mario.
Mario hanya mengangguk dan masuk setelah Duta membukakan pintu mobil.
" Duta, cari tau tentang siapa Milly.. " ucap Mario.
" Baik tuan. " Duta diam sejenak sebelum melanjutkan ucapannya. " Tuan, beberapa hari yang lalu asisten tuan Nugroho ingin bertemu dengan anda, tuan Nugroho mengundang anda makan malam. "
" Abaikan saja. Aku belum siap bertemu dengan nya. " ucap Mario.
Sudah berkali - kali Mario selalu menolak untuk bertemu dengan Nugroho. Tepatnya dua tahun yang lalu, tuan Nugroho ingin menemuinya, tapi Mario selalu menolak bertemu dengan nya.
" Baik tuan. "
***
" Kak Rafi, tolong Milly.. bujuk Daddy agar menghentikan hukum ku. " Milly merengek meminta bantuan pada Rafi.
Mereka kini sudah berada di restoran.
" Aku tidak bisa membantu mu, Daddy marah besar kali ini, " Rafi menyecap secangkir americano.
" Ka Kenny, bantu aku bujuk ka Rafi, " Milly mengalihkan pandangannya pada Kenny yang duduk di samping Rafi.
" Ayolah Raf, bantu Milly, kasihan dia.. " Kenny ikut membujuk Rafi.
" Ck, kau bisa saja! membawa Kenny kemari.. " Milly yang mengajak Kenny ikut menemui Rafi tanpa sepengetahuan Rafi tentunya.
Agar rencananya lancar untuk meminta bantuan pada Rafi. Karena Rafi tidak pernah menolak keinginan Kenny sang kekasihnya.
" Ayolah.. " Kenny ikut ikutan merengek membuat Rafi tak bisa menolaknya lagi.
" Baiklah, aku akan coba bicara dengan Daddy, tapi aku tidak janji membuat Daddy menghapus hukuman mu. " ucap Rafi.
" Iya, terimakasih. " ucap Milly dengan wajah berbinar dan mengecup pipi Rafi. " Ka Rafi memang terbaik! "
" Ck, kau bilang begitu karena ada maksud, biasanya kau selalu mencela ku! "
Milly hanya terkekeh mendengar penuturan Rafi.
" Ka aku mau ke toilet. "
Rafi dan Kenny mengangguk memberikan ijin.
Saat menuju toilet, Milly tak sengaja melihat sosok pria yang selama ini ia rindukan sedang berbincang dengan seseorang yang ada di depannya.
" Mario.. " lirih Milly.
Pandangan mereka pun bertemu, ingin sekali Milly menghampiri Mario untuk melepas rindunya, tapi niatnya terurungkan tatkala melihat para bodyguard nya berdiri tegak di belakang nya.
Dengan wajah kecewa Milly pun melanjutkan langkahnya menuju toilet.
Mario yang melihat Milly mengacuhkan nya dibuat heran karena biasanya Milly akan menghampiri dan mengganggunya. Dan lagi melihat Bodyguard Milly yang bertambah, membuat hati Mario bertanya tanya.
Selang 15 menit, terlihat wajah tak asing bagi Mario dan mendekat ke arahnya, memberikan secarik kertas. Pria asing tersebut yang biasa ia dengar Milly menyebutnya dengan nama Tom.
Mario bagaimana kabar mu? aku sangat merindukan mu. Apa kau merindukan ku? Daddy mengukum ku, aku tidak bisa menemui mu, ponsel ku di sita oleh Daddy, aku tidak bisa menghubungi mu. Selama aku tidak bisa menemui mu, kau jangan dekat dekat dengan sekretaris mu itu. Aku tidak suka!!! awas saja kau macam macam!!!!
Aku sangat mencintai mu. Milly.
Itulah isi dari surat kaleng yang di berikan pada Mario. Mario tersenyum setelah membacanya, lalu menyimpan kertas itu di saku jas nya.
Milly yang baru kembali dari toilet tersenyum ke arah Mario, senyuman itu memudar ketika pandangan nya teralihkan pada Sita yang duduk di samping nya.
Sorot mata Milly seakan berbicara. " Jauhi sita!! "
Mario hanya mengangguk ke arah Milly, tentu saja Milly sangat senang melihat Mario menanggapi permintaan nya.
***
" Sita, kau bisa pulang terlebih dahulu. " ucap Mario.
" Tapi Sir, aku tidak membawa mobil. " Sita.
Mario menatap nya tajam, tidak mau perintahnya di bantah.
" Baik Sir, " Sita menundukan kepalanya, mengerti jika bosnya sama sekali tidak ingin di bantah.
Akhirnya Sita pulang menggunakan taxi menuju perusahaan, karena memang jam kerja belum selesai.
Di dalam mobil Duta memberikan info mengenai Milly yang baru saja ia dapat kan dari orang suruhannya.
" Tuan, saya sudah mendapatkan info mengenai nona Milly. "
" Katakan, aku ingin mendengarnya. "
Meski pun ragu, Duta mulai memberikan info mengenai Milly.
" Nona Milly mempunyai dua saudara laki laki, salah satu dari mereka adalah anggota militer. "
" Iya aku tau itu, lalu? "
" Sebenarnya tuan sudah tau mengenai keluarga nona Milly, jika saya menyebut nama lengkap Nona Milly. "
Mario mengernyit kan keningnya. " Benarkah? "
" Iya tuan, "
" Subutkan namanya. "
" Nama lengkap Nona, Milly Arqinila Nugroho. " ucap Duta.
Mario membelalakan kedua matanya. " Nugroho? "
" Iya tuan. "
" Apa orang yang sama? "
" Benar tuan. "
Mario menghela nafasnya dalam, menyenderkan punggungnya sembari memijit keningnya yang tidak terasa pusing.
***
Satu minggu berlalu setelah Mario mengetahui kebenaran tentang Milly.
Ingin rasanya mengacuhkan nya, tapi bayang bayang Milly selalu memenuhi otaknya. Senyum nya, tawanya, tingkah polosnya. Membuat Mario selalu tidak fokus dengan pekerjaan nya.
" Tuan, apa tuan baik baik saja? " tanya Duta yang melihat Mario sangat letih dan tidak bersemangat.
Mario hanya diam, tidak menanggapi pertanyaan asistennya.
" Apa yang membuat tuan menjadi seperti ini? tidak biasanya. Apa karena nona Milly. " batin Duta.
Karena tidak mendapat tanggapan dari tuannya, Duta pun memutuskan undur diri dari ruangan Mario.
Langakahnya terhenti ketika Mario memanggilnya.
" Duta. "
" Iya tuan, " Duta membalikan tubuhnya menghadap Mario.
" Sampaikan pada sekitar tuan Nugroho, malam ini aku akan memenuhi undangan makan malam di rumahnya. " ucap Mario dengan tatapan kosong ke sembarangan tempat.
" Baik tuan. " Duta menundukan kepalanya sebelum meninggalkan Mario.
*
*
*
Jangan lupa Vote.. vote.. vote..
Bye.. bye...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Juliezaskia
seruu
2022-03-03
0
Liiee
sean ketemu moji dong.. ahh gak sabar...
2021-11-13
0
Lily Gogali
kenapa yah Mario nga mau ketemu Ama keluargax yg lama?
2021-09-07
1