Menjelang Sore, Mario dan Milly telah tiba di sebuah Vila pribadi milik Mario, dengan pemandangan pantai yang terhampar luas.
" Mario, aku senang sekali.." Milly memeluk Mario, menyampaikan rasa terimakasihnya.
" Aku ingin bermain di pantai, " Milly berlari menuju ke arah pantai, menanggalkan sepatu heels nya dan tas yang terslempang di pundaknya, tergeletak begitu saja di atas pasir putih.
Milly berlari lari kecil di bibir pantai sesekali menghindar dari kejaran ombak yang hendak menggapainya. Tawa riang terlukis di wajah cantiknya.
Milly melambaikan tangan ke arah Mario mengisyaratkan agar mendekat dan ikut bermain di sana.
Mario berjalan ke arah Milly, kedua matanya tak henti memperhatikan setiap gerakan Milly, hingga tidak sadar bibirnya mengulas sebuah senyuman.
" Mario... kemarilah, " Milly membawa Mario untuk lebih mendekat ke bibir pantai.
" Kau terlihat senang sekali, seperti baru pertama kali kepantai! " ucap Mario.
" Kau benar, aku baru pertama kali pergi ke pantai. " Milly merangkul kan tangannya ke lengan Mario.
" Sungguh? "
" Hem, " Milly mengangguk.
" Kenapa? "
" Dad dan Mom tidak pernah mengajak ku berlibur kepantai, mereka tidak mengijinkan ku menginjak kan kaki di pantai, terutama Mommy. "
" Kenapa seperti itu? " kening Mario masih berkerut menanti jawaban.
" Sepertinya Mommy mempunyai pengalaman buruk, tapi aku tidak tau. " jelas Milly. Mario mengangguk mengerti.
" Terimakasih.. " Milly mengecup pipi Mario. " Terimakasih sudah mengajak ku ke sini. "
" Ayo masuk, udara nya sangat dingin! " Mario berjalan meninggalkan Milly.
" Sebentar lagi, aku masih ingin bermain air. " Milly enggan meninggalkan pantai, seolah tidak akan pernah lagi pergi ke pantai.
" Besok bisa bermain lagi, masih banyak waktu. " ucap Mario tanpa menoleh ke arah Milly yang masih diam di tempat semula.
" Mario! tunggu aku.. " Milly berlari kecil melomapat ke punggung Mario, melingkarkan kedua kakinya ke perut sixpack itu.
Dengan sigap Mario menopang tubuh Milly yang tiba - tiba menghamburkan diri di punggungnya.
" Aku lapar.. " ucap Milly yang masih salam gendongannya.
" Hem, "
" Kau mau memasak untuk ku? " Milly.
" Apa tidak terbalik, seharusnya kau yang memasak bukan aku! " Mario.
" Aku tidak bisa memasak! tapi jika kau mau memakan masakan ku, aku akan mencobanya. "
" Tidak perlu! kau akan mengacaukan nya! " sergah Mario.
Milly mencebikan bibirnya. " Yasudah kau saja yang memasak, atau kita makan di luar saja, makan malam yang romantis seperti sepasang kekasih yang lainnya. "
" Tidak! " Mendengar kata romantis, sungguh Mario sangat menghindarinya.
" Ck, kau ini sangat menyebalkan sekali! "
" Diamlah! kau ini sungguh berat! "
" Benarkah? tapi kak Gavin bilang aku sangat kurus! "
" Sungguh berat! "
" Ck, agar terasa ringan, kau harus memakai rasa cintamu pada ku, aku jamin akan terasa ringan. " ucap Milly dengan tawanya.
" Apa kau mencintai ku? " Milly.
" Tidak! "
" Kau menyayangi ku? "
" Tidak! "
" Ck, tapi aku yakin, cepat atau lambat kau akan mencintai ku. " Milly berkata dengan semangat.
" Percaya diri sekali! "
" Harus! "
" Sudah turunlah, ganti bajumu. " Mario menurunkan Milly dari gendongan nya saat sudah sampai di vila.
" Tapi aku tidak membawa baju ku, "
" Aku sudah menyuruh orang membeli beberapa pakaian untuk mu, kau bisa memakai baju ku yang tersedia. "
" Baiklah, " Milly menuju lantai atas dimana kamar yang biasa Mario tempati ketika berlibur kesini.
Mario pergi menuju dapur, memasak spaghetti yang cukup mudah, sebelumnya Mario melepas kaos nya yang sedikit basah karena Milly.
Milly yang sudah membersihkan diri menghampiri Mario yang tengah berkutat di dapur.
Seperti biasa Milly memakai kaos Mario yang sangat kebesaran di tubuhnya.
Milly duduk di meja pantry mengamati kegiatan Mario.
" Kau masak apa? " tanya Milly dengan mengayun ayunkan kaki yang tergantung.
" Spaghetti, "
" Aku sangat lapar.. " Milly memegang perutnya yang sudah mulai keroncongan.
" Tunggu sebentar lagi. "
" Kau seperti Daddy ku yang pintar memasak. "
Mario memicingkan sebelah alisnya, dan menoleh kearah Milly. " Benarkah? "
" Iya, Daddy ku pintar memasak, tidak seperti Mommy. " ujar Milly. " Daddy melarang Mommy pergi ke dapur, karena Mommy akan membuat dapur seperti kapal pecah. " Milly tergelak.
" Mommy mu tidak bisa memasak? " tanya Mario yang tak percaya, karena berbeda sekali dengan Bundanya yang sangat pintar memasak.
" Hem..meski begitu, Daddy sangat mencintai Mommy bahkan sangat posesif sekali, kemana Mommy pergi pasti Daddy akan ikut. "
" Kau juga harus seperti Daddy ku, mencintai ku sangat besar, seperti cinta Daddy untuk Mommy. "
Mendengar itu, Mario menghela nafasnya dalam, dan memilih mengabaikan Milly.
" Mario.. bisakah kau memakai baju mu? " ucap Milly yang melihat tubuh setengah telannjang Mario.
" Kenapa? "
" Tidak tau, aku sangat ingin memeluk mu tapi aku takut kau akan memarahi ku! " lirih Milly, terlihat semburat merah menghiasi kedua pipi nya.
" Dasar gadis tidak tau malu! " Mario menyentil kening Milly, hingga empunya mengaduh kesakitan. " Cepatlah makan,! " Mario menaruh spaghetti ke dalam piring lalu memberikan nya pada Milly.
" Kau mau kemana? " tanya Milly ketika Mario berlalu meninggalkan nya setelah memberikan spaghetti.
" Mandi! " jawab Mario tanpa menoleh ke arah Milly dan terus berjalan meninggalkan Milly.
Dengan lahap Milly menghabiskan spaghetti itu tanpa sisa.
Malam hari, Milly dan Mario menghabiskan waktunya untuk menonton televisi. Di ranjang yang sama Mario menopang tubuh Milly yang bersandar pada dada bidangnya, memeluk erat tubuh Mario.
Setelah perdebatan panjang akhirnya mereka memutuskan untuk menonton cartoon saja.
Sebenarnya Milly ingin menonton film yang romantis bersama kekasihnya.
Tapi dengan cepat Mario menentangnya, bisa bahanya jika mereka menonton adegan romantis, dan Mario tidak bisa menahan diri, pikirnya.
" Mario.. aku mengantuk. " ucap Milly.
" Tidurlah. "
Milly mengangguk dan memejamkan matanya.
Tanpa sadar Mario mengelus-elus puncak kepala Milly, membelainya dengan lembut.
Tidak lama Mario pun ikut terlelap dengan posisi tidur Milly memeluk erat tubuhnya dan menyandarkan kepalanya ke dada bidang Mario.
***
Keesokan harinya, Milly menghabiskan waktu untuk berenang di kolam renang yang tersedia di vila tersebut.
Karena cuaca tidak mendukung untuk Milly bermain di pantai, padahal Milly sangat ingin.
Dengan memakai bikini, Milly berenang sangat Mahir, aktifitas nya terhenti ketika Mario datang menghampirinya.
" Mario.. ayolah berenang dengan ku. " ucap Milly yang melihat Mario berada di tepi kolam.
" Aku tidak berselera, " ucap Mario.
Tapi Milly tidak menyerah begitu saja, dengan jahil nya Milly menarik kaki Mario hingga terjatuh menyebur ke dalam kolam renang.
Gelak tawa Milly terdengar menggelitik di telinga Mario yang nampak kesal dengan kelakuan Milly.
" Hey kau marah? " Milly mendekat ke arah Mario. " Aku hanya bercanda, jangan marah padaku. " ucap Milly.
" Tidak lucu! "
" Ck, begitu saja kau marah. " Milly bedecak. " Ayolah jangan marah, aku hanya bercanda, aku ingin bermain dengan mu. " Milly mengguncang bahu Mario.
Mario menatap Milly dengan tajam, entah apa yang ada di pikiran Mario saat ini.
Milly semakin mendekat ke arah Mario untuk memastikan Mario tidak akan marah padanya.
Perlahan jarak diantara mereka terkikis hingga tak menyisakan ruang.
Mario mulai mendekatkan wajahnya ke arah Milly, tatapan nya kini tertuju pada bibir mungil Milly.
Mario mengecup bibir Milly, melummatnya dengan lembut.
Milly sangat terkejut mendapat perlakuan dari Mario, dengan cepat Milly menutup kedua matanya menikmati sentuhan yang di berikan Mario.
Kedua mata Milly terbuka setelah Mario mengakhiri ciuman itu.
Milly tersenyum lalu memberikan kecupannya. " Mcuahh... mcuahh... mcuahh... " Milly mengecup bibir Mario beberapa kali.
Kecupan Milly membuat Mario semakin ingin menginginkannya kembali.
Dengan cepat Mario menyambar bibir Milly kembali, melummatnya dengan lembut. Milly perlahan membalas ciuman itu walau sangat buruk karena ini pertama bagi Milly.
Milly mengalungkan tangannya ke leher Mario. Sedangkan Mario merengkuh pinggang Milly agar semakin mendekat.
Melihat Milly hanya mengenakan bikini membuat pertahanan Mario sebagai lelaki runtuh seketika, susah payah menghindari Milly, namun taqdir berkata lain dan bisikan syetan pun mempengaruhi nya.
***
Jangan lupa Vote.. Vote.. vote...
bye.. bye...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Dessi Ratna Sari
aduhhh gawattt
bablas di kolam renang
entar di bilng SM mommy nya,,,klo udah pernah kencan di kolam renang🙈😁
2021-12-26
0
smile
emng miily g mirip moji ya kok Sean h inget
2021-12-03
0
Aisyahfadlillah
setan: gua lagi". yang salah
2021-10-24
0