Pagi menjelang, Mario terlebih dulu membuka kedua matanya. Hembusan nafas yang teratur terasa menembus kulit bagian dadanya.
Pandangannya melirik ke bawah yang mendapati Milly masih tertidur dengan menyandarkan kepala di dada bidangnya.
Perlahan Mario memindahkan Milly yang masih terlelap untuk bersandar di bantal empuk berbahan bulu angsa.
Sebelum dirinya benar - benar beranjak dari tempat tidur, Mario dengan lekat memandangi wajah Milly, gadis yang membuatnya sedikit berbeda dari sebelumnya.
Pukul 06.30, Milly mulai menggeliat, meregangkan otot otot rubuhnya. Tangan kanannya merabba ke arah samping dengan kedua mata yang masih terpejam, mencari seseorang yang semalam tidur dengannya.
" Mario.. " Milly mendudukan diri dan melihat sekeliling mancari kekasih barunya.
Milly beranjak dan melangkah ke kamar mandi, " Tidak ada.. " Milly tidak mendapati Mario di kamar mandi, sebelum mencari di luar, Milly terlebih dahulu membersihkan diri.
" Mario.. " panggil Milly. Mario tengah duduk santai di balkon membaca surat kabar dengan secangkir kopi yang menemaninya.
" Sudah bangun? " suara barito terdengar namun tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Milly.
Milly tersenyum dan ikut duduk di samping Mario, " Tapi aku masih mengantuk.. " Milly bergelayut manja di lengan kekar Mario.
" Lalu kenapa bangun? " ucap Mario dengan wajah datarnya dan masih fokus membaca sebuah surat kabar.
" Kau meninggalkan ku sendiri. " Milly mencebikan bibirnya.
" Mario apa tato ini asli? " Milly yang sedari tadi memperhatikan tato yang terlukis di tubuh Mario dan mengusap usap seraya menghapusnya.
" Hem.. "
" Tidak bisa di hapus? "
" Hem.. "
" Apa sakit saat membuatnya? "
" Tidak! "
Mario mengambil cangkir berisi kopi lalu menyesap nya.
" Kau terlihat keren sekali, banyak tato di tubuhmu. " Milly meneliti tato yang ada di dada bidangnya,lengannya,mengamati dengan teliti.
" Apa ada lagi selain di sini? " tanya Milly.
Mario melirik ke arah Milly, " Kau tidak perlu tau! " sautnya.
" Ah, pasti ada lagi! mana? mana? aku ingin melihatnya. " Milly mengitari pandangannya ke seluruh tubuh Mario.
" Ck, sudah ku bilang , kau tidak perlu tau! " Mario berdecak kesal melihat Milly yang ingin tau lebih, bagaimana mungkin Mario mengatakan letak tato di area tubuh yang Milly tidak boleh melihat nya.
" Tapi aku penasaran.. " Milly mengerucut kan bibirnya.
" Bersiaplah, aku akan mengantar mu pulang. " Mario mengalihkan pembicaraan.
" Oke! aku ganti baju dulu. " Milly meninggalkan Mario untuk berganti pakaian yang semalam ia kenakan. Tidak lupa mencium pipi kekasih barunya itu.
Mario pun mengantarkan Milly pulang ke rumahnya. Mario sempat terkejut melihat rumah yang di tempati Milly, rumah yang sangat mewah seperti istana, tidak jauh berbeda dengan rumahnya yang ada di Jepang, hanya design interior nya saja yang berbeda.
" Sebenarnya siapa dia? " gumam Mario setelah kepergian Milly.
***
Arnaf dan Sasa baru saja tiba di Bandara Ngurah Rai untuk berbulan madu di bali, dengan bujuk rayu Sasa dan Mommy Jia, Arnaf menyetujui nya.
Dua hari berlalu, namun Arnaf masih saja bersikap dingin pada Sasa.
Sasa merasa putus asa melihat sikap Arnaf yang selalu menghindari nya.
" Mas, mau kemana? " tanya Sasa yang sedang menonton televisi.
" Mencari udara segar. " jawab Arnaf.
" Ini sudah larut malam. Kau bisa kedinginan di luar sana. "
" Hanya sebentar. "
" Apa kau sangat membenciku? " ucapan Sasa menghentikan langkah Arnaf.
" Kenapa kau tidak mau melihat ku. " lirih Sasa.
" Apa aku begitu menjijikan? " Sasa.
Arnaf menghembuskan nafasnya dengan kasar, kemudian mendekat ke arah Sasa. Arnaf melihat kesedihan di wajah istri nya.
" Aku tidak membencimu. " Arnaf mendudukan diri di samping Sasa.
" Lalu kenapa keu terus menghindariku, " Sasa berucap dengan mata yang berkaca-kaca.
Arnaf diam Seolah memikirkan sesuatu.
" Aku mencintai mu. Apa salah jika aku mencintaimu? " tanya Sasa.
Arnaf menoleh ke arah Sasa, memandangi dengan letak. " Maaf, sebelum aku menikahi mu, aku sudah menganggap mu seperti adi ku sendiri. Aku belum bisa melihat mu sebagai seorang wanita. " jelas Arnaf.
" Sampai kapan? " Sasa menjeda, lalu berucap kembali. " Sampai kapan aku menunggu mu untuk melihat ku sebagai seorang wanita. "
" Entahlah.. " Arnaf.
" Boleh aku mencoba sesuatu? agar kau bisa yakin sudah menganggapku sebagai wanita? " Sasa.
Arnaf mengernyitkan keningnya, tidak lama Arnaf pun mengangguk.
Sasa perlahan mendekatkan wajahnya ke arah Arnaf. Mengecup bibir Arnaf lama.
Arnaf terkejut mendapati Sasa mencium bibirnya, namun Arnaf memilih diam, dia sendiri ingin tau perasaan yang sebenarnya.
Sasa perlahan melummat bibir Arnaf. Tidak ada balasan dari Arnaf, Sasa pun menghentikan ciumannya lalu menundukan kepalanya.
" Kau memang benar, " Sasa membenarkan ucapan Arnaf yang menganggap dirinya bukan sebagai wanita, di lihat dari Arnaf yang sama sekali tidak merespon ciumannya.
Sasa berniat untuk meninggalkan Arnaf, namun langkahnya terhenti ketika lengan kekar menariknya hingga jatuh ke pangkuan Arnaf.
" Maafkan aku Sasa. " ucap Arnaf sebelum dirinya membenamkan bibirnya ke bibir Sasa. Bagaimana pun Arnaf seorang pria, bohong jika dia tidak tertarik pada Sasa yang mempunyai tubuh indah, apalagi Sasa adalah seorang model.
Mereka pun berciuman, pagutan lembut mereka berubah menjadi semakin panas. Arnaf yang sudah di penuhi dengan hasrat yang tinggi mulai menyentuh setiap inci tubuh istri nya. Dan malam itu terjadilah malam pengantin yang sempat tertunda.
***
Di ruang keluarga, Milly, Gavin dan kedua orang tuanya menghabiskan waktu bersama.
" Milly, besok Mommy mau pergi ke Paris. " ujar Jia pada putri kesayangan nya.
" Mendadak sekali, Milly ingin ikut. " rengek Milly.
" Kau kan harus kuliah, Mommy hanya beberapa hari saja disana. " Jia mengelus lembut pipi putrinya yang duduk tepat di sampingnya.
" Mommy pergi sendiri? " tanya Milly.
" Mana mungkin Mommy pergi sendiri. Daddy pasti akan ikut kemana pun Mommy pergi. " timpal Gavin.
Jia hanya terkekeh mendengar penuturan Gavin yang memanglah benar. Brian tidak akan pernah mengijinkan Jia berpergian sendiri, berjauhan sebentar pun membuat Brian kalang kabut.
" Mommy pergi bersama Daddy? " Milly.
" Iya sayang, " Jia.
" Memangnya untuk apa Mommy pergi ke Paris? apa ada urusan yang mendadak? " tanya Milly.
" Tidak ada urusan mendadak, Mommy hanya ingin membeli tas limited keluaran terbaru. " Jia.
" Hanya beli tas? " sela Gavin. " Daddy ikut? " Gavin menghela nafasnya dalam.
Sedangkan Brian terlihat fokus dengan macbook nya, dan hanya menjadi pendengar setia.
" Mommy, bagaimana Mommy bisa menikah dengan Daddy yang sangat possesif? apa Mommy sangat mencintai Daddy? " tanya Milly.
Brian menghentikan kegiatan nya lalu menoleh ke arah Milly. " Tentu saja Mommy mu sangat mencintai Daddy. Jika tidak, mana mungkin Mommy mau menikah dengan Daddy dengan status yang sudah Duda. " Brian berkata sambil melirik ke arah istri nya.
" Kenapa Mommy mau menikah dengan Daddy yang sudah berstatus Duda. " Milly.
" Perlu di ingat! Duda kembang sayang.. " ucap Brian dengan penuh percaya diri.
" Jangan dengarkan Daddy, Daddy mu yang memaksa Mommy agar menikah dengan nya. " seru Jia.
" Jangan mengelak sayang.. " ucap Brian.
Jia pun tersenyum, " Iya.. iya.. aku sangat mencintai mu kapten. "
Milly dan Gavin yang mendengar keromantisan kedua orang tuanya hanya memutar bolanya dengan malas.
*
*
*
Vote.. vote.. vote...
Bye.. bye..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Juliezaskia
duda kembang sepatu😀😀
2022-03-03
0
Mawar putih
duda kembang gaess 😂
2021-10-15
0
Miss Lian
😂😂😂
2021-10-04
0