Milly membelalakan kedua matanya setelah melihat pria yang melayangkan pukulan ke wajah Justin.
" Siapa kau! berani sekali mengganggu urusan ku! " Justin berdiri berusaha menjangkau pria yang mengganggu kesenangannya.
" Mario.. " lirih Milly, kedua telapak tangannya menutupi mulut yang menganga terkejut dengan kedatangan Mario.
Justin di buat kaku tak bergerak setelah mengenali sosok pria yang di depannya. Amarah yang tadi memuncak seketika menciut. Justin berpikir ulang untuk berurusan dengan Mario jika menyayangi nyawanya.
Siapa yang tidak kenal Mario? penguasa bisnis gelap yang terkenal sangat kejam. Adik dari ketua mafia yang menguasai seluruh wilayah Asia.
Mario tinggal di Indonesia baru empat tahun lamanya, meninggalkan dunia kejam dan kelam di negara dimana dia tumbuh besar, Itu semua atas permintaan ibundanya.
Mario segera menarik lengan Milly untuk pergi dari tempat itu.
Milly hanya diam dan menurut mengikuti langkah kemana Mario akan membawa nya, senyuman terlukis di wajah Milly, tatapannya tak teralihkan ke wajah pria yang sangat ia rindukan.
" Masuk! " titah Mario setelah membukakan pintu Mobil.
Tanpa penolakan, Milly mengikuti arahan Mario. Hanya keheningan yang menemani perjalanan pulang mereka.
Di dalam hati Milly, ingin rasanya bertanya banyak hal pada Mario, tapi lidahnya seakan kelu untuk mengeluarkan kata.
Mario melihat Milly dari ekor mata nya. " Tidak biasanya gadis ini diam, biasanya akan membuat telinga ku sakit. " batin Mario.
" Ehemm.. " Duta berdehem mencairkan suasana.
" Nona, dimana rumah anda? saya akan antara kan Nona. " Duta melihat Milly dari kaca spion.
" Aku tidak mau pulang, turunkan aku di alamat ini saja. " Milly memberikan alamat apartemen milik Rafi.
" Apartemen? " Duta mengulang ucapan Milly.
" Iya, " Milly.
Mario sedikit tertarik dan mengalihkan pandangannya ke arah Milly. " Apartemen mu? "
" Bukan! itu apartemen ka Rafi. " ketus Milly.
Di depan apartemen ka Rafi, Milly memencet bel berulang kali namun tak ada jawaban dari dalam.
" Apa kau yakin di dalam ada orang? " Mario berdiri tegap di belakang Milly.
" Tidak tau, mungkin pulang ke paviliun, atau pergi bersama kak Gavin. " lirih Milly, wajahnya tertekuk masam.
" Ck, aku mau pulang, terserah kau mau ikut atau tidak. " Mario meninggalkan Milly yang masih berdiri di depan pintu apartemen Rafi.
" Ikut! " Milly tidak punya pilihan lain, pulang kerumah pun sangat malas.
" Katanya kau akan pulang, tapi kenapa kita menuju lantai dua puluh? "
" Rumah ku disini! " jawab Mario dengan wajah datarnya.
" Ohh.. " Milly menggunakan kepalanya.
Di apartemen Mario, Milly mendudukan diri di sofa mengamati setiap sudut ruangan.
" Ini minumlah.. " Mario memberikan minuman kaleng yang baru saja dia ambilnya dan ikut mendudukan diri di samping Milly.
" Terimakasih. " Milly menerima minuman itu lalu meneguknya.
Hening sejenak, tak ada lagi yang mengeluarkan satu katapun.
Mario berdehem sembari membuka jaket yang melekat di tubuhnya dan menyisakan kaos lengan pendek, memperlihatkan otot lengan kekarnya.
Mario melirik ke arah Milly yang diam seribu bahasa tidak seperti biasanya. " Jangan pikirkan apa yang di katakan sekertaris ku. " ucap Mario yang seolah mengerti akan diamnya Milly.
Milly menoleh ke arah Mario, seolah meminta kejelasan apa yang barusan di ucapkan nya.
" Tidak usah memikirkan nya, lupakan lah! " Mario kembali mengeluarkan suaranya.
" Jadi semua itu tidak benar? " tanya Milly.
" Bukan benar atau tidak, kau hanya tidak perlu memikirkan nya. " Sita memang tidak sepenuhnya berbohong, dirinya memang pernah menghabiskan malam dengan sekertaris nya itu, namun itu semua hanya untuk menyalurkan hasrat mereka masing-masing, seperti yang selalu di lakukan Mario pada wanita lain, meski tanpa cinta dan sebuah ikatan.
" Maksudmu? " Milly masih belum mengerti dengan ucapan Mario.
" Lupakan dan jangan memikirkannya lagi jika kau tidak ingin terluka dan kecewa. " Mario beranjak dari duduknya.
" Aku tidak mengerti apa yang kau katakan. Yang hanya ingin aku tau kau benar atau tidak pernah berkencan dengan Sita? "
" Iya atau tidak? " Milly kembali menyerukan suaranya karena Mario belum juga menjawabnya.
" Apa yang kau ingin dengar dari jawaban ku? " Mario berucap tanpa menoleh ke arah Milly.
" Tentu saja aku menginginkan kau menjawab 'tidak'. "
" Anggap saja aku setuju dengan jawaban mu! " Mario lebih memilih berbohong agar gadis yang bersamanya kini tidak murung lagi.
" Ck, ucapan mu membuat aku sulit mengerti. " gerutu Milly.
" Maka jangan berpikir yang sulit untuk kau cerna! " ucap Mario. " Aku tidak membenarkan ucapan Sita. " imbuh Mario.
" Benarkah? kau tidak berkencan dengan Sita. " wajah Milly berbinar seketika.
" Bagaimana aku mengatakannya. Gadis ini polos atau bodoh! " batin Mario.
Mario mendengus kesal,dengan terpaksa Mario mengangguk mengiyakan pertanyaan Milly, kemudian meninggalkan Milly pergi ke kamarnya.
Milly yang senang dengan jawaban Mario, berlari kecil dan menubruk Mario dari belakang, memeluk erat tubuh kekar itu.
Mario terkejut mendapat perlakuan Milly.
" Kau tidak boleh dekat dengan wanita mana pun selain aku. " Milly semakin erat memeluk Mario.
" Siapa kau Melarang ku. " ketua Mario.
" Aku! kelasihmu! "
Mario menghela nafasnya kasar, seolah menyesal akan jawaban yang di berikan nya tadi. " Sejak kapan kau menjadi kekasih ku! "
" Mulai saat ini. "
Tidak mau ambil pusing, Mario melepaskan tangan Milly dari pinggangnya, lalu beranjak pergi menuju kamarnya.
" Kau tidak akan bisa menjadi kekasih ku! " ucap Mario yang sudah berada di dalam kamar mandi.
Milly yang mendengar nya hanya bisa menggerutu tanpa menjawab karena Mario sudah mengunci diri di dalam kamar mandi, dan Milly memilih menunggu Mario menyelesaikan mandinya.
Hanya butuh lima belas menit Mario menyelesaikan mandinya.
Ceklek.. pintu kamar mandi terbuka, Mario keluar dengan mengunakan handuk yang melilit di tubuhnya memperlihatkan tubuh kekar idaman bagi semua wanita.
Semerbak wangi sabun tercium, membuat Milly yang sibuk dengan ponselnya mengalihkan pandangannya.
Kedua mata Milly membulat melihat pemandangan yang baru pertama kali di lihatnya.
" Kau tidak mau mandi? " ucap Mario memecahkan lamunan Milly.
" Hah?.. i.. iya.. " jawab Milly terbata.
Seusai mandi Milly mengenakan baju Mario yang sangat kebesaran di tubuhnya.
Milly menghampiri Mario yang tengah duduk di atas ranjang.
" Mario, apa maksudmu kalo aku tidak bisa menjadi kekasihmu. " Milly merangkak menaiki ranjang dan duduk menghadap Mario.
" Kau tidak akan mengerti, " jawabnya datar tanpa menoleh ke arah Milly.
" Katakan, aku akan berusaha mengerti! "
" Kau akan mengerti setelah kau dewasa nanti. "
" Aku sudah dewasa, usia ku sebentar lagi 22 tahun. "
" Lupakan saja, aku ingin tidur. " Mario memilih membaringkan diri bersiap untuk tidur dari pada meladeni gadis yang membuatnya pusing.
" Apa aku harus tidur bersama mu? " tanya Milly.
" Baiklah aku akan tidur bersama mu. " ucap Milik lalu ikut berbaring di dada bidang Mario dan memeluknya seperti boneka di kamar nya.
Mario mematung di tempat menerima perlakuan Milly. Sungguh Mario adalah pria normal, berdekatan dengan Milly membuat sesuatu dalam dirinya bangkit.
" Kau! menjauh dari ku! "
" Tidak mau! " Milly semakin erat memeluk Mario.
" Jangan memeluk ku! "
" Tidak peduli! "
" Sebaiknya aku tidur di luar! " Mario berusaha menghindar, takut jika jiwa lelakinya muncul.
" Tidak mau! kau harus tidur dengan ku! aku ingin jadi kekasih mu! "
Mario mendengus kesal, " Oke.. oke.. tapi jangan memeluk ku seperti ini. "
Milly pun mengendurkan pelukannya.
" Apa seperti ini yang Mora lakukan bersama Darren? " gumamnya.
" Mora? siapa dia? "
" sahabat ku. "
" Apa yang dia katakan? "
" Dia menghabiskan malam bersama kekasihnya. Aku pikir dia akan hamil. Ternyata aku salah mengira, aku baru tau jika tidur bersama bukan berarti melakukan hal seperti suami istri. "
" Darimana kau tau? "
" Buktinya kau tidak melakukan apapun pada ku! " ucap Milly. " Jika aku tau seperti ini, aku tidak akan sedih sekertaris mu mengatakan pernah menghabiskan malam bersama mu, " celoteh Milly.
" Tapi setelah ini kau harus menjauhinya! aku tidak suaka! " Milly mendongakan wajah nya agar meliahat wajah Mario.
" Sudah tidurlah aku mengantuk! " Mario.
" Dan jangan banyak bergerak! " titah Mario.
*
*
*
**Vote.. vote.. vote..
Bye.. bye**..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Pisces97
ntah kenapa masih suka sifat Jia daripada Milly kesan nya agresif banget
2023-12-14
0
Juliezaskia
milly kyk mami jia..polos😀😀
2022-03-03
0
Cornelia Pujiastuti
umur 22 thn tp oon
2021-11-28
0