BAB 9. KENYATAAN

Dan benar saja sepulang bekerja Rara langsung pergi ke rumah Riki namun setelah sampai disana Rara tidak melihat ada kehidupan di rumah tersebut.

" Mang, buka pintunya " Pinta Rara kepada sekuriti

" Neng Rara, Ada apa kesini? " Bukanya membuka pintu sekuriti itu malah bertanya.

" Aku ingin bertemu sama Riki, Rikinya Adakan ya? " Tanya Rara yang masih di luar pagar.

Sekuriti itu menggaruk kepala yang tidak gatal " Maaf Neng, di rumah sedang tidak ada siapa-siapa dan Den Riki juga sedang tidak ada di rumah " Jawabnya.

Rara melihat ada kebohongan di mata sekuriti itu " Mang, Apa mang tidak bohong? "

" Ti..dak Neng, Mang jujur " Kilahnya.

Rara merasa kecewa karena ia tidak bisa bertemu dengan Riki " Baiklah mang, kalo begitu Aku pamit pulang " Kata rara pasrah.

Namun baru saja Rara naik sepeda motor miliknya tiba-tiba ada sebuah mobil masuk kedalam halaman rumah.

" Mobil siapa itu? Sepertinya bukan milik Riki " Gumam Rara. Karena tidak penasaran, Rara langsung menghampiri si pemilik mobil untung gerbang belum di tutup.

" Maaf mbak, mbak siapa ya? " Tanya Rara kepada wanita yang turun dari mobil.

Wanita itu melihat Rara dari atas sampai bawah " Siapa loh, dan mau apa lo ke rumah suami gue "

Deg....

Rara mundur dua langkah saking terkejutnya " Suami? Siapa yang mbak panggil suami? Setauku pemilik rumah ini hanya punya anak laki-laki satu orang " Kata Rara " Jangan bilang.... " Rara menutup mulutnya.

" Suami gue Riki, kami menikah sudah hampir satu bulan. Puas lo " Keluhnya yang langsung masuk kedalam rumah.

Rara hampir terjatuh untung saja ada sekuriti yang menompang Rara.

" Non baik-baik saja? " Tanya Sekuriti.

" Aku baik-baik saja Mang, saya ingin pulang " Pamit Rara yang menguatkan diri agar bisa pergi dari rumah ini.

Sesak, sakit hati, kaget dan kecewa menjadi satu. siapa yang menyangka pria yang selama ini ia cintai, ia sayangi bahkan ia jaga hatinya agar tidak terpikat dengan pria lain, eh malah di selingkuhi.

Rara mengendarai motor dengan derai air mata untung hujan turun cukup deras jadi bisa menyamarkan air mata Rara.

" Bajingan kamu Riki, Aku tidak akan pernah memaafkan kamu!!!! " Teriak Rara yang sangat kecewa.

Hatinya benar-benar sakit ketika mendapatkan kebenaran ini, ya walaupun Rara belum mendengar dari Riki langsung namun Rara percaya dengan wanita yang mengaku istrinya Riki itu.

Sesampainya di rumah Rara langsung masuk kedalam kamar dan mengunci kamar.

Orang rumah yang melihat kepulangan Rara merasa heran kepada putrinya itu.

" Ayah ada apa dengan putri kita? " Tanya Ibu

" Gak tau " Jawab Ayah

" Apa karena obrolan kita tadi pagi? Ibu jadi merasaa bersalan " Ucap Ibu yang merasa bersalah.

" Putri kita bukan orang yang seperti itu Bu "

" Coba nanti Ayah ke kamarnya, dan tanyakan ada apa " Kata Ibu

" Iyah nanti Ayah ke kamar Putri kita, sekarang biarkan putri kita sendiri dulu " Ucap Ayah

" Iyah Ayah " Jawab Ibu.

Di kamar Rara baru saja beres mandi, ia langsung menonaktifkan hpnya karena saat ini Rara sedang ingin sendiri.

Di bawah selimut tebal masih terdengar suara sesegukan Rara, Rara masih memikirkan kenapa Riki setega itu kepadanya dan apa salahnya sehingga Riki menghianati dirinya.

" Kamu jahat Riki, Aku benci kamu hiks.. "

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***