Hukuman

Dewi yang melihat sikap Fitri hari ini menjadi curiga.

Apakah Fitri menjadi terlalu galau karena kehilangan Hamdan atau dia sebenarnya tidak peduli dengan keberadaan Hamdan?

Dia mengutus Rika untuk mencari informasi.

Tentu saja dia tidak akan bertanya langsung dengan Fitri. Sebaliknya Dewi menyuruh Rika untuk mendekati Maya.

Mereka tahu bahwa Maya adalah kawan akrab Fitri. Makanya mereka ingin mengorek rahasia Fitri melalui sohibnya ini.

"Mai, pinjam catatan akuntansi tadi. Aku nyatatnya tidak lengkap."

Rika tersenyum ramah.

Maya adalah tipe orang yang tidak terlalu peduli dengan sikap orang lain. Dia selalu berpikiran positif terhadap orang lain.

"Rika memainkan aktingnya dengan baik. Dia mulai mencatat mata pelajaran itu dengan perlahan-lahan.

"Eh, si Fitri tadi ke mana ya? Lain macam saja dia hari ini. Kelihatan gembira sekali."

"Entah lah. Bagi aku biasa saja. Mungkin kamu saja yang terlalu sensitif."

Walau pun wajahnya menampilkan senyuman tapi hati Rika sangat dongkol.

"Bagai mana?" Dewi bertanya dengan nada tak sabar.

Rika menggelengkan kepala.

"Dia tak tahu apa-apa."

Saat pulang sekolah, Dewi masih berusaha untuk mencari tahu tentang Fitri.

Firasatnya mengatakan bahwa perubahan Fitri pasti ada kaitannya dengan Hamdan yang kini sudah bina*a.

Apakah Hamdan benar-benar binasa?

Dewi menghentikan langkahnya.

Jantungnya bergetar sangat keras. Dia seperti telah melakukan sesuatu yang salah. Tapi dia tidak tahu apa itu.

Dia ingin menghubungi Tanto untuk memastikan bahwa Hamdan benar-benar sudah binasa tapi dia segera teringat bahwa Tanto masih di Rumah Sakit.

Tanto pasti marah kepadanya karena tidak pernah menjenguknya.

Tapi apa peduli Dewi?

Mereka hanya bekerja sama karena memiliki kepentingan yang sama.

Mereka tidak sedekat itu untuk saling berkunjung mengungkapkan perasaan simpati atas musibah yang dialami oleh seseorang.

Salah Tanto sendiri yang tak becus melawan Hamdan yang sendirian.

Papanya menelpon.

Dewi tidak memperdulikannya. Dia masuk ke dalam mobil dan segera berlalu pergi entah kemana.

Di rumahnya yang berada di kawasan jalan Kartini. Pak Riko mencak-mencak karena marah.

"Dasar anak kurang aj*r! Tidak menghargai orang tua. Awas kamu ya! Sudah berbuat salah tapi tak mau bertanggung jawab. Hmm. Siap-siap kamu."

Pak Riko memanggil seseorang.

"Ada apa, Bang?"

Seorang pria berotot segera datang menemuinya.

"Suruh beberapa orang untuk mencari Dewi. Paksa dia pulang."

"Oke, Bang."

Pria itu langsung pergi meninggalkan Pak Riko sendirian.

Selat Panjang bukanlah kota yang terlalu luas, jika mengendarai mobil tujuannya pun sangat terbatas.

Hal ini dikarenakan kabupaten Kepulauan Meranti merupakan wilayah kepulauan sehingga jalan-jalannya belum terhubung karena dibatasi oleh sungai ataupun laut.

Dewi Melarikan mobilnya menuju ke jembatan Panglima sampul berada di kecamatan Tinggi Barat.

Kemarin Dewi mendengar kabar bahwa jembatan ini runtuh jembatan yang menghubungkan Desa gogok ke desa Alai.

Oleh karena itu demi menghilangkan rasa stresnya sekaligus ingin menghindari untuk bertemu Papanya maka Dewi melajukan mobilnya ke sini.

Sebenarnya Dewi bukanlah anak gadis yang bahagia. Walaupun dia mempunyai kelebihan dengan kecantikan dan kekayaan orang tuanya tidak banyak yang tahu bahwasanya Dewi merupakan anak korban broken home.

Papa dan Mamanya berpisah saat Dewi masih kecil sehingga Dewi tinggal bersama Papanya.

Mamanya orang luar kalau tak salah mamanya berasal dari Bandung.

Dewi tidak pernah melihat bagaimana rupa mamanya, tapi menurut cerita bibik yang mengasuh dia sedari kecil, wajah Dewi mirip dengan mamanya dan dia juga mewarisi kecantikan mamanya.

Entah apa sebabnya akhirnya mamanya meninggalkan dia dan papanya sendiri di Selat panjang.

Dewi tidak tahu, papanya pun tak mau cerita.

"Maaf, Dik, mobil tidak bisa nyeberang. Kempang ini khusus untuk membawa motor."

"Siapa bilang saya mau nyeberang, Pak? Saya hanya mau lihat-lihat saja pemandangan di sini." Ketus Dewi.

Setelah menatap wajah Dewi sebentar, orang tua itu langsung pergi tanpa menoleh lagi ke belakang.

"Orang cuma mengingatkan tapi jawabannya ketus seperti itu. Anak orang kaya memang tidak sopan. Menganggap remeh semua orang." Sungutnya tak senang.

Karena jembatan rubuh, maka oleh masyarakat dan pemerintah,dibuat lah Pelabuhan darurat untuk menyeberangkan orang-orang dab kendaraan menggunakan motor kecil yang disebut Kempang.

Dewi terus memperhatikan tanpa suara.

Setelah bosan dia pun bersiap-siap ingin pergi, tapi saat itulah beberapa orang yang mengendarai dua buah mobil datang mendekatinya.

"Dewi, ayo pulang bersama kami. Papa kamu menunggu di rumah."

"Tak mau. Dewi tidak mau pulang. Dewi mau jalan-jalan dahulu."

"Pulang sekarang! Jangan sampai kami berbuat kekerasan terhadap kamu."

"Mengapa kalian memaksa? Nanti juga saya akan pulang. Tapi tidak sekarang."

"Tidak bisa! Kamu harus pulang sekarang!"

"Kalian semakin berani ya. Awas kalian! Saya akan laporkan kepada Papa!" Ancam Dewi.

"Ha ha ha... Papa kamu lah yang telah menyuruh kami untuk membawa kamu pulang, walaupun kami harus menggunakan kekerasan."

"Sekarang kamu mau pulang secara baik-baik atau kami akan mempermalukanmu di sini?!"

Melihat keseriusan mereka, dengan wajah memberengut akhirnya mau tak mau Dewi pun pulang.

"Bro, kamu yang menyetir. Dewi duduk di belakang. Jangan coba-coba untuk bermain akal."

Dewi marah tapi tidak bisa buah-buah apa-apa.

Jika papanya sudah berkehendak, Dewi hanya bisa menurut. Walau pun penyayang, papanya tetap berlaku keras kepadanya.

Sebenarnya tidak ada masalah apa-apa antara dia dengan papanya hanya saja Dewi lagi ingin sendiri.

Hingga kini Dewi tidak tahu mengapa Papa menelponnya dan malah memaksanya untuk pulang Dewi tidak tahu dan tidak mau tahu tapi mau bagaimana lagi dia tidak bisa lari dari kenyataan.

Lima belas menit kemudian mereka pun sampai di rumah.

"Dewi, mengapa kamu dari kenyataan? Siapa yang mengajarkan kamu untuk tidak bertanggung jawab setelah melakukan sesuatu?"

Pak Riko langsung memarahi Dewi begitu Dewi muncul di pintu rumahnya.

"Memangnya Dewi melakukan apa, Pa? Sejak kapan Papa mulai peduli dengan apa yang Dewi lakukan?"

"Kamu ini semakin hari semakin kurang aj*r saja dan ditambah lagi tidak berlaku jujur."

"Papa memang penjahat, Dewi. Tapi Papa paling tidak suka berbuat curang, licik dan berlaku tidak jujur."

"Tadi orang tua Hamdan datang menemui Papa, katanya kamu telah mengupah beberapa orang untuk mengeroyok anaknya sehingga hidup-ma*inya tidak jelas sekarang. Jika bukan karena Papa kamu sudah dia laporkan ke pihak yang berwajib."

Dewi terkejut. Bagaimana mungkin Hamdan punya orang tua? Bukankah dia adalah anak yatim piatu?

Dewi tidak tahu bahwasanya yang datang menemui papanya itu adalah orang tuanya Tanto.

Tanto telah membuat skenario agar Dewi dihukum oleh papanya sendiri sehingga Tanto mengatakan kepada orang tuanya, Dewi mengenal dirinya dengan nama Hamdan bukan Tanto.

Terpopuler

Comments

Doni Gunawan

Doni Gunawan

lanjut

2025-01-14

1

A. H. Daniel

A. H. Daniel

jadi tringat .ketika saya remaja mampir di kota pelabuhan selat panjang . dimana saya sempat jatuh hati kepada gadis di kota tersebut .

2024-12-18

1

khey

khey

oo.. gitu

2024-11-26

0

lihat semua
Episodes
1 Tidak Berbakat
2 Penghinaan
3 Fitri
4 Kuota
5 Diusir dari Panti
6 Penjaga Gudang
7 Munculnya Harimau Putih
8 Undangan Dewi
9 Konspirasi
10 Binasa???
11 Hadiah Tersembunyi
12 Pertolongan
13 Cinta Ditolak
14 Bertemu Harimau Putih
15 Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16 Andaikan Kamu Punya Handphone
17 Merasa Bersalah
18 Kekuatan Cinta
19 Hukuman
20 Kecewa
21 Mengundurkan Diri
22 Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23 Perlunya Ilmu Kebatinan
24 Ingin Balas Dendam
25 Sudah Tiada?
26 Terbongkar
27 Masalah Bertubi-tubi
28 Daftar Nama Cabang Silat
29 Proses Pembukaan Mata Batin
30 Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31 Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32 Perasaan Dewi
33 Perjalanan Jiwa
34 Kalah dengan Sangat Cepat
35 Didiskualifikasi
36 Pertarungan
37 Berjuang Sendirian
38 Babak Final
39 Curang
40 Mulai Serius
41 Hukum Rimba
42 Latihan Rutin
43 Menghina
44 Tidak Terima
45 Istirahat Selama Tiga Tahun
46 Dendam Kesumat
47 Tawaran dari Pak Rico
48 Menolong Buk Sonia
49 Membujuk
50 Mengobati Karmila 1
51 Tanto Yang Malang
52 Sepupu Yang Menyebalkan
53 Kesembuhan Karmila
54 Penyergapan
55 Melaksanakan Misi Perdana
56 Membuat Kenangan
57 Hadiah
58 Perkelahian di Simpang Pusara
59 Cemburu?
60 Latihan dimulai
61 Tarung
62 Aturan
63 Tuduhan
64 Dikeluarkan dari Tim
65 Bos Jang
66 Diguna-guna?
67 Dipanggil Kembali
68 TTM
69 Keberangkatan
70 Di Dalam Perjalanan
71 Latihan Menjelang Pertandingan
72 Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73 Kesalahpahaman Yang Disengaja
74 Babak Penyisihan
75 Berakhirnya Babak Penyisihan
76 Semi Final Dimulai
77 Masuk Final
78 Tuk Megat
79 Pertandingan Final 1
80 Pertandingan Final 2
81 Pertandingan Final Selesai
82 Seni Regu
83 Keadaan Memburuk
84 Medali Emas Kedua
85 Bang Dino Yang Sekarat
86 Konflik di Rumah Sakit
87 Tiga Medali Emas
88 Malam Yang Menyeramkan
89 Pertolongan Yang Ditolak
90 Pulang
91 Amelia
92 Menginap di Tanjung Buton
93 Salah Paham
94 Tiba di Selat Panjang
95 Telaga Bening
96 Bermain Api
97 Ilmu Pelet
98 Usir Dia Sekarang
99 Pingsan
100 Misi Gagal
101 Pertarungan Yang Adil
102 Bos Aheng Merugi
103 Dilarang Bertindak
104 Musibah Dalam Perjalanan
105 Terlambat
106 Duel
107 Ada Udang Disebalik Bakwan
108 Penggerebekan
109 Rencana Curang
110 Pelatihan khusus
111 Menghasut
112 Menuju Bengkalis
113 Masalah Keluarga
114 Dua Orang Pengganti
115 Satu Lawan Dua
116 Evaluasi
117 Evaluasi Yang Tak Jadi
118 Hilang Ingatan
119 Serangan?
120 Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121 Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122 Perjalanan Ke Bandung
123 Permintaan
124 Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125 Pertandingan dimulai
126 Perkuat Markas atau Pindah
127 Mimpi Aneh
128 Meditasi Mendalam
129 Tragis
130 Kecewa
131 Diskualifikasi
132 Melawan Serangan Tenaga Dalam
133 Final Seni Tunggal
134 Menuju Impian
135 Pengumuman
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Tidak Berbakat
2
Penghinaan
3
Fitri
4
Kuota
5
Diusir dari Panti
6
Penjaga Gudang
7
Munculnya Harimau Putih
8
Undangan Dewi
9
Konspirasi
10
Binasa???
11
Hadiah Tersembunyi
12
Pertolongan
13
Cinta Ditolak
14
Bertemu Harimau Putih
15
Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16
Andaikan Kamu Punya Handphone
17
Merasa Bersalah
18
Kekuatan Cinta
19
Hukuman
20
Kecewa
21
Mengundurkan Diri
22
Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23
Perlunya Ilmu Kebatinan
24
Ingin Balas Dendam
25
Sudah Tiada?
26
Terbongkar
27
Masalah Bertubi-tubi
28
Daftar Nama Cabang Silat
29
Proses Pembukaan Mata Batin
30
Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31
Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32
Perasaan Dewi
33
Perjalanan Jiwa
34
Kalah dengan Sangat Cepat
35
Didiskualifikasi
36
Pertarungan
37
Berjuang Sendirian
38
Babak Final
39
Curang
40
Mulai Serius
41
Hukum Rimba
42
Latihan Rutin
43
Menghina
44
Tidak Terima
45
Istirahat Selama Tiga Tahun
46
Dendam Kesumat
47
Tawaran dari Pak Rico
48
Menolong Buk Sonia
49
Membujuk
50
Mengobati Karmila 1
51
Tanto Yang Malang
52
Sepupu Yang Menyebalkan
53
Kesembuhan Karmila
54
Penyergapan
55
Melaksanakan Misi Perdana
56
Membuat Kenangan
57
Hadiah
58
Perkelahian di Simpang Pusara
59
Cemburu?
60
Latihan dimulai
61
Tarung
62
Aturan
63
Tuduhan
64
Dikeluarkan dari Tim
65
Bos Jang
66
Diguna-guna?
67
Dipanggil Kembali
68
TTM
69
Keberangkatan
70
Di Dalam Perjalanan
71
Latihan Menjelang Pertandingan
72
Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73
Kesalahpahaman Yang Disengaja
74
Babak Penyisihan
75
Berakhirnya Babak Penyisihan
76
Semi Final Dimulai
77
Masuk Final
78
Tuk Megat
79
Pertandingan Final 1
80
Pertandingan Final 2
81
Pertandingan Final Selesai
82
Seni Regu
83
Keadaan Memburuk
84
Medali Emas Kedua
85
Bang Dino Yang Sekarat
86
Konflik di Rumah Sakit
87
Tiga Medali Emas
88
Malam Yang Menyeramkan
89
Pertolongan Yang Ditolak
90
Pulang
91
Amelia
92
Menginap di Tanjung Buton
93
Salah Paham
94
Tiba di Selat Panjang
95
Telaga Bening
96
Bermain Api
97
Ilmu Pelet
98
Usir Dia Sekarang
99
Pingsan
100
Misi Gagal
101
Pertarungan Yang Adil
102
Bos Aheng Merugi
103
Dilarang Bertindak
104
Musibah Dalam Perjalanan
105
Terlambat
106
Duel
107
Ada Udang Disebalik Bakwan
108
Penggerebekan
109
Rencana Curang
110
Pelatihan khusus
111
Menghasut
112
Menuju Bengkalis
113
Masalah Keluarga
114
Dua Orang Pengganti
115
Satu Lawan Dua
116
Evaluasi
117
Evaluasi Yang Tak Jadi
118
Hilang Ingatan
119
Serangan?
120
Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121
Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122
Perjalanan Ke Bandung
123
Permintaan
124
Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125
Pertandingan dimulai
126
Perkuat Markas atau Pindah
127
Mimpi Aneh
128
Meditasi Mendalam
129
Tragis
130
Kecewa
131
Diskualifikasi
132
Melawan Serangan Tenaga Dalam
133
Final Seni Tunggal
134
Menuju Impian
135
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!