Sakit Hati Karena Dimanfaatkan

Tapi sejak terjadinya perubahan pada mentalnya, Hamdan menjadi lebih siap.

Oleh karena itu tanpa disuruh pun dia memang sudah bertekad untuk berusaha menjalankan segala perintah-Nya selagi itu masih di dalam batas kemampuannya.

"Sekarang coba kamu lakukan pernafasan. Ini bukan pernafasan perut juga bukan pernafasan dada."

"Ini adalah pernafasan di antara dada dan perut."

"Sekarang coba kamu lakukan, cucuku."

Saat Hamdan melakukan latihan pernafasan di alam mimpi, tubuhnya yang sedang tertidur nyenyak kembali mengeluarkan cahaya.

Kali ini cahayanya lebih inten dan lebih tebal.

Selain itu juga, cahaya tersebut tidak menyelubungi seluruh tubuhnya melainkan cahaya tersebut terpecah menjadi tiga bagian.

Cahaya pertama langsung menuju kaki kanan Hamdan dan masuk ke dalam kakinya di area tulang yang patah.

Sedangkan cahaya kedua dan ketiga langsung tenggelam ke dalam tangan kanan-kiri Hamdan.

Lalu cahaya tersebut mulai menyatukan tulang Hamdan yang patah.

Sungguh ajaib!

Dalam waktu singkat, semua tulang Hamdan yang patah sudah tertaut seperti semula.

Hamdan belum menyadari akan hal tersebut. Dia masih tertidur nyenyak.

Sedangkan di alam mimpi, Hamdan dengan penuh konsentrasi mencoba mempraktekkan metode pernafasan itu.

Kelihatannya sederhana, tapi mempunyai makna yang luar biasa sehingga Hamdan tidak bisa langsung mencernanya bahkan dia sempat terpedaya dengan kesederhanaan metode pernafasan tersebut.

"Ingat cucuku! Semakin sederhana suatu gerakan atau tindakan, maka akan semakin dalam maknanya."

"Oleh karena itu jangan engkau menyepelekan sesuatu."

"Hari ini latihannya cukup sampai di sini, cucuku. Kamu boleh pulang dan istirahat."

"Besok kamu bisa datang lagi ke sini pada saat matahari naik sepenggalah."

"Baik lah, Tuk. Cucu mengerti. Terima kasih atas bimbingannya."

begitu Hamdan selesai mengucapkan kata-kata itu, tubuhnya langsung tersedot dan menghilang dari pandangan Harimau Putih tersebut.

Di gudang lantai dua yang menjadi tempat tinggalnya, Hamdan tiba-tiba terbangun.

Dia mengucek-ngucek matanya dan melihat jam di dinding.

Sudah jam empat dini hari!

Setelah membersihkan diri di kamar mandi dan sholat sunah malam, Hamdan punya keinginan yang kuat untuk sholat subuh di masjid, oleh karena itu dia langsung bersiap-siap untuk pergi.

Hingga kini, Hamdan belum menyadari keanehan yang terjadi pada dirinya.

Pada hal semalam tulang lengan dan kaki kanannya patah sehingga bergerak pun sulit.

Hari ini dia sudah melakukan berbagai gerakan tapi dia sedikit pun belum menyadarinya.

Saat sarapan pagi, Hamdan memasak mie rebus lagi, karena hanya itu lah yang ada.

Kue dan roti memang banyak dibelikan oleh Fitri semalam, tapi Hamdan tidak terbiasa sarapan dengan makanan seperti itu.

Gara-gara ingin memberikan hadiah kepada orang yang dia cintai, Hamdan telah berbuat sangat bod*h.

Dia membelanjakan semua uangnya untuk membeli kado terindah untuk si buah hati.

Untung saja Hamdan masih bisa selamat. Jika tidak, dia akan mati konyol dengan penuh penyesalan.

'Jika mencintai seseorang membuat akal pikiran tidak berjalan sebagai mana mestinya, maka wajar saja di dunia ini orang memilih mat* demi orang yang dicintainya.' Gumam Hamdan sembari mengusap-usap kepalanya.

Saat itulah Hamdan menyadari sesuatu, "Eh, tanganku! Tanganku sudah bisa aku gerakkan?!"

"Kakiku juga telah sembuh?!" Hamdan baru teringat jika sejak bangun tidur hingga sekarang ini dia memang mulai menggunakan tangan dan kakinya dengan normal, hanya saja waktu itu dia belum menyadarinya.

Akhirnya dia mengucapkan syukur kepada Yang Maha Kuasa atas kesembuhan yang telah diberikan.

Hamdan sangat bersukacita. digenggam-genggam tangannya, digerak-gerakkan pula kaki kanannya.

Ternyata ini bukan mimpi, tulangnya sembuh dengan sangat ajaib.

'Eh mimpi itu!'

Hamdan langsung teringat pada mimpi aneh yang ia alami tadi malam.

Dia telah bermimpi bertemu dengan seekor Harimau Putih yang sangat besar.

'Harimau Putih itu mengatakan bahwa aku ini adalah keturunannya.'

'Tapi mana mungkin aku mempunyai leluhur seekor Harimau Putih ya?'

'Atau jangan-jangan Harimau Putih itu hanya penjelmaan Datuk saja?'

Lama Hamdan termenung, 'tapi, ah sudahlah. Itu tak penting. Ada hal lain yang lebih penting.

'Tak perlu dipikirkan dengan serius. Setelah selesai sarapan nanti, aku akan mencoba untuk mempraktekkan metode pernapasan yang telah diajarkan oleh Datuk.'

'Jika memang mimpi itu benar, maka nanti malam aku akan bertemu kembali dengan Datuk.'

'Alangkah malunya jika saat bertemu nanti, aku belum mahir dalam mempraktekkan metode pernapasan itu.'

Hamdan mengangguk-anggukkan kepalanya lalu sarapan dengan lahap.

...****************...

Dalam pada itu di ruangan Rumah Sakit, Tanto masih dirawat dengan intensif.

Ternyata tulang dadanya melesak ke dalam sehingga membahayakan kehidupannya.

Jika pun bisa sembuh maka dia harus melupakan minatnya dalam seni olahraga silat atau kegiatan yang menguras tenaga lainnya.

Karena cederanya ini tidak memungkinkan lagi bagi Tanto untuk melakukan gerakan-gerakan yang sifatnya keras dan memerlukan banyak tenaga.

Tanto hanya bisa menggertakkan giginya. Dia mengepal tangannya dengan keras.

Dia harus membayar mahal hanya demi untuk menyingkirkan Hamdan. Hal ini tentu saja di luar prediksinya.

Walaupun Hamdan akhirnya binasa, tetapi Tanto juga mengalami cedera yang sangat parah. (Tak ada yang tahu bahwa Hamdan selamat kecuali Fitri).

Dalam situasi seperti ini, maka yang mendapatkan keuntungan tanpa memiliki resiko apapun hanyalah Dewi.

Sejak kejadian hari itu, Tanto tidak pernah bertemu Dewi lagi.

Tanto yakin, Dewi pasti sudah mendapat kabar tentang dirinya yang masih dirawat di Rumah Sakit.

Sebagai partner, seharusnya Dewi datang menjenguknya untuk sekedar melihat kondisinya tapi kenyataan berkata lain. Dewi tak pernah muncul lagi.

Tanto hanya bisa memaki dalam hati karena dia kini menyadari bahwasanya, Dewi telah memanfaatkannya dengan sengaja memancing dendamnya terhadap Hamdan.

'Awas kamu wanita yang licik! Aku tidak akan melepaskanmu dengan mudah.' Geram Tanto.

Tiba-tiba Papanya masuk ke ruangan dengan tergesa-gesa.

"Tanto cepat katakan! Siapa yang telah mencelakakan kamu?!"

"Papa akan membalas kepada orang tersebut dua kali lipat." Dia mengepalkan tinjunya.

Ini bukan lah kali pertama dia bertanya kepada anaknya tapi tak pernah Tanto jawab.

Memang pada awalnya Tanto tidak ingin menceritakan apa yang telah terjadi.

Karena bagaimanapun juga tindakannya adalah salah, yaitu ingin melenyapkan nyawa seseorang.

Ini merupakan tindak kejahatan dan hukumannya terlalu besar yang harus Tanto tanggung.

Tapi kondisinya saat ini berbeda.

Papanya bertanya di saat Tanto sedang marah kepada Dewi yang telah memanfaatkannya untuk membinasakan Hamdan.

Oleh karena itu tanpa pikir panjang Tanto langsung berkata kepada papanya.

"Dewi yang telah menyakitiku, Pa. Dia mengupah beberapa orang untuk mengeroyokku sehingga aku cedera seperti ini."

"Tapi Papa perlu hati-hati! Soalnya Dewi adalah orang yang licik dan dia pasti punya alibi sehingga jika Papa ingin menekannya, bukan perkara yang mudah."

Terpopuler

Comments

Doni Gunawan

Doni Gunawan

lanjutkan

2025-01-14

0

Aldohade Aldo Kabayan

Aldohade Aldo Kabayan

apakah hamdan sudah besar jadi penyanyi dangdut😅🤣

2025-01-12

3

Chepy Rhaya Rukmana

Chepy Rhaya Rukmana

baru nyadar dia..

2024-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 Tidak Berbakat
2 Penghinaan
3 Fitri
4 Kuota
5 Diusir dari Panti
6 Penjaga Gudang
7 Munculnya Harimau Putih
8 Undangan Dewi
9 Konspirasi
10 Binasa???
11 Hadiah Tersembunyi
12 Pertolongan
13 Cinta Ditolak
14 Bertemu Harimau Putih
15 Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16 Andaikan Kamu Punya Handphone
17 Merasa Bersalah
18 Kekuatan Cinta
19 Hukuman
20 Kecewa
21 Mengundurkan Diri
22 Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23 Perlunya Ilmu Kebatinan
24 Ingin Balas Dendam
25 Sudah Tiada?
26 Terbongkar
27 Masalah Bertubi-tubi
28 Daftar Nama Cabang Silat
29 Proses Pembukaan Mata Batin
30 Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31 Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32 Perasaan Dewi
33 Perjalanan Jiwa
34 Kalah dengan Sangat Cepat
35 Didiskualifikasi
36 Pertarungan
37 Berjuang Sendirian
38 Babak Final
39 Curang
40 Mulai Serius
41 Hukum Rimba
42 Latihan Rutin
43 Menghina
44 Tidak Terima
45 Istirahat Selama Tiga Tahun
46 Dendam Kesumat
47 Tawaran dari Pak Rico
48 Menolong Buk Sonia
49 Membujuk
50 Mengobati Karmila 1
51 Tanto Yang Malang
52 Sepupu Yang Menyebalkan
53 Kesembuhan Karmila
54 Penyergapan
55 Melaksanakan Misi Perdana
56 Membuat Kenangan
57 Hadiah
58 Perkelahian di Simpang Pusara
59 Cemburu?
60 Latihan dimulai
61 Tarung
62 Aturan
63 Tuduhan
64 Dikeluarkan dari Tim
65 Bos Jang
66 Diguna-guna?
67 Dipanggil Kembali
68 TTM
69 Keberangkatan
70 Di Dalam Perjalanan
71 Latihan Menjelang Pertandingan
72 Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73 Kesalahpahaman Yang Disengaja
74 Babak Penyisihan
75 Berakhirnya Babak Penyisihan
76 Semi Final Dimulai
77 Masuk Final
78 Tuk Megat
79 Pertandingan Final 1
80 Pertandingan Final 2
81 Pertandingan Final Selesai
82 Seni Regu
83 Keadaan Memburuk
84 Medali Emas Kedua
85 Bang Dino Yang Sekarat
86 Konflik di Rumah Sakit
87 Tiga Medali Emas
88 Malam Yang Menyeramkan
89 Pertolongan Yang Ditolak
90 Pulang
91 Amelia
92 Menginap di Tanjung Buton
93 Salah Paham
94 Tiba di Selat Panjang
95 Telaga Bening
96 Bermain Api
97 Ilmu Pelet
98 Usir Dia Sekarang
99 Pingsan
100 Misi Gagal
101 Pertarungan Yang Adil
102 Bos Aheng Merugi
103 Dilarang Bertindak
104 Musibah Dalam Perjalanan
105 Terlambat
106 Duel
107 Ada Udang Disebalik Bakwan
108 Penggerebekan
109 Rencana Curang
110 Pelatihan khusus
111 Menghasut
112 Menuju Bengkalis
113 Masalah Keluarga
114 Dua Orang Pengganti
115 Satu Lawan Dua
116 Evaluasi
117 Evaluasi Yang Tak Jadi
118 Hilang Ingatan
119 Serangan?
120 Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121 Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122 Perjalanan Ke Bandung
123 Permintaan
124 Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125 Pertandingan dimulai
126 Perkuat Markas atau Pindah
127 Mimpi Aneh
128 Meditasi Mendalam
129 Tragis
130 Kecewa
131 Diskualifikasi
132 Melawan Serangan Tenaga Dalam
133 Final Seni Tunggal
134 Menuju Impian
135 Pengumuman
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Tidak Berbakat
2
Penghinaan
3
Fitri
4
Kuota
5
Diusir dari Panti
6
Penjaga Gudang
7
Munculnya Harimau Putih
8
Undangan Dewi
9
Konspirasi
10
Binasa???
11
Hadiah Tersembunyi
12
Pertolongan
13
Cinta Ditolak
14
Bertemu Harimau Putih
15
Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16
Andaikan Kamu Punya Handphone
17
Merasa Bersalah
18
Kekuatan Cinta
19
Hukuman
20
Kecewa
21
Mengundurkan Diri
22
Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23
Perlunya Ilmu Kebatinan
24
Ingin Balas Dendam
25
Sudah Tiada?
26
Terbongkar
27
Masalah Bertubi-tubi
28
Daftar Nama Cabang Silat
29
Proses Pembukaan Mata Batin
30
Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31
Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32
Perasaan Dewi
33
Perjalanan Jiwa
34
Kalah dengan Sangat Cepat
35
Didiskualifikasi
36
Pertarungan
37
Berjuang Sendirian
38
Babak Final
39
Curang
40
Mulai Serius
41
Hukum Rimba
42
Latihan Rutin
43
Menghina
44
Tidak Terima
45
Istirahat Selama Tiga Tahun
46
Dendam Kesumat
47
Tawaran dari Pak Rico
48
Menolong Buk Sonia
49
Membujuk
50
Mengobati Karmila 1
51
Tanto Yang Malang
52
Sepupu Yang Menyebalkan
53
Kesembuhan Karmila
54
Penyergapan
55
Melaksanakan Misi Perdana
56
Membuat Kenangan
57
Hadiah
58
Perkelahian di Simpang Pusara
59
Cemburu?
60
Latihan dimulai
61
Tarung
62
Aturan
63
Tuduhan
64
Dikeluarkan dari Tim
65
Bos Jang
66
Diguna-guna?
67
Dipanggil Kembali
68
TTM
69
Keberangkatan
70
Di Dalam Perjalanan
71
Latihan Menjelang Pertandingan
72
Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73
Kesalahpahaman Yang Disengaja
74
Babak Penyisihan
75
Berakhirnya Babak Penyisihan
76
Semi Final Dimulai
77
Masuk Final
78
Tuk Megat
79
Pertandingan Final 1
80
Pertandingan Final 2
81
Pertandingan Final Selesai
82
Seni Regu
83
Keadaan Memburuk
84
Medali Emas Kedua
85
Bang Dino Yang Sekarat
86
Konflik di Rumah Sakit
87
Tiga Medali Emas
88
Malam Yang Menyeramkan
89
Pertolongan Yang Ditolak
90
Pulang
91
Amelia
92
Menginap di Tanjung Buton
93
Salah Paham
94
Tiba di Selat Panjang
95
Telaga Bening
96
Bermain Api
97
Ilmu Pelet
98
Usir Dia Sekarang
99
Pingsan
100
Misi Gagal
101
Pertarungan Yang Adil
102
Bos Aheng Merugi
103
Dilarang Bertindak
104
Musibah Dalam Perjalanan
105
Terlambat
106
Duel
107
Ada Udang Disebalik Bakwan
108
Penggerebekan
109
Rencana Curang
110
Pelatihan khusus
111
Menghasut
112
Menuju Bengkalis
113
Masalah Keluarga
114
Dua Orang Pengganti
115
Satu Lawan Dua
116
Evaluasi
117
Evaluasi Yang Tak Jadi
118
Hilang Ingatan
119
Serangan?
120
Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121
Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122
Perjalanan Ke Bandung
123
Permintaan
124
Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125
Pertandingan dimulai
126
Perkuat Markas atau Pindah
127
Mimpi Aneh
128
Meditasi Mendalam
129
Tragis
130
Kecewa
131
Diskualifikasi
132
Melawan Serangan Tenaga Dalam
133
Final Seni Tunggal
134
Menuju Impian
135
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!