Bertemu Harimau Putih

Hamdan menghela nafas. Dia tidak bisa terus begini. Dia memang tidak bisa berobat ke Rumah Sakit karena terkendala biaya dan tidak mau ditemukan oleh Dewi dan Tanto cs.

Bukan berarti juga dia akan pasrah. Besok sepulang sekolah, Fitri telah berjanji akan mengantarnya ke tukang urut.

Kata Fitri, orang itu bisa mengobati tulang yang patah. Makanya Hamdan sedikit berharap akan hal itu.

Jika teringat tentang Dewi mau pun Tanto cs, mau tak mau, Hamdan akan mengatup giginya dengan rapat.

Hamdan tidak lagi mempunyai rasa dendam terhadap mereka. Sejak kejadian kemaren, mentalnya sudah berubah.

Walau pun tekad Hamdan untuk membalas perbuatan kepada mereka masih tetap ada, hanya saja keinginan tersebut bukan lagi berlandaskan dengan dendam dan nafsu amarah tapi dia ingin melakukan semua itu karena ingin menegakkan kebenaran dan menghapus segala keangkara murkaan.

Sungguh besar ambisinya bagaikan Pahlawan.

Pada hal Hamdan bukan lah siapa-siapa.

Jangan kan Pahlawan, Pahlawan kesiangan pun dia tidak masuk kategori.

Setelah minum melalui sedotan, Hamdan dengan susah payah kembali berbaring.

Setelah dirasa posisinya pas, Hamdan mulai memejamkan matanya dan dia tertidur dengan perlahan.

...****************...

Hamdan langsung tergegau saat mendapati seekor Harimau Putih besar yang berdiri di hadapannya.

Bagai mana bisa ada Harimau sebesar ini.

Tidak! Tunggu dulu!

Selat Panjang kan tanah jantan. Bukan tanah raya. Seharusnya tidak ada Harimau di sini.

Hamdan sangat ketakutan, seluruh tubuhnya gemetar.

'Tamat lah sudah.' Gumam Hamdan dalam hati.

Hamdan melihat sekeliling, dia berada si tepi sungai yang berbatu-batu.

Sekitar lima puluh meter dari tempatnya saat ini, air terjun menjulang tinggi.

Namun airnya jatuh dengan perlahan sehingga tidak menimbulkan suara yang keras.

Hamdan patah semangat. Jalan lari semuanya sudah tertutup sehingga tidak ada harapan lagi.

Hamdan memberikan diri menatap mata Harimau Putih itu dan berkata dengan setenang yang dia bisa.

"Mohon izin, Tuk. Kalau boleh bertanya, ada gerangan apa kah Datuk datang ke sini? Jika tidak ada apa-apa, izinkan cucu numpang lewat."

(Tuk\=Datuk, adalah sebutan kepada penunggu sebuah hutan atau tempat angker lainnya sebagai bentuk sopan santun agar tidak terkena tulah/kutukan)

Hamdan dengan tubuh setengah membungkuk melewati Harimau Putih itu dan berusaha pergi dari saja secepat yang dia bisa.

Jantungnya hampir copot dan nafasnya serasa mau putus.

"Hmm....anak keturunan sekarang adab serta sopan santunnya kian hari kian berkurang. Merasa paling benar, yang lebih tua tidak dihargai lagi, tata krama semakin hilang. Hmm...jika terus begini, apa yang mau terjadi nanti."

Hamdan yang baru berjalan sekira empat langkah sontak terkejut. Dia segera berpaling ke belakang.

Tidak ada sesiapa pun di sana kecuali si Harimau Putih besar yang sekarang tampak duduk tanpa memerdulikan keadaan sekitar.

"S-siapa kah yang bicara?"

Hamdan termasuk salah seorang remaja yang bernyali besar.

Namun saat mendengar suara tanpa wujud, membuat jantungnya bergetar juga.

Harimau Putih itu menoleh kan kepalanya.

"Apa kah kamu tidak pernah diajarkan sopan santun dan tata krama kepada yang lebih tua, Cu?"

Hamdan tergegau.

"D-atuk yang bi-cara?"

"Jika bukan aku siapa lagi hah?"

Harimau Putih itu kembali mendengus.

"Jika tidak mengenang kamu adalah keturunan aku, tak sudi aku melihat kamu lagi."

Melihat Harimau Putih itu tampak tersinggung, Hamdan pun beringsut maju.

"Assalamu'alaikum, Tuk. Maaf karena cucu sudah bertindak tidak sopan."

Hamdan adalah remaja yang cerdik. Ot*k tak kalah encer dibandingkan dengan teman-temannya yang mendapat juara satu.

Hanya karena dia belajar tidak maksimal ditambah lagi bahan pendukung tidak memadai sehingga nilainya kalah dibandingkan yang lain.

Hamdan memberanikan diri mengulur tangannya untuk bersalaman.

Dari ucapan Harimau Putih tadi, dia tahu bahwa Harimau Putih itu tidak bermaksud untuk mencelakainya.

Paling tidak untuk saat ini, dia tidak akan dimakan oleh Harimau Putih itu.

"He he he...."

"Tidak buruk! Tidak buruk."

Harimau Putih itu terkekeh senang. Tentu saja dia tahu akal bulus si Hamdan, tapi dia tetap menjulurkan tangan kanannya.

Hamdan terkejut, tapi dia cepat-cepat mengubah ekspresinya dan menyalami serta mencium tangan Harimau Putih itu.

Ternyata bau tangan Harimau Putih itu wangi. Seperti bau kayu cendana.

"Duduk lah cucuku!"

Harimau putih itu memandang Hamdan dengan tatapan lembut

"Tidak terlalu buruk, dalam usia semuda ini kamu telah mampu untuk mengendalikan hatimu, mengendalikan emosimu, juga mampu mengendalikan amarahmu dan pikiran kamu menjadi lebih dewasa dibandingkan umurmu."

"Kamu telah mampu menghilangkan rasa untuk balas dendam demi tujuan yang lebih luas."

"Makanya kamu bisa menemui aku lebih cepat dari waktu yang ditentukan."

"Perkiraan awal, kamu baru bisa menemui aku jika sudah berumur dua puluh lima tahun."

"Namun takdir berkata lain, dirimu siap jauh lebih cepat dibandingkan prediksiku."

"Bagus! Hal ini sebenarnya sangat bagus. Lebih cepat akan lebih baik. Tentu saja hal ini tergantung pada dirimu, wahai cucuku."

"Jangan sampai nafsu amarah mempengaruhi pikiranmu dan merusak hatimu."

"Jadikanlah kebenaran sebagai tujuan hidupmu."

"Dan jangan pernah untuk berbuat jahat dan bertoleransi atas kejahatan. Apa kah kamu bisa memahami dan meresapinya wahai cucuku?"

Insya Allah, bisa, Tuk."

Harimau putih itu tanpak puas dan mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia bukan hanya percaya pada ucapan Hamdan tapi dia juga mampu melihat kedalaman hati Hamdan sehingga tidak ada yang bisa Hamdan sembunyikan dari padanya.

"Kalau boleh tahu, siapakah Datuk ini dan apa hubungan dengan cucu?"

Hamdan memberanikan diri untuk bertanya.

"Mengenai jati diriku untuk saat ini kamu tidak perlu tahu wahai cucunya."

"Yang perlu kamu tahu adalah bahwa kita masih merupakan satu keturunan."

"Jadi anggap saja aku adalah Datukmu yang sebenarnya."

"Ketahui lah sebenarnya ratusan tahun yang lalu, keluarga kita mempunyai ilmu silat, ilmu salat dan ilmu pengobatan untuk sekedar menjaga diri dan keluarga."

"Mengapa dikatakan silat? Karena silat tidak ada tanpa salat. Oleh karena itu cucuku, jika kamu ingin mempelajari ilmu warisan leluhur ini, yang pertama dan utama, kamu harus taat kepada Yang Maha Kuasa."

"Jangan sampai kamu meninggalkan salat walau apapun yang terjadi!"

"Kira-kira, sanggupkah kamu wahai cucuku?"

"Insya Allah, cucu sanggup, Tuk dan cucu mohon bimbingannya."

Hamdan berkata dengan mantap

Jika pertanyaan serupa ditanyakan sebelum terjadinya musibah yang menimpa dirinya, maka dia dengan spontan akan menolaknya.

Bagai mana dia bisa untuk melaksanakan salat lima waktu sedangkan dia masih muda, masih berdarah panas, suka hura-hura.

Namanya juga masih di masa-masa pubertas, untuk beribadah tentunya sangat sulit, apalagi jika tidak ada yang membimbing dan mengawasinya.

Terpopuler

Comments

Doni Gunawan

Doni Gunawan

lanjut

2025-01-14

1

Zainal Patta

Zainal Patta

harimau punya tangan, kok bisa?

2024-09-20

0

MasWan

MasWan

mimpikah atau nyata?

2024-09-18

0

lihat semua
Episodes
1 Tidak Berbakat
2 Penghinaan
3 Fitri
4 Kuota
5 Diusir dari Panti
6 Penjaga Gudang
7 Munculnya Harimau Putih
8 Undangan Dewi
9 Konspirasi
10 Binasa???
11 Hadiah Tersembunyi
12 Pertolongan
13 Cinta Ditolak
14 Bertemu Harimau Putih
15 Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16 Andaikan Kamu Punya Handphone
17 Merasa Bersalah
18 Kekuatan Cinta
19 Hukuman
20 Kecewa
21 Mengundurkan Diri
22 Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23 Perlunya Ilmu Kebatinan
24 Ingin Balas Dendam
25 Sudah Tiada?
26 Terbongkar
27 Masalah Bertubi-tubi
28 Daftar Nama Cabang Silat
29 Proses Pembukaan Mata Batin
30 Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31 Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32 Perasaan Dewi
33 Perjalanan Jiwa
34 Kalah dengan Sangat Cepat
35 Didiskualifikasi
36 Pertarungan
37 Berjuang Sendirian
38 Babak Final
39 Curang
40 Mulai Serius
41 Hukum Rimba
42 Latihan Rutin
43 Menghina
44 Tidak Terima
45 Istirahat Selama Tiga Tahun
46 Dendam Kesumat
47 Tawaran dari Pak Rico
48 Menolong Buk Sonia
49 Membujuk
50 Mengobati Karmila 1
51 Tanto Yang Malang
52 Sepupu Yang Menyebalkan
53 Kesembuhan Karmila
54 Penyergapan
55 Melaksanakan Misi Perdana
56 Membuat Kenangan
57 Hadiah
58 Perkelahian di Simpang Pusara
59 Cemburu?
60 Latihan dimulai
61 Tarung
62 Aturan
63 Tuduhan
64 Dikeluarkan dari Tim
65 Bos Jang
66 Diguna-guna?
67 Dipanggil Kembali
68 TTM
69 Keberangkatan
70 Di Dalam Perjalanan
71 Latihan Menjelang Pertandingan
72 Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73 Kesalahpahaman Yang Disengaja
74 Babak Penyisihan
75 Berakhirnya Babak Penyisihan
76 Semi Final Dimulai
77 Masuk Final
78 Tuk Megat
79 Pertandingan Final 1
80 Pertandingan Final 2
81 Pertandingan Final Selesai
82 Seni Regu
83 Keadaan Memburuk
84 Medali Emas Kedua
85 Bang Dino Yang Sekarat
86 Konflik di Rumah Sakit
87 Tiga Medali Emas
88 Malam Yang Menyeramkan
89 Pertolongan Yang Ditolak
90 Pulang
91 Amelia
92 Menginap di Tanjung Buton
93 Salah Paham
94 Tiba di Selat Panjang
95 Telaga Bening
96 Bermain Api
97 Ilmu Pelet
98 Usir Dia Sekarang
99 Pingsan
100 Misi Gagal
101 Pertarungan Yang Adil
102 Bos Aheng Merugi
103 Dilarang Bertindak
104 Musibah Dalam Perjalanan
105 Terlambat
106 Duel
107 Ada Udang Disebalik Bakwan
108 Penggerebekan
109 Rencana Curang
110 Pelatihan khusus
111 Menghasut
112 Menuju Bengkalis
113 Masalah Keluarga
114 Dua Orang Pengganti
115 Satu Lawan Dua
116 Evaluasi
117 Evaluasi Yang Tak Jadi
118 Hilang Ingatan
119 Serangan?
120 Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121 Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122 Perjalanan Ke Bandung
123 Permintaan
124 Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125 Pertandingan dimulai
126 Perkuat Markas atau Pindah
127 Mimpi Aneh
128 Meditasi Mendalam
129 Tragis
130 Kecewa
131 Diskualifikasi
132 Melawan Serangan Tenaga Dalam
133 Final Seni Tunggal
134 Menuju Impian
135 Pengumuman
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Tidak Berbakat
2
Penghinaan
3
Fitri
4
Kuota
5
Diusir dari Panti
6
Penjaga Gudang
7
Munculnya Harimau Putih
8
Undangan Dewi
9
Konspirasi
10
Binasa???
11
Hadiah Tersembunyi
12
Pertolongan
13
Cinta Ditolak
14
Bertemu Harimau Putih
15
Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16
Andaikan Kamu Punya Handphone
17
Merasa Bersalah
18
Kekuatan Cinta
19
Hukuman
20
Kecewa
21
Mengundurkan Diri
22
Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23
Perlunya Ilmu Kebatinan
24
Ingin Balas Dendam
25
Sudah Tiada?
26
Terbongkar
27
Masalah Bertubi-tubi
28
Daftar Nama Cabang Silat
29
Proses Pembukaan Mata Batin
30
Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31
Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32
Perasaan Dewi
33
Perjalanan Jiwa
34
Kalah dengan Sangat Cepat
35
Didiskualifikasi
36
Pertarungan
37
Berjuang Sendirian
38
Babak Final
39
Curang
40
Mulai Serius
41
Hukum Rimba
42
Latihan Rutin
43
Menghina
44
Tidak Terima
45
Istirahat Selama Tiga Tahun
46
Dendam Kesumat
47
Tawaran dari Pak Rico
48
Menolong Buk Sonia
49
Membujuk
50
Mengobati Karmila 1
51
Tanto Yang Malang
52
Sepupu Yang Menyebalkan
53
Kesembuhan Karmila
54
Penyergapan
55
Melaksanakan Misi Perdana
56
Membuat Kenangan
57
Hadiah
58
Perkelahian di Simpang Pusara
59
Cemburu?
60
Latihan dimulai
61
Tarung
62
Aturan
63
Tuduhan
64
Dikeluarkan dari Tim
65
Bos Jang
66
Diguna-guna?
67
Dipanggil Kembali
68
TTM
69
Keberangkatan
70
Di Dalam Perjalanan
71
Latihan Menjelang Pertandingan
72
Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73
Kesalahpahaman Yang Disengaja
74
Babak Penyisihan
75
Berakhirnya Babak Penyisihan
76
Semi Final Dimulai
77
Masuk Final
78
Tuk Megat
79
Pertandingan Final 1
80
Pertandingan Final 2
81
Pertandingan Final Selesai
82
Seni Regu
83
Keadaan Memburuk
84
Medali Emas Kedua
85
Bang Dino Yang Sekarat
86
Konflik di Rumah Sakit
87
Tiga Medali Emas
88
Malam Yang Menyeramkan
89
Pertolongan Yang Ditolak
90
Pulang
91
Amelia
92
Menginap di Tanjung Buton
93
Salah Paham
94
Tiba di Selat Panjang
95
Telaga Bening
96
Bermain Api
97
Ilmu Pelet
98
Usir Dia Sekarang
99
Pingsan
100
Misi Gagal
101
Pertarungan Yang Adil
102
Bos Aheng Merugi
103
Dilarang Bertindak
104
Musibah Dalam Perjalanan
105
Terlambat
106
Duel
107
Ada Udang Disebalik Bakwan
108
Penggerebekan
109
Rencana Curang
110
Pelatihan khusus
111
Menghasut
112
Menuju Bengkalis
113
Masalah Keluarga
114
Dua Orang Pengganti
115
Satu Lawan Dua
116
Evaluasi
117
Evaluasi Yang Tak Jadi
118
Hilang Ingatan
119
Serangan?
120
Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121
Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122
Perjalanan Ke Bandung
123
Permintaan
124
Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125
Pertandingan dimulai
126
Perkuat Markas atau Pindah
127
Mimpi Aneh
128
Meditasi Mendalam
129
Tragis
130
Kecewa
131
Diskualifikasi
132
Melawan Serangan Tenaga Dalam
133
Final Seni Tunggal
134
Menuju Impian
135
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!